Bola.com, Jakarta - Richarlison merebut sorotan di Piala Dunia 2022 setelah melempem di Tottenham Hotspur.
Awalnya, banyak fans Brasil yang mempertanyakan keputusan Tite memboyong Richarlison ketimbang Roberto Firmino yang tampil lumayan di Liverpool.
Terjebak dalam bayang-bayang Harry Kane, Richarlison yang flamboyan telah mengambil kesempatannya untuk menjadi pusat perhatian di panggung di Qatar.
Brasil melibas Serbia, Richarlison mencetak dua gol dalam laga itu. Namanya pun langsung berkibar.
Momen ajaib Richarlison datang setelah impian Piala Dunianya diragukan ketika ia mengalami cedera betis bermain untuk Tottenham dalam pertandingan Liga Inggris melawan Everton pada Oktober.
"Empat minggu lalu saya menangis, ragu apakah saya akan tampil. Itu sepadan dengan semua upaya yang saya lakukan untuk pemulihan saya. Tiga sesi sehari. Saya bertekad untuk datang ke Piala Dunia," katanya.
Pembuktian
Richarlison tidak pernah menghindar dari pusat perhatian. Dia akan kembali menjadi spotlight setelah Brasil kehilangan Neymar untuk babak penyisihan grup.
Richarlison akan menjadi pemain utama dalam pertandingan Grup G kedua melawan Swiss.
Tanpa Neymar, Tite memiliki banyak opsi menyerang untuk dipilih. Richarlison, Vinicius Junior, Gabriel Jesus, Raphinha, Antony, Gabriel Martinelli dan Rodrygo semuanya bersaing memperebutkan tempat di starting line-up Selecao.
Tetapi tidak seperti di Tottenham, di mana ia kalah bersaing dengan Kane, Richarlison telah diberi beban untuk menyediakan sumber utama gol Brasil. Ini adalah tanggung jawab yang dengan senang hati dipikul oleh Richarlison saat Brasil mengejar gelar juara dunia pertama mereka sejak 2002.
Kehidupan Keras
Impian Richarlison tentang kejayaan Piala Dunia dipicu di lapangan tanah Todos os Santos, tempat ia pertama kali bermain sepak bola saat masih kecil.
Setelah orang tuanya bercerai, kepribadian keras Richarlison muncul saat dia menjual es krim, memetik biji kopi, dan mencuci mobil untuk membantu ibunya, yang melakukan beberapa pekerjaan untuk menafkahi keluarga.
Ditolak oleh klub Brasil Avai dan Figueirense saat remaja, Richarlison akhirnya mendapatkan kesempatannya bersama America Mineiro sebelum potensi besarnya terlihat oleh Fluminense dan kemudian Watford.
Pelatih Brasil, Tite menempatkan Richarlison sebagai finisher terbaiknya, tetapi insting predator itu belum terlihat di Tottenham.
Lebih Nyaman di Timnas
Hanya dua gol dari 15 penampilannya musim ini jauh di bawah apa yang diharapkan Antonio Conte dari pemain yang produktif di Everton dan telah mencetak 19 gol dalam 39 caps untuk Brasil.
Richarlison mengakui lebih konsisten dengan Brasil.
"Saya tidak tahu apakah Anda bisa mencium bau gol, tetapi dengan tim nasional saya mencetak gol," kata Richarlison.