Wakanda Vs Talokan di Piala Dunia 2022 : Siapa Saja Mereka ?

oleh Choki Sihotang diperbarui 19 Nov 2022, 15:09 WIB
Belanda memliki jersey kandang dengan warna oren. Warna ikonik itu diilhami oleh wangsa asal Willem van Oranje yang kemudian dikenal sebagai Bapak Bangsa Belanda. Corak tersebut digunakan oleh Willem ketika memimpin perang kemerdekaan melawan Spanyol pada periode 1568 hingga 1648. Awalnya, Oranye merupakan salah satu dari tiga bagian warna bendera mereka. Hingga 1937, warna itu secara resmi digantikan dengan merah seperti kita kenal saat ini. (AP/Peter Dejong)

Bola.com, Jakarta - Alio Cisse kini benar-benar bisa bernafas lega. Juru taktik Senegal itu dapat kabar baik terkait kondisi terkini pemain andalannya, Sadio Mane. "Dia tak membutuhkan operasi," kata Cisse, dilansir BBC.

Sayang, kegembiraan itu langsung berujung kesedihan. Yup, Sadio Mane tak sanggup meneruskan kiprahnya ke Piala Dunia 2022. Kini, seluruh rakyat Senegal tengah menangis.

Advertisement

Mane mendapat perawatan setelah mendapat cedera betis saat membeka Bayern Munchen, kontra Werder Bremen dalam lanjutan Bundesliga 2022/2023 beberapa waktu lalu. Kemenangan 6-1 Die Roten harus dibayar mahal dengan cederanya Mane pada menit ke-21.

Senegal memang tak bisa tanpa Mane. Pemain berusia 30 tahun itu merupakan nyawa Lions of Teranga di Piala Dunia 2022. Berbekal pengalaman dan skilnya yang luar biasa, Mane diharapkan bisa mendongkrak wibawa Senegal di kenduri tertinggi empat tahunan kali ini.

 

2 dari 7 halaman

Tiada Mane

Penyerang Senegal, Sadio Mane berselebrasi usai mencetak gol ke gawang Burkina Faso pada pertandingan semifinal Piala Afrika 2022 di stadion Ahmadou Ahidjo di Yaounde, Kamerun, Kamis (3/2/2022). Senegal menang atas Burkina Faso 3-1 dan lolos ke final. (AP Photo/Themba Hadebe)

Selain Mane, Senegal sebenarnya masih punya deretan "singa" lainnya. Mereka yang bakal menggantikan peran Mane antara lain Edouard Mendy (Chelsea), Kalidou Koulibaly (Chelsea), Fode Ballo Toure (AC Milan), Pape Matar-Sarr (Tottenham Hotspur), dan Bamba Dieng (Olympique Marseille).

Tapi, bis dibilang, Mane tak hanya sekadar andalan tapi juga sekaligus motor serangan. Ketiadaan Mane membuat Senegal dalam kondisi berbahaya saat harus bersaing dengan Qatar, Ekuador, dan Belanda.

Mereka layak disebut sebagai kuda hitam. Ini merupakan Piala Dunia ketiga bagi Senegal setelah 2002 dan 2018. Selain Senegal, mari kita lihat empat peringkat kekuatan lainnya yang juga berpotensi membuat kejuatan di Qatar nanti, dilansir Sportskeeda.

 

3 dari 7 halaman

Timnas Kroasia

Luka Modrić menjadi pemain dengan caps terbanyak di Grup F. Ia tercatat telah membuat 154 penampilan bersama Timnas Kroasia. Modric dan kolega sering menjadi kuda hitam di Piala Dunia. Terakhir, mereka berhasil sampai final pada 2018 namun dikalahkan oleh Prancis. Kini, Modric masih berseragam Real Madrid sejak 2012 silam. (AFP/Karin Jaafar)

Empat tahun lalu di Rusia, tak banyak yang menjagokan Kroasia di Piala Dunia 2018. Namun, secara mengejutkan, mereka justru meroket ke final.

Jika saja mereka bisa mengalahkan Prancis di partai puncak, maka Vatreni masuk daftar negara yang pernah memenangkan Piala Dunia. Meski begitu, posisi 'runner up' juga sudah sejarah bagi mereka.

Berbekal pencapaian spektakuler tersebut, Luka Modric dkk masih menjadi ancaman mengerikan bagi para pesaing. Khususnya tiga rivalnya di Grup F yaitu Belgia, Kanada, dan Maroko.

 

4 dari 7 halaman

Timnas Belanda

Daley Blind merupakan pemain dengan caps terbanyak di Timnas Belanda, yaitu 94 caps. Ia pernah berseragam Manchester United setelah diboyong dari Ajax Amsterdam pada tahun 2014. Bersama Setan Merah, Blind berhasil memenangi banyak gelar bergengsi. (AFP/Kenzo Tribouillard)

Bosan dijuluki tim spesialis runner up, kini saatnya Belanda berjaya. Kegagalan di final 1974, 1978, dan 2010 membuat Louis van Gaal dan pasukannya bertekad mengakhiri kutukan turun temurun.

Ditilik dari kedalaman skuad, Der Oranje sungguh oke. Lihat, di starting XI misalnya ada Memphis Depay, Frenkie de Jong, Virgil van Dijk, Matthijs De Light, juga Cody Gakpo.

 

5 dari 7 halaman

Timnas Denmark

Christian Eriksen berhasil mencetak satu gol pada laga comeback-nya bersama Timnas Denmark. Namun, gol Eriksen gagal menghindarkan Denmark dari kekalahan 2-4 kontra Belanda di Johan Cruyff Arena, Minggu (27/3/2022) dini hari WIB. (AP Photo/Peter Dejong)

Ancaman serius Tim Dinamit. Di bawah polesan Kasper Hjulmand, Denmark berkembang pesat. Di Euro 2022 lalu, mereka melaju ke babak semifinal.

Di pentas UEFA Nations League 2022/2023, secara mengejutkan mereka dua kali mengalahkan Prancis di babak penyisihan. Dijejali nama-nama beken seperti Christian Eriksen, Andreas Christensen, serta Pierre-Emile Hojbjerg, Denmark bertekad tak ingin sekadar numpang lewat.

Hal itu akan mereka buktikan dalam tiga laga di Grup D kontra Prancis, Australia, dan Tunisia.

 

6 dari 7 halaman

Timnas Jerman

Jersey Timnas Jerman didominasi dengan warna putih. Padahal, warna bendera mereka berwarna hitam-merah-kuning. Putih dekathui berarasal dari warna nasional Prussia yaitu putih dan hitam disertai logo elang bermahkota. Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB) juga lahir pada era Prussia (1908) sehingga secara historis sudah mengenakan jersey putih-hitam sebelum Republik Federasi Jerman berdiri pada 1945. (AFP/Ben Stansall)

Okelah, Jerman tak masuk daftar tim unggulan laiknya Prancis, Belanda, Belgia, Brasil, dan Argentina. Akan tetapi, Panser Eropa tak boleh dipandang sebelah mata.

Kegagalan demi kegagalan dalam beberapa tahun terakhir menjadi cambukan bagi para penggawa Die Mannschaft untuk kembali ke podium utama. Hansi Flick, sang pelatih, paham betul keterpurukan di Piala Dunia 2018 masih sangat membekas di hati pendukung Jerman.

Namun, mereka pastinya sudah melupakan memori kelam tersebut. Jika bisa melewati hadangan di Grup E yang berisikan Spanyol, Kosta Rika, dan Jepang, kans Jerman menuju final kian terbuka lebar.

7 dari 7 halaman

Berita Terkait