Bola.com, Jakarta - Pelatih Shin Tae-yong sempat membuat kejutan terkait ancaman mundur dari Timnas Indonesia. Pernyataan itu diungkapkan Shin Tae-yong karena desakan mundur dari masyarakat terhadap Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan.
Desakan mundur yang digaungkan masyarakat terhadap Mochamad Iriawan muncul pasca-tragedi Kanjuruhan. Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu dianggap wajib bertanggung jawab terkait tragedi kemanusiaan yang menewaskan 135 orang itu.
Namun, belakangan Iriawan berharap Shin Tae-yong untuk tidak ikutan mundur. Iriawan berharap Shin Tae-yong terus menukangi Timnas Indonesia karena punya kualitas yang menjanjikan selama ini.
Berbicara mengenai sejarah, pergantian rezim di PSSI memang selalu memakan korban terhadap pelatih Timnas Indonesia. Mulai kontraknya yang tidak diperpanjang hingga sederet masalah ajaib yang memaksa mereka untuk angkat kaki.
Lantas, siapa saja pelatih Timnas Indonesia yang pernah berselisih dengan kepengurusan baru PSSI? Berikut ini lima pelatih yang jadi korban pergantian rezim di PSSI.
Alfred Riedl
PSSI pernah berselisih dengan Alfred Rield pada awal 2011. Ketika itu, pelatih asal Austria dipecat setelah membantu Timnas Indonesia meraih peringkat kedua di Piala AFF 2010.
Ketua Umum PSSI saat itu, Djohar Arifin, menyebut Alfred Riedl dikontrak oleh pengusaha Indonesia, Nirwan Bakrie. Ketika itu memang PSSI dan kompetisi sepak bola Indonesia sedang mengalami dualisme.
Alfred Riedl juga sempat dituduh melakukan provokasi ke pemain Timnas Indonesia yang sudah dilatih Wim Rijsbergen dengan melakukan pertemuan ilegal.
PSSI yang berganti kepengurusan kembali menunjuk Alfred Rield pada dua edisi lagi, yakni 2013-2014 dan 2016.
Luis Manuel Blanco
Luis Manuel Blanco juga masuk daftar pelatih yang berselisih dengan PSSI. Pelatih asal Argentina ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia menggantikan Alfred Rield pada 7 Februari 2013.
Namun, Luis Manuel Blanco mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan setelah dipecat tak sampai satu bulan setelah dikontrak. Penyebabnya adalah beberapa Anggota Eksekutif (Exco) kabarnya tak mengetahui penunjukkan Luis Manuel Blanco sehingga PSSI meralat kontraknya.
Luis Manuel Blanco tak terima dengan perlakukan tidak profesional dari PSSI. Bahkan, ketika itu Luis Manuel Blanco sempat melaporkan pemecatan tersebut kepada Kedutaan Besar Argentina di Indonesia.
Wim Rijsbergen
PSSI pernah berselisih dengan Wim Rijsbergen pada 2011. Ketika itu, PSSI memecat Wim Rijsbergen pada 2012 setelah 182 hari meracik Timnas Indonesia.
Ketika itu, Timnas Indonesia menelan rentetan hasil negatif di Kualifikasi Piala Dunia 2014. Selain itu, kabarnya PSSI juga memecat karena sang pelatih tak cocok dengan pemain Timnas Indonesia.
Para pemain melakukan mogok setelah kabarnya dimaki oleh Wim Rijsbergen usai kalah 0-2 dari Bahrain. Meskipun dipecat, Wim tetap bekerja untuk PSSI di posisi lain yakni Direktur Teknik.
Luis Milla
Drama antara Luis Milla dan PSSI terjadi usai Asian Games 2018. Ketika itu, Timnas Indonesia U-23 asuhan Luis Milla gagal melangkah jauh di ajang empat tahunan tersebut.
PSSI tak puas dengan pencapaian Luis Milla yang jauh dari target. Kontraknya pun akhirnya tidak diperpanjang.
Namun, ketika itu ada perbedaan pendapat antara Anggota Eksekutif (Exco) dengan Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi. Menurut Edy, pihaknya siap memperpanjang kontrak Luis Milla, namun yang bersangkutan tidak mau datang ke Indonesia memenuhi panggilan PSSI.
Simon McMenemy
PSSI kembali berselisih dengan pelatih Timnas Indonesia pada 2019. Ketika itu, jabatan tersebut dimiliki Simon McMenemy.
Rentetan hasil negatif Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022 membuat isu pemecatan terhadap Simon McMenemy mengemuka. PSSI kemudian menuruti kemauan publik dengan memberhentikan pelatih asal Skotlandia itu.
Namun, PSSI tidak secara gamblang melakukan pemecatannya. Untuk menyiasatinya, Simon McMenemy dikondisikan masih menemani Timnas Indonesia dalam laga tandang ke Malaysia, meski hanya duduk di bangku penonton.