Bola.com, Jakarta - Terpilihnya kepengurusan baru di PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) yang merupakan operator kompetisi, tidak terlepas dari pro dan kontra di kalangan stakeholder sepak bola nasional khususnya untuk jabatan Direktur Utama.
Hal itu disampaikan Founder Football Institute, Budi Setiawan menyikapi terpilihnya Ferry Paulus sebagai Direktur PT LIB menggantikan Akhmad Hadian Lukita yang menjadi tersangka kasus insiden Stadion Kanjuruhan.
Ferry Paulus terpilih dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dihadiri 17 klub (minus Persis Solo) di Hotel Sultan, Selasa (15/11/2022).
"Ada pro kontra dari hasil RUPSLB, meskipun hasilnya sudah dapat diprediksi sebelumnya. Misalnya Ferry Paulus menjadi Dirut LIB. Semua orang bola kenal Ferry Paulus, dia populer," kata Budi Setiawan kepada Bola.com, Rabu (16/11/2022).
"Meskipun banyak juga yang meragukan kapasitas dan kapabilitasnya mengantarkan LIB hingga KLB PSSI pada 16 Februari 2023," lanjutnya.
Tugas Berat Ferry Paulus dan Jajaran
Tugas berat Ferry Paulus dan jajaran pengurus baru, kata Budi Setiawan sudah menunggu. Dan hal itu bukanlah pekerjaan mudah, apalagi sudah menyangkut kelanjutan kompetisi Liga 1 yang sudah tertunda satu bulan lebih.
Budi Menyebut, Ferry Paulus dan jajaran baru pengurus di PT LIB jangan hanya sekedar memberikan opsi tanggal kapan kompetisi dilanjut tapi tidak punya plan yang jelas.
"Tugas beratnya tentu adalah bagaimana kompetisi bisa berjalan dan keuangan pemegang saham (18 klub liga1) dapat terjamin di tengah ketidakpastian kapan Liga 1 lanjut lagi,"
"Jangan hanya sekadar memberikan opsi tanggal kapan kompetisi lanjut, tapi tanpa planning jelas. Bagaimana cara meyakinkan pemerintah dan kepolisian itu adalah PR besarnya. Apakah direksi PT LIB punya tips dan triknya?," ujarnya.
Isu Conflict of Interest
Yang paling menarik, kata Budi Setiawan munculnya isu conflict of interest yang kemungkinan besar menjadi perbincangan di kalangan suporter.
Pasalnya, masih kata Budi, dari beberapa pengurus baru ada perwakilan dari klub kontestan Liga 1. Soal isu tersebut, Budi menyarankan PT LIB dan PSSI memberikan edukasi kepada kalangan suporter agar mereka tidak gagal paham.
"Isu conflict of interest pasti beredar di mata suporter khususnya karena yg duduk di direksi dan komisaris LIB semuanya orang klub," kata Budi Setiawan.
"Tentu ini harus diberikan edukasi kepada pihak diluar pssi dan LIB, agar suporter tidak gagal paham. Jangan sampai karena tidak ada penjelasan ini ke publik malah membuat pengurus baru tidak bekerja maksimal," ungkapnya.
Muka Baru
Meskipun begitu Budi Setiawan mengapresiasi keberaan muka-muka baru di jajaran pengurus PT LIB.
"Angin segarnya adalah di anggota komisaris ada wajah baru seperti Ardian Satya Negara (Dewa United), Roofi Ardian (Rans Nusantara)," kata Budi Setiawan.
"Sehingga mereka yang relatif baru dan dianggap bukan orang lama ini dapat menjadi pengawas terhadap berjalannya kompetisi yang bersih, pengelolaan yang transaparan dan akuntable," Budi Setiawan mengakhiri pembicaraan.