Bola.com, Jakarta - Sejauh ini, Erling Haaland tampil kinclong di Manchester City. Eks Borussia Dortmund itu menjadi predator yang sangat mengerikan di Liga Inggris dan Liga Champions 2022/2023.
Di panggung Premier League saja, pemilik paspor Norwegia itu sudah mengemas 18 gol. Termasuk sebiji golnya ke gawang Fulham beberapa waktu lalu yang berakhir dengan kemenangan 2-1.
Berkat Sentuhan
Sukses Haaland tersebut tentunya tak lepas dari sentuhan serta arahan sang pelatih, Pep Guardiola. Namun, nun jauh dari Italia, tak ada angin tak ada hujan, Zlatan Ibrahimovic, striker AC Milan, menasihati Haaland agar berhati-hati terhadap Guardiola.
"Bisakah Guardiola membuat Haaland lebih baik? Tergantung ego Guardiola. Apakah dia membiarkan Haaland menjadi lebih besar darinya atau tidak," kata Ibra, dilansir The Guardian.
Ibra Sewot?
Lho, kok Ibra sewot gitu? "Karena dia tidak membiarkan saya menjadi lebih besar," tegas Ibra. Ternyata, luka lama menguap kembali. Hal itu terjadi beberapa purnama lalu, tepatnya pada musim 2009/2010.
Saat itu, Ibra dan Guardiola masih sama-sama berada di bawah bendera Barcelona. Area ini yang satu pemain, yang satu lagi pelatih.
Ibra memesona. Sang bomber yang diboyong dari Inter Milan mampu mendulang 21 gol sepanjang musim itu. Namun, lama kelamaan, Ibra merasa kalau Guardiola menjadikannya sebagai "pelayan" bagi Lionel Messi.
Sejak Dulu
Messi memang pemain bintang dan idola fans Blaugrana. Ibra mahfum itu. Akan tetapi, dia menganggap Guardiola terlalu mengistimewakan La Pulga. Terbukti, Guardiola kerap memakai formasi 4-5-1 dengan Messi sebagai sentral serangan.
Protes Ibra sama sekali tak digubris Giordiola. Pep merespons sungut-sungut Ibra dengan membuangnya sebagai pemain pinjaman ke Milan.
Tetap Bersinar
Di Milan, Ibra tetap bersinar. I Rossoneri mengganjar Ibra dengan kontrak permanen. Dua musim bersama Milan, 2010-2012, si jangkung nan kekar itu mengepak 56 gol dari 85 laga di semua kompetisi.
Dia ikut mengantarkan AC Milan memenangkan Serie A 2010/2011. Mantan Direktur Pemasaran Barcelona, Marc Ingla, mencoba mengurai mengapa Giordiola sampai tega mendekap Ibra.
Andai Bersatu
"Messi mungkin membutuhkan lebih banyak ruang. Zlatan mengambil terlalu banyak. Ada sedikit gesekan. Saya percaya itu," kata Ingla. Bila dilihat dari pencapaian Ibra dan Messi di Barcelona, keduanya duet maut.
Lima gelar yang dihasilkan Tim Catalan kala itu adalah bukti jika keduanya pasangan serasi. Seharusnya, ketika mereka tetap bersatu, bakal semakin banyak trofi di lemari Barcelona.