Bola.com, Teheran - Seorang pria Iran meninggal dunia usai kegagalan negaranya lolos ke fase 16 besar Piala Dunia 2022. Menurut laporan, korban ditembak oleh pasukan keamanan setempat, diduga karena merayakan kekalahan Iran dari Amerika Serikat.
Mehran Samak tewas setelah membunyikan klakson mobilnya di kota Bandar Anzali, sebuah kota di barat laut Teheran, menurut para aktivis pejuang hak asasi manusia Iran.
"Namanya Mehran Samak. Dia ditembak di bagian kepala oleh pasukan negara ketika dia keluar untuk merayakan kekalahan Iran di Piala Dunia FIFA 2022 di Bandar Anzali tadi malam seperti banyak orang di seluruh negeri. Dia baru berusia 27 tahun," bunyi keterangan kelompok pejuang hak asasi manusia tersebut.
Kematian Samak juga dilaporkan oleh kelompok HAM lainnya, Pusat Hak Asasi Manusia di Iran. Dalam sebuah tweet, grup tersebut memposting video pemakamannya.
"Korban dilaporkan ditembak oleh pasukan keamanan di Bandar Anzali, Provinsi Gilan, 29 November saat dia sedang mengemudi/membunyikan klakson untuk merayakan kekalahan Iran melawan AS."
Teman Masa Kecil Pemain Iran
Ironisnya, belakangan terungkap bahwa korban adalah teman masa kecil pemain sepak bola Iran Saeid Ezatolahi, yang bermain di Piala Dunia di Qatar.
Setelah laporan kematian Samak, Ezatolahi mengatakan dia mengenalnya sebagai rekan bermainnya, dan memposting foto di Instagram story-nya.
“Saya berharap kami bisa bertahan di usia itu selamanya. Tanpa pergumulan, tanpa kebencian, tanpa iri hati,” tulisnya.
“Setelah kekalahan pahit tadi malam, berita kematianmu membuat hatiku terbakar."
“Bahkan sekarang, menulis cerita ini, saya masih belum tidur. Hai teman lama, Anda harus tahu bahwa hari demi hari, umat manusia semakin berkurang di dunia ini. Ini bukanlah apa yang pantas diterima oleh kaum muda kita. Ini bukan yang pantas diterima bangsa kita."
Konflik Sipil di Iran
Keberangkatan Iran ke Piala Dunia 2022 memang disisipi kabar kurang sedap. Selama kurang lebih tiga bulan terakhir, negara tersebut dilanda konflik internal.
Pemicunya adalah kematian warga berusia 22 tahun oleh pemerintahan Iran setelah membela hak-hak perempuan. Insiden itu membuat warga Iran marah dan melakukan demonstrasi besar-besaran.
Beberapa tokoh berpengaruh Iran, bahkan eks pesepak bola Timnas Iran, kabarnya juga ikut berkontra dengan rezim pemerintah. Puncaknya, pada laga kontra Inggris, pemain Iran menolak menyanyikan lagu kebangsaan sebagai bentuk protes.
Sumber: The Independent, Instagram/Saeed Ezatolahi
Liputan Khusus Piala Dunia 2022
Baca Juga