Bola.com, Jakarta - Hari membahagiakan untuk Jordi Amat dan Sandy Walsh akhirnya datang juga. Kedua pemain keturunan tersebut akhirnya sah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) setelah mengambil sumpah kewarganegaraan pada 17 November lalu.
Proses naturalisasi dua pemain tersebut memang telah ditunggu pelatih Shin Tae-yong. Pria asal Korea Selatan tersebut menilai keduanya bisa meningkatkan soliditas di pertahanan tim Merah Putih.
Pelatih yang akrab disapa STY tersebut sepertinya belum puas dengan kinerja lini belakang Indonesia. Itu sebabnya, PSSI diminta menyegerakan proses alih kewarganegaraan keduanya untuk menambah kekuatan jelang Piala AFF 2022.
Kehadiran mereka sepertinya bakal mengubah cara bermain Indonesia. Saat ini, STY sering menggunakan skema tiga bek sejajar dengan tambahan dua wing-back yang biasanya diisi oleh duo Asnawi Mangkualam Bahar dan Pratama Arhan.
Lantas, bagaimana perubahan taktikal yang mungkin terjadi dengan keberadaan kedua pemain tersebut? Apakah tepat bila keduanya langsung menjadi pemain utama Timnas Indonesia? Bola.com coba mengulasnya untuk Anda.
Langsung Geser Pemain Lokal?
Hadirnya Jordi Amat dan Sandy Walsh bakal memicu 'konflik internal' di Timnas Indonesia. Posisi keduanya saat ini dikuasai oleh para pemain lokal yang terbilang berjasa membawa Indonesia menembus putaran final Piala Asia 2023.
Rachmat Irianto dan Fachruddin Wahyudi Aryanto jelas jadi dua nama yang paling terusik dengan kehadiran keduanya. Asnawi Mangkualam Bahar pun mungkin juga merasa demikian lantaran memiliki pesaing baru di pos bek kanan.
Jika STY memilih menempatkan pemain 'barunya' ini sebagai starter, Sandy jelas bakal menggeser posisi Asnawi sebagai fullback kanan atau wing-back kanan. Irianto pun tak lagi punya kesempatan untuk mengisi pos tersebut.
Sementara Jordi mungkin akan mengambil satu tempat yang reguler ditempati Fachruddin. Pemain asal Madura United itu jadi yang paling rentan tergeser lantaran usianya yang sudah tak lagi muda.
Jika Butuh Adaptasi, Andalkan Pemain Lawas
Meski begitu, memaksakan mereka bermain tanpa 'mengenal' permainan rekan-rekannya yang lain, berpotensi menghadirkan huru-hara di pertahanan. Faktor komunikasi bukan hal yang bisa ditawar dalam menggalang lini belakang.
Bagi seorang penjaga gawang, tentu jauh lebih mudah mengoordinir pemain di depannya yang sudah sama-sama saling memahami. Melakukan perubahan di tengah jalan akan menimbulkan kekacauan yang sejatinya bisa dihindari.
Bila keduanya gagal beradaptasi dengan cepat, STY tentu tak punya pilihan lain selain mengandalkan muka-muka lama. Apalagi para pemain lawas ini sudah memahami benar gaya bermain yang diinginkannya dalam skema tiga maupun empat bek.
Starting XI (Dengan Duo Naturalisasi)
- Kiper: M. Riyandi
- Bek: Sandy Walsh, Jordi Amat, Elkan Baggott, Pratama Arhan
- Gelandang: Marc Klok, Rachmat Irianto, Ricky Kambuaya
- Penyerang: Witan Sulaeman, Dimas Drajad, Saddil Ramdani
Starting XI (Tanpa Duo Naturalisasi)
- Kiper: M. Riyandi
- Bek: Fachruddin Wahyudi Aryanto, Rizky Ridho, Elkan Baggott
- Gelandang: Asnawi Mangkualam Bahar, Marselino Ferdinan, Ricky Kambuaya, Pratama Arhan
- Penyerang: Witan Sulaeman, Dimas Drajad, Saddil Ramdani
Daftar Pemain Timnas Indonesia
Kiper:
- Nadeo Arga Winata
- Muhammad Riyandi
- Syahrul Trisna
Belakang:
- Asnawi Mangkualam
- Elkan Baggott
- Jordi Amat
- Sandy Walsh
- Fachruddin Aryanto
- Rizky Ridho
- Muhammad Ferarri
- Pratama Arhan
- Hansamu Yama
- Andy Setyo
- Edo Febriansyah
Tengah:
- Marc Klok
- Syahrian Abimanyu
- Marselino Ferdinan
- Rachmat Irianto
- Ricky Kambuaya
- Dzaky Asraf
- Yakob Sayuri
- Witan Sulaeman
- Egy Maulana Vikri
- Saddil Ramdani
Depan:
Baca Juga
Sempat Diterpa Kritik di Piala AFF 2024, Arkhan Fikri Mencoba Bangkit: Bikin Assist saat Arema FC Menang di Markas Semen Padang
2 Penggawa Timnas Indonesia, Kevin Diks dan Maarten Paes Bakal Ngaso sampai Februari 2025: Libur Panjang Nih!
Kepada Media Korsel, Erick Thohir Mengaku Sangat Menghormati Prestasi Shin Tae-yong di Timnas Indonesia
- Dimas Drajad
- Muhammad Rafli
- Dendy Sulistyawan
- Ramadhan Sananta