Belanda dan Cerita Perseteruan Abadi Louis Van Gaal Vs Johan Cruyff: Juara Piala Dunia 2022?

oleh Choki Sihotang diperbarui 05 Des 2022, 21:15 WIB
Ilustrasi - Virgil van Dijk, Frenkie de Jong, Cody Gakpo Belanda (Bola.com/Bayu Kurniawan Santoso)

Bola.com, Jakarta - Oh Tuhan, jika bisa, izinkanlah kami memenangkan Piala Dunia 2022. Bisa jadi, inilah isi hati rakyat Belanda, pemain, pelatih, dan fans Der Oranje di seantero jagat.

Timnas Belanda baru saja memastikan dirinya lolos ke babak perempat final setelah menggiling Amerika Serikat 3-1 di babak 16 besar.

Advertisement

Kemenangan yang tersuguh di Khalifa International Stadium, Sabtu (3/12) lalu itu berkat aksi gemilang Memphis Depay, Daley Blind, dan Denzel Dumfries.

Senang dan cemas bercampur jadi satu. Soalnya, di laga selanjutnya, Dumfries cs ditunggu raksasa Amerika Selatan, Argentina. Keduanya bakal saling bunuh.

Tahun ini Belanda kembali menargetkan juara. Tiga kali gagal di final membuat Belanda bertekad menyudahi kutukan Piala Dunia. Memori kelam 1974, 1978, dan 2010 pastinya jadi pelajaran berharga guna merengkuh singgasana juara.

2 dari 6 halaman

Misi Berat

Pemain Belanda Memphis Depay (kanan bawah) mencetak gol ke gawang Amerika Serikat pada pertandingan sepak bola babak 16 besar Piala Dunia 2022 di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Qatar, 3 Desember 2022. Belanda melaju ke perempat final Piala Dunia 2022 usai menaklukkan Amerika Serikat dengan skor 3-1. (AP Photo/Hassan Ammar)

Misi berat tak hanya di pundak para pemain, tapi juga di bahu Louis Van Gaal selaku juru taktik.

Kakek 71 tahun ini bukan orang baru di ruan ganti Der Oranje. Pada 2014, saat pesta bola dunia dihelat di Brasil, Van Gaal membawa Timnas Belanda ke peringkat ketiga.

Van Gaal sangat mencintai Belanda. Itulah kenapa dia tak berpikir lama saat kembali ditunjuk sebagai pelatih pada 2021 menggantikan Frank de Boer.

"Sepak bola Belanda selalu berada di hati saya," katanya, dilansir Goal International.

Van Gaal kaya pengalaman. Sejumlah klub papan atas pernah diarsitekinya. Satu di antaranya adalah raksasa Spanyol, Barcelona. Dia bahkan dipercaya dalam dua periode, 1997 - 2000 dan 2002 - 2003.

3 dari 6 halaman

Jejak Van Gaal

3. Louis Van Gaal (Bayern Munchen) - Pada 2010 sebenarnya Van Gaal cukup berprestasi. Ia berhasil menyabet gelar Bundesliga, DFB-Pokal dan DFL-Supercup. Namun, karena berselisih dengan petinggi klub, Van Gaal akhirnya dilengserkan. (AFP/Christof Stache)

Di periode pertama, Van Gaal datang ke Camp Nou menggantikan legenda Belanda yang juga seteru abadinya, Johan Cruyff.

Cruyff menukangi Blaugrana dari 1988 hingga 1996. Di bawah racikan Cruyff, Barcelona banjir gelar, baik di kompetisi domestik maupun zona Eropa.

Penunjukan Van Gaal bukan tanpa alasan. Sukses membidani Ajax (1991-1997) adalah alasan mengapa dia sosok yang tepat menggantikan Cruyff.

Tiga gelar La Liga, satu gelar Copa de Rey, dan sebiji trofi UEFA Super Cup merupakan bukti kalau kedatangan Van Gaal ke Camp Nou tak sia-sia.

Menariknya, Van Gaal tak hanya bertarung dengan pelatih tim lawan, tapi juga dengan Cruyff.

"Ketika saya menukangi Barcelona, dia selalu mengkritik dan menyerang saya setiap pekan lewat tulisan-tulisannya di media," ketus Van Gaal, dilansir College Tour.

"Dia selalu mencoba membuat saya untuk frustrasi," kata Van Gaal yang juga pernah menukangi Manchester United.

4 dari 6 halaman

Vaan Gaal Vs Cruyff

Kiper Argentina, Daniel Carnevali, berusaha menangkap bola dari kaki pemain Belanda, Johan Cruyff, dalam laga Piala Dunia, 26 Juni 1974. (AFP)

Perseteruan Cruyff dan Van Gaal telah bergulir sejak lama, saat keduanya masih sama-sama berstatus sebagai pemain Ajax pada awal 1970-an.

Van Gaal berada di bawah bayang-bayang Cruyff. Cruyff adalah pangeran Ajax. Posisinya di lini tengah nyaris tak tergantikan. Sementara, Van Gaal, hanyalah pemain pelapis alias cadangan.

Van Gaal, yang empat tahun lebih muda dari Cruyff, harus kerja ekstra keras untuk mendapatkan menit bermain. Sialnya, seperti halnya Cruyff, Van Gaal juga berperan sebagai gelandang.

Pada 1973, Cruyff hijrah ke Barcelona dan jadi bintang di sana sampai 1978 sebelum akhirnya didapuk sebagai pelatih 10 tahun berselang.

Di tahun yang sama, Van Gaal cabut ke Belgia, berlabuh ke kandang Royal Antwerp. Dari Antwerp, Van Gaal melanjutkan petualangannya ke Telstar, Sparta Rotterdam, dan AZ.

Syahdan, kala keduanya gantung sepatu, baik Cruyff maupun Van Gaal juga pernah menukangi Ajax.

Cruyff membesut de Godenzonen dari 1985 hingga 1988, sedangkan Van Gaal dari 1991 sampai 1997. Sebelum menukangi tim senior, Van Gaal dipercaya melatih tim muda Ajax.

5 dari 6 halaman

Tetap Ambil Ilmu Sang Legenda

Louis van Gaal. Pelatih Timnas Belanda ini menjadi pelatih tertua yang akan berlaga di Piala Dunia 2022 Qatar. Saat ini ia telah menginjak usia 71 tahun dan telah membesut Timnas Belanda sebanyak 3 periode. Di periode ketiganya ini ia mulai menjabat sejak 4 Agustus 2021 menggantikan posisi Frank De Boer. Dari total 15 laga, Louis van Gaal berhasil membawa Timnas Belanda 11 kali menang dan 4 kali imbang tanpa pernah kalah. (AP/Patrick Post)

Ditinggal Cruyff, Van Gaal sama sekali tak merombak total football sang legenda. Dia justru menyempurnakannya.

Hasilnya, Ajax panen gelar. Satu di antaranya yang paling fenomenal adalah kampiun Liga Champions 1994/1995. Van Gaal Disanjung setinggi langit.

Di timnas, Van Gaal dan Cruyff juga berebut pengaruh. Meski tak pernah membesut timnas, namun Cruyff sering memberikan masukan. "Visi Van Gaal dan visi saya di timnas tak pernah sama," kata Cruyff.

Kendati tak sevisi, Van Gaal ikut terpukul dan sedih ketika Cruyff berpulang beberapa tahun lalu. Dia mengaku sangat kehilangan motor serangan Belanda saat bersua Jerman Barat di final Piala Dunia 1974.

"Saya sangat bersedih. Kami kehilangan seorang legenda sejati," ujar Van Gaal.

Bisa jadi, kepergian Cruyff membuat Van Gaal semakin termotivasi untuk memenangkan Piala Dunia 2022.

Sumber: Planetfootball

6 dari 6 halaman

Berita Terkait