Negara Qatar menjadi perhatian sejagat raya setelah berstatus tuan rumah Piala Dunia 2022. Sekarang, negara kaya raya Timur Tengah itu sedang berusaha menjamu jutaan tamu dari berbagai negara.
Ada fakta yang sangat kontras beberapa tahun lalu. Tepatnya pada 2017, 15 negara memutus hubungan diplomatik dengan Qatar karena tufuhan mendukung terorisme.
Qatar diblokade oleh tetangga, mulai Arab Saudi, Mesir, Maladewa, Bahrain, Yordania, hingga Uni Emirat Arab. Bahkan sampai benua Afrika, yakni Senegal dan Chad.
Yang paling berpengaruh tentu yang berbatasan langsung baik darat maupun udara, yakni Saudi, Bahrain, dan UEA.
Saat itu, beberapa negara yang memutuskan hubungan diplomatik, juga mendesak FIFA untuk mencabut status Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
Pengalaman Jurnalis Bola.com
Jurnalis Bola.com, Wiwig Prayugi, yang pernah singgah di Qatar pada 2017, menceritakan pengalaman mengunjungi Doha saat krisis diplomatik itu.
“Dulu Bandara Doha lumayan sepi. Sebelum diblokade, maskapai mereka mengangkut rombongan umrah dan haji. Setelah tak bisa masuk Arab Saudi, tidak ada penumpang umrah atau haji lewat Doha,” kata Wiwig.
Wiwig singgah di Qatar dalam perjalanan menuju Belanda kala itu. Ia merasakan suasana berbeda saat Qatar diblokade oleh negara tetangga. Maskapai Qatar tak bisa melewati wilayah udara Bahrain, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
“Rutenya jadi sedikit lebih jauh lewat Iran. Waktu saya berangkat baru 11 negara yang memblokir Qatar. Dulu penerbangan kalau tidak salah biasanya lewat Saudi. Saya sempat deg-degan juga karena ini ada konflik besar kan,” lanjutnya.
Perjalanan Tetap Lancar
Wiwig bersyukur perjalanan ke Amsterdam dengan Qatar Airways berjalan lancar. Ia bahkan mengikuti tur gratis ke Doha dari maskapai itu saat transit lebih dari 18 jam.
“Iya dulu programnya gratis dan kita bisa masuk Qatar tanpa urus visa. Saat itu belum berlaku free visa bagi pemegang paspor Indonesia,” katanya.
"Tapi saya sempat cemas setelah itu, karena paspor sudah ada cap in-out Qatar. Eh beneran ditanya detail waktu di perbatasan darat Armenia-Georgia dua tahun kemudian. Di imigrasi ditanya ngapain ke Qatar, ya saya jawab transit sambil day tour, aman ternyata," lanjut Wiwig.
Yang terasa saat Qatar diblokade adalah harga-harga kebutuhan pokok sangat mahal. Maklum, Qatar biasanya mengimpor bahan pokok dari Arab Saudi. Hubungan perdagangan dengan Saudi pun macet saat itu.
"Ngopi di cafe saja bisa Rp200 ribu, ya mungkin memang rate harganya segitu kali ya, buat saya jelas kemahalan hahaha," kata Wiwig.
Nasib Timnas Qatar saat Krisis Diplomatik
Krisis diplomatik Qatar berimbas langsung ke tim nasional, dua tahun berselang saat Piala Asia 2019 yang digelar di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Tak ada hubungan diplomatik, otomatis pemain Qatar melalui jalur khusus untuk tampil di UEA.
Rombongan Timnas Qatar pergi dan pulang lewat negara lain yang masih punya hubungan diplomatik.
Setelah laga final, mereka tidak bisa langsung meninggalkan Abu Dhabi menuju Doha. Almoez Ali dkk. pulang ke Doha melalui Muscat, Oman.
Dilempar Sandal di Abu Dhabi, Juara Piala Asia 2019
Di Piala Asia, Qatar justru mempermalukan dua negara yang memutuskan hubungan diplomatik tersebut, yakni Arab Saudi dan UEA. Qatar mengalahkan Arab Saudi 2-0 pada babak penyisihan Grup E.
UEA lebih parah. Pasukan Felix Sanchez mampu mempermalukan tuan rumah pada babak semifinal dengan skor 4-0.
Pemain Timnas Qatar merasakan tegangnya laga itu. Usai pertandingan, mereka dilempari botol air mineral, sepatu, hingga sandal oleh fans rival.
Qatar menjadi juara Piala Asia 2019 setelah mengalahkan Jepang 3-1. Itu merupakan gelar perdana The Maroon. Tim itulah yang menjadi cikal bakal skuad di Piala Dunia 2022.
Sayangnya, Qatar kandas dari Ekuador pada laga perdana saat menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Sejarah Itu Tercipta
Senegal menjadi negara pertama yang membuka kembali hubungan diplomatik dengan Qatar pada 2017.
Akhirnya, pada Januari 2021, krisis diplomatik Qatar dan tetangganya bisa selesai atas bantuan Kuwait dan Amerika Serikat, yang menghasilkan perjanjian Al-‘Ula untuk perdamaian negara-negara Teluk.
Sejarah itu akhirnya tercipta di tahun 2022. Qatar menjadi negara timur tengah pertama yang menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Qatar juga mencetak sejarah sebagai negara penyelenggara ajang Piala Dunia pertama yang berlangsung pada musim dingin.
Qatar tentunya banyak berubah saat ini. Salah satunya transportasi umum. Kini negara tetangga Arab Saudi sudah memiliki Qatar Metro.
Pantauan Bola.com di sini, masyarakat Qatar sangat bangga negaranya bisa mencetak sejarah. "Kami menunggu 12 tahun sampai akhirnya bisa benar-benar menggelar Piala Dunia 2022," kata seorang warga Qatar, Aveen Ahmad.
Bangun Stadion Baru
Qatar memang sangat niat untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Bukan cuma membangun MRT Metro Doha, mereka juga menyiapkan banyak stadion baru.
Dari total delapan stadion, enam di antaranya memang dibangun khusus untuk Piala Dunia 2022.
Pemerintah Qatar juga mempercantik kota dari membuat ruang terbuka hijau sampai membangun penginapan.
So, selamat bereuforia warga Qatar. Kalian memang layak!
Liputan Langsung dari Qatar