Bola.com, Jakarta - Final Piala Dunia 2014 menjadi satu di antara momen mendebarkan dalam sejarah event empat tahunan tersebut. Bertempat di Maracana, Timnas Argentina dan Timnas Jerman berhadapan.
Argentina yang kala itu ditukangi Alejandro Sabella melangkah ke partai puncak setelah melumat Belanda 4-2 via adu penalti di semifinal. Sedangkan Jerman yang diarsiteki Joachim Löw menggiling tuan rumah Brasil dengan skor mengerikan, 7-1.
Argentina di atas angin. Itu bukan karena mereka memang dijagokan sejak awal turnamen, tapi juga Tim Tango punya sosok monster bernama Lionel Messi. Empat tahun sebelumnya di Afrika Selatan, Jerman menggebuk Argentina empat gol tanpa balas di babak perempat final.
Messi Terluka
Kekalahan tersebut tentunya sangat melukai Messi, juga rakyat Argentina. Kini saatnya menuntaskan dendam. Namun, duel tak berjalan seperti yang diharapkan La Albiceleste.
Gol yang diharapkan tak jua hadir. Padahal, selain Messi, Sabella juga menurunkan penyerang kelas wahid macam Gonzalo Higuain, Ezequiel Lavezzi, dan Enzo Pérez. Jerman juga tampil ngotot. Philipp Lahm dkk meladeni permainan galak Argentina dengan sabar namun terukur ala panser di palagan pertempuran.
Strategi Oke
Tepat pada menit ke-88, Löw menarik keluar Miroslav Klose. Mario Götze masuk. Hingga babak normal usai, tak ada gol yang tercipta.
Laga yang menguras tenaga dan emosi itu kemudian dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu. Pada menit ke-113, petaka yang tak diharapkan itupun terjadi. Gawang Argentina yang dikawal Sergio Romero dijebol Götze.
Berdiri bebas di kotak penalti, Götze menyambut umpan lambung Andre Schurrle. Punya teknik tinggi, sang pemain mungil mengontrol bola dengan dada sebelum akhirnya menaklukkan Romero dengan tendangan kaki kiri. Gol!
Tak Ada Keajaiban
Jerman bersorak kegirangan. Angela Merkel, Kanselir Jerman saat itu, yang hadir di antara ribuan fans Jerman di Maracana, juga hanyut dalam kegembiraan. Di kubu sebelah, kesedihan mendalam begitu menyiksa Argentina.
Tak ada keajaiban. Juara Piala Dunia 1978 dan 1986 itu kalah 0-1. Semua menangis, terlebih Messi. Belakangan terkuak, Götze tampil beringas dan penuh percaya diri karena beberapa saat sebelum masuk menggantikan Klose, gelandang 30 tahun yang kini bermain untuk Eintracht Frankfurt itu mendapat bisikan maut dari Löw.
Isi Bisikan
Apa kata Löw? "Dia berbisik ke telingaku, tunjukkan kepada dunia bahwa Anda lebih baik dari Messi," kata Götze, mengenang. Löw paham betul, Götze memang membutuhkan suntikan semangat.
Soalnya, saat di momen bersejarah itu, Götze masih berusia 23 tahun. Mantan pemain Bayern Munchen itu juga bukan starter. Sebagai pemain muda yang minim pengalaman di pentas seganas Piala Dunia, di partai final pula, Götze tentunya butuh asupan wejangan dari sang pelatih.
Itulah yang dilakukan Löw. Eks juru taktik Panser Eropa itu berhasil membawa Jerman ke singgasana juara melalui lesakan Götze. Danke, Götze!
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda