Bola.com, Jakarta - Timnas Amerika Serikat mengawali laga pembukanya di Grup B Piala Dunia 2022 dengan cukup memuaskan. Bertandingan melawan Wales, AS nyaris menang sebelum akhirnya harus puas bermain imbang 1-1.
Tim Paman Sam sempat leading lebih dulu pada menit ke-36 lewat bintangnya, Christian Pulisic. Sayang, tiga poin yang sudah berada di depan mata kontan sirna setelah veteran Wales, Gareth Bale, menyamakan skor via tendangan penalti pada menit ke-82.
Perjalanan masih panjang dan berliku tajam. Namun, Pulisic dkk setidaknya bisa sedikit rileks karena menginap di Hotel Marsa Malaz Kempinski, The Pearl - Doha. Tempatnya aduhai indahnya. Bayangkan, hotel megah ini terletak di pulau buatan.
"Luar biasa", kata gelandang Brenden Aaronson. "Ini kelas dunia," imbuhnya.
Kebutuhan Terpenuhi
Pemain AS lainnya, Kellyn Acosta, mengungkapkan hal yang sama. "Koki kami telah melakukan pekerjaan yang luar biasa. Kami memiliki semua yang kami butuhkan. Itu luar biasa," katanya penuh takjub.
Selama Piala Dunia, satu kamar standar berharga $5.163 per malam. Istana ini memiliki spa berornamen, "lampu gantung tiram" yang besar, dan marmer di mana-mana.
7 Restoran, Empat Bar, Kolam Renang Luar Ruangan dan Lapangan Dayung
AS sudah lama mengincar tempat ini, bahkan dua tahun sebelum mereka memastikan diri lolos ke putaran final Piala Dunia 2022.
Pada September 2019, FIFA memberi pilihan kepada PSSI-nya AS untuk memilih tempat yang akan mereka huni.
Pelatih kepala Gregg Berhalter dan direktur administrasi lama Sepak Bola AS Tom King memutuskan pergi ke Qatar untuk melihat langsung tempat-tempat yang dianggap pas untuk para penggawa The Stars & Stripes.
"Kami berusaha keras untuk membuatnya akomodatif, menciptakan lingkungan yang biasa digunakan para pemain. Kami ingin berada di sini untuk waktu yang lama. Jadi kami ingin membuatnya nyaman untuk mereka," kata Berhalter, terkait lamanya mereka menentukan tempat menginap.
Mutiara Senilai Rp235 Miliar
Kempinski terletak di lahan terpencil seluas kira-kira 1.000 hektar yang, dua dekade lalu, tidak ada.
Daerah itu, saat itu, adalah dataran lumpur sub-littoral yang dihuni oleh rumput laut, bunga karang, udang, cacing, kerang, dan siput”.
Pada tahun 2004, Qatar membangun “cofferdam” dan membangun “tanah reklamasi” baik di bawah maupun di atas permukaan laut.
Delapan belas tahun kemudian, setelah menghabiskan biaya Rp235 Miliar, tempat ini menjadi destinasi kaum berkantong tebal Qatar dan turis dari penjuru dunia, khususnya Eropa.
Jalan utamanya, Pearl Boulevard, berkelok melewati pantai buatan manusia dan jalan kayu. Ada kanal yang dimaksudkan untuk meniru Venesia di Italia.
Ada klub kapal pesiar dan kawasan dengan nama Eropa yang mewah. Ada apartemen kelas atas dan tanaman hijau yang terawat dengan baik.
Dengan kemewahan dan kenyamanan, AS siap melangkah lebih jauh di Piala Dunia 2022 seperti di edisi 1930. Kala itu, AS mampu merangsek sampai semifinal.
Meski berat, tak ada yang tak mungkin di sepak bola. Terbukti, Argentina yang diprediksi bakal tampil garang jusrtu tumbang 1-2 dari Arab Saudi.
Liputan Khusus Piala Dunia 2022
Piala Dunia 2022 - Ilustrasi Liputan Langsung Pesta Bola 2022_2 (Bola.com/Adreanus Titus)