Bola.com, Jakarta - Pembalap Ducati Lenovo Team, Francesco Bagnaia, mengaku belum mengambil keputusan apa pun soal nomor balap yang akan ia pakai pada 2023 setelah menjuarai MotoGP 2022. Sebagai catatan, Bagnaia selalu pakai nomor 63 sejak debutnya di MotoGP pada 2019.
Nomor 1 hanya boleh dipakai sang juara dunia bertahan. Namun, beberapa pembalap menolak memakai nomor tersebut. Yang memulai tren ini adalah Barry Sheene, yang menjuarai GP500 pada 1976 dan 1977. Ia menolak menanggalkan nomor 7 yang sudah identik dengannya.
Valentino Rossi mengikuti jejak Sheene dan selalu pakai nomor 46. Marc Marquez (93) juga mengikuti jejak ini, begitu pula Joan Mir (36) dan Fabio Quartararo (20).
Jorge Lorenzo (99) pernah memakai nomor 1, tetapi menolak memakai nomor itu lagi usai meraih gelar MotoGP yang kedua dan ketiga.
Bakal Pikir Masak-Masak
Bagnaia, yang juga murid Rossi di VR46 Riders Academy, mengaku kepada The Race bahwa ini adalah dilema yang 'spesial'. Namun, ia belum ambil keputusan.
"Soal ini... Saya senang bisa dapat masalah macam ini! Jujur saja, ini sesuatu yang harus benar-benar saya pikirkan," ujarnya.
"Sudah jelas tak semua orang bisa pakai nomor satu. Namun, memakai nomor satu juga memberi banyak tekanan kepada Anda. Saya selalu menyukai para rider yang pakai nomor satu. Jadi, kita lihat saja nanti. Sulit untuk mengambil keputusan ini," lanjut rider Italia tersebut.
Alasan Joan Mir dan Fabio Quartararo Tolak Pakai #1
Uniknya, nomor 1 juga seolah jadi sebuah kutukan di MotoGP. Pasalnya, sejak 1999, belum ada lagi rider yang mampu mempertahankan gelarnya di kelas para raja saat memakai nomor itu. Rider terakhir yang berhasil melakukannya adalah Mick Doohan di GP500 1998.
Dua juara dunia 2020 dan 2021, yakni Mir dan Quartararo, punya alasan tersendiri mengapa mereka ogah memakai nomor 1 setahun setelah juara. Mir menyatakan penolakannya itu sebagai simbol bahwa kerja kerasnya di MotoGP belum usai dan tak ingin cepat puas atas prestasinya.
Di lain sisi, Quartararo menyatakan bahwa, meski ia jadi juara dunia pada 2021, nomor 1 tidak mewakili jati dirinya. "Nomor 20 adalah nomor yang sudah saya pakai sejak awal, dan itu tanggal lahir saya. Atas alasan itulah saya memakainya," ujarnya lewat MotoGP.com.
"Kita takkan lihat nomor itu di motor saya, karena saya memulai balapan dengan 20 dan saya merasa tak seperti rider nomor satu. Saya akan tetap pakai 20 sampai pengujung karier, karena nomor itulah yang bikin saya ingin mulai balapan pada usia empat tahun. Itu nomor yang spesial bagi saya," tutup rider Prancis ini.
Sumber: The Race, MotoGP
Disadur dari: Bola.net (Anindhya Danartikanya, published 16/11/2022)