Bola.com, Jakarta - Sriwijaya FC pernah menjadi kekuatan di sepak bola Indonesia. Salah satu musim terbaik SFC terjadi pada musim 2011/2012.
Saat itu, Sriwijaya FC menjadi juara Indonesia Super League (ISL). Laskar Wong Kito tampil apik sepanjang musim. Mereka mampu mengumpulkan 79 poin dari 34 laga.
Satu di antara sosok kunci keberhasilan Sriwijaya FC saat itu adalah Kas Hartadi. Pria berusia 51 tahun tersebut memang menjadi pelatih kepala Sriwijaya FC ketika itu.
Kepada kanal YouTube Sport77 Official, Kas Hartadi membeberakan satu rahasia yang diterapkan saat itu. Perubahan kecil yang membuat SFC tampil ganas.
"Saat itu tim dihuni komposisi lama, pemain banyak yang lama. Saya tinggal meneruskan aja. Saya ubah cara-cara psikologis saja, karena semua pemain hebat saja," katanya.
Dari Tegang Jadi Santai
Pada musim sebelumnya, Sriwijaya FC ditukangi Ivan Kolev. Eks pelatih Timnas Indonesia itu dikenal sebagai sosok yang tegas dan sangat disiplin.
Kas belajar banyak dari Kolev, sebab saat itu ia menjadi asisten sosok asal Belarusia itu. Kas Hartadi tak mau menerapkan sistem kepelatihan yang sama dengan Kolev.
"Dari Ivan Kolev yang tegang, saya bikin santai. Ya saya mengubah suasana," ungkapnya.
"Saya sendiri pernah menjadi pemain, kalau kita tidak merasa nyaman, kita tidak bisa bermain bagus.
Tetap Bertanggung Jawab
Skuad Sriwijaya FC saat itu memang dihuni banyak pemain bintang. Ada Firman Utina dan Ponaryo Astaman di lini tengah.
Keith Kayamba Gumbs dan Hilton Moreira menjadi kekuatan di lini depan. Belum lagi sayap-cepat seperti Muhammad Ridwan dan Supardi Nasir.
Meski menerapkan kebijakan yang santai, Kas Hartadi menyatakan para pemain Sriwijaya FC harus tetap bertanggung jawab. Mereka harus tampil maksimal di setiap laga.
"Boleh santai, tapi di pertandingan harus menang. Pemain tentu sudah sadar itu, ingin main bagus, dan ingin memenangkan pertandingan," jelas pelatih yang kini menukangi tim muda Dewa United itu.
Sudah Pikirkan Selebrasi
Sriwijaya FC di musim 2011/2012 memang superior. Di sepanjang musim itu, mereka hanya kalah lima kali saja.
Di sepanjag musim, para pemain Sriwijaya FC bermain dengan nyaman. Tak jarang mereka melakukan selebrasi unik setelah mencetak gol.
Kas menyebut selebrasi unik itu datang bukan tanpa alasan. Ia yang menyuruh Ponaryo Astaman dkk. untuk memikirkan selebrasi itu sebelum pertandingan dimulai.
"Saya percaya kalian itu pemain hebat semua, sekarang kita pikirkan selebrasi dulu saja," ujar Kas.
Terjebak di Kasta Kedua
Sayangnya trofi Liga Super Indonesia 2011/2012 menjadi gelar liga terakhir yang diraih Sriwijaya FC. Mereka harus terdegradasi ke Liga 2 sejak musim 2018.
Sampai saat ini, Sriwijaya FC masih terjebak di kasta kedua liga. Bahkan, beberapa kali mereka sempat dilanda masalah finansial.
Pada Liga 2 2022/2023, Sriwijaya FC tergabung di Wilayah Barat. SFC sejauh ini menempati posisi ketiga dengan 11 poin dari enam laga.