Terobosan Taktik Sepak Bola di Piala Dunia 2022: Tiki Taka Semakin Usang

oleh Wahyu Pratama diperbarui 02 Des 2022, 14:24 WIB
Pelatih Spanyol, Luis Enrique (kedua kanan) merayakan kemenangan atas Kosta Rika dengan para pemain pada pertandingan grup E Piala Dunia 2022 Qatar di Stadion Al Thumama di Doha, Qatar, Rabu (23/11/2022). Spanyol menang atas Kosta Rika dengan skor 7-0. (AP Photo/Julio Cortez)

Bola.com, Jakarta - Asisten pelatih Persis Solo, Rasiman, menilai kejutan-kejutan yang terjadi di Piala Dunia 2022 merupakan imbas dari perubahan taktik yang terjadi di sepak bola. Skema 4-3-3 yang dulu begitu diagung-agungkan, kini terlihat usang.

Pakem itu merupakan warisan dari Timnas Spanyol pada 2010. Dengan kombinasi Sergio Busquets, Xavi Hernandez, dan Andres Iniesta di lapangan tengah, La Furia Roja mampu berjaya di pentas dunia.

Advertisement

Namun seiring berjalannya waktu, banyak pelatih yang mulai menanggalkan strategi yang menitikberatkan pada penguasaan bola tersebut. Mereka kini lebih senang bermain dengan umpan-umpan vertikal ke depan.

Pakem permainan pun kembali beragam dengan munculnya kekuatan dari formasi tiga bek. Taktik yang dulunya sempat ditinggalkan kini juga mendadak jadi tren baru untuk mengakomodir permainan cepat tersebut.

"Sepak bola sekarang makin sulit diprediksi. Hampir semua tim yang dulunya menggunakan 4-3-3 kembali ke skema tradisional 3-5-2," ungkapnya.

 

2 dari 4 halaman

Tim Kecil Enggak Ada Takut-Takutnya

Superstar Argentina Lionel Messi meninggalkan lapangan setelah timnya kalah 1-2 dari Arab Saudi pada pertandingan pembuka Grup C Piala Dunia 2022 Qatar di Stadion Lusail, Lusail, Selasa, 22 November 2022. (AP Photo/Natacha Pisarenko)

Pelatih asal Banjarnegara itu meyakini apa yang terjadi di Piala Dunia 2022 bukan sebuah kebetulan. Bermain terbuka melawan tim raksasa kini bukanlah hal yang tabu.

"Sekarang hampir semua tim kecil yang dulu parkir bus melawan tim besar, kini berani menekan. Kayak Arab Saudi versus Argentina. Arab Saudi yang biasanya stay, berani datang dan melakukan challenge," paparnya.

Rasiman juga melihat adanya perbedaan kejutan di Piala Dunia 2018 dengan apa yang terjadi di Qatar. Ia menganggap kejutan yang dibuat perwakilan Asia dan Afrika di Piala Dunia 2022 seperti sudah direncanakan dengan matang.

"Biasanya tim kecil bermain counter attack. Seperti Korea Selatan yang menang lawan Jerman (di Piala Dunia 2018). Mereka menang bukan karena apa, lebih karena lawan lengah. Tetapi sekarang enggak, Arab Saudi saja main dengan defensive line tinggi," terangnya.

 

3 dari 4 halaman

Pengaruh Perkembangan Teknologi

Para pemain Prancis merayakan kemenangan 2-1 atas Denmark dalam pertandingan grup D Piala Dunia 2022 Qatar di Stadion 974 di Doha, Qatar, Sabtu, 26 November 2022. Prancis jadi tim pertama yang lolos ke Babak 16 Besar Piala Dunia 2022. (AP Photo/Martin Meissner)

Mantan juru racik Madura United tersebut juga melihat ada peran perkembangan teknologi yang membuat pelatih semakin terbantu. Dengan terbukanya akses informasi, mereka mendapatkan input terbaik untuk merancang strategi jitu.

FIFA memang memperkenalkan banyak terobosan baru di Piala Dunia 2022. Satu di antaranya memberikan akses aplikasi FIFA Player yang memungkinkan pemain melihat kinerjanya selepas pertandingan dengan banyak data dan metrik intelejen.

"Mungkin dengan terbukanya sistem informasi yang semakin canggih, tim makin mudah mendapatkan analisa lawan. Head coach bisa menentukan berbagai macam taktikal yang kira-kira akan merepotkan lawan," tandasnya.

4 dari 4 halaman