Bola.com, Jakarta - Asisten pelatih Persis Solo, Rasiman, menilai kejutan-kejutan yang terjadi di Piala Dunia 2022 merupakan imbas dari perubahan taktik yang terjadi di sepak bola. Skema 4-3-3 yang dulu begitu diagung-agungkan, kini terlihat usang.
Pakem itu merupakan warisan dari Timnas Spanyol pada 2010. Dengan kombinasi Sergio Busquets, Xavi Hernandez, dan Andres Iniesta di lapangan tengah, La Furia Roja mampu berjaya di pentas dunia.
Namun seiring berjalannya waktu, banyak pelatih yang mulai menanggalkan strategi yang menitikberatkan pada penguasaan bola tersebut. Mereka kini lebih senang bermain dengan umpan-umpan vertikal ke depan.
Pakem permainan pun kembali beragam dengan munculnya kekuatan dari formasi tiga bek. Taktik yang dulunya sempat ditinggalkan kini juga mendadak jadi tren baru untuk mengakomodir permainan cepat tersebut.
"Sepak bola sekarang makin sulit diprediksi. Hampir semua tim yang dulunya menggunakan 4-3-3 kembali ke skema tradisional 3-5-2," ungkapnya.
Tim Kecil Enggak Ada Takut-Takutnya
Pelatih asal Banjarnegara itu meyakini apa yang terjadi di Piala Dunia 2022 bukan sebuah kebetulan. Bermain terbuka melawan tim raksasa kini bukanlah hal yang tabu.
"Sekarang hampir semua tim kecil yang dulu parkir bus melawan tim besar, kini berani menekan. Kayak Arab Saudi versus Argentina. Arab Saudi yang biasanya stay, berani datang dan melakukan challenge," paparnya.
Rasiman juga melihat adanya perbedaan kejutan di Piala Dunia 2018 dengan apa yang terjadi di Qatar. Ia menganggap kejutan yang dibuat perwakilan Asia dan Afrika di Piala Dunia 2022 seperti sudah direncanakan dengan matang.
"Biasanya tim kecil bermain counter attack. Seperti Korea Selatan yang menang lawan Jerman (di Piala Dunia 2018). Mereka menang bukan karena apa, lebih karena lawan lengah. Tetapi sekarang enggak, Arab Saudi saja main dengan defensive line tinggi," terangnya.
Pengaruh Perkembangan Teknologi
Mantan juru racik Madura United tersebut juga melihat ada peran perkembangan teknologi yang membuat pelatih semakin terbantu. Dengan terbukanya akses informasi, mereka mendapatkan input terbaik untuk merancang strategi jitu.
FIFA memang memperkenalkan banyak terobosan baru di Piala Dunia 2022. Satu di antaranya memberikan akses aplikasi FIFA Player yang memungkinkan pemain melihat kinerjanya selepas pertandingan dengan banyak data dan metrik intelejen.
"Mungkin dengan terbukanya sistem informasi yang semakin canggih, tim makin mudah mendapatkan analisa lawan. Head coach bisa menentukan berbagai macam taktikal yang kira-kira akan merepotkan lawan," tandasnya.