Maroko Sukses di Piala Dunia 2022, Status Tim Generasi Emas Layak Menempel di Negara Tetangga Spanyol Ini Ketimbang Belgia

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 07 Des 2022, 04:45 WIB
Starting XI Spanyol saat laga 16 besar Piala Dunia 2022 melawan Spanyol yang berlangsung di Education City Stadium, Selasa (06/12/2022). (AP/Francisco Seco)

Bola.com, Jakarta - Tidak ada yang menyangka Belgia gagal lolos ke fase gugur Piala Dunia 2022. Pun dengan demikian sukses Maroko melenggang ke perempat final. Status tim generasi emas mestinya disematkan ke negara Islam ini.

Timnas Maroko tak sekadar lolos ke fase gugur Piala Dunia. Anak asuh Walid Regragui ini juga menjadi tim keempat Afrika yang berhasil ke delapan besar selain Ghana, Kamerun, dan Senegal.

Advertisement

Selain itu, Maroko mencatatkan sejarah dengan menjadi tim Afrika pertama yang mengalahkan Spanyol di Piala Dunia sejak Nigeria pada 1998. Sukses ke perempat final juga jadi yang pertama buat Achraf Hakimi.

Lantas, apa yang spesial dari Maroko? Kenapa generasi emas layak disematkan kepada negara Islam ini?

 

2 dari 6 halaman

Pergantian Pelatih Berujung Manis

Setelah melewatkan empat Piala Dunia berturut-turut dari 2002 hingga 2014, tim berjulukan Atlas Lions ini lolos ke dua turnamen tersebut berturut-turut.

Selama dua tahun dari 2019 hingga 2021 yang mencakup sebagian besar kualifikasi Piala Dunia, Maroko tidak pernah kalah. Kemudian, setelah tersingkir di Piala Afrika awal tahun ini, Maroko memastikan tiket ke Qatar melalui playoff atas Republik Demokratik Kongo.

Tetapi, persiapan Maroko terganggu setelah manajer Vahid Halilhodžić, yang telah memimpin tim melewati rekor tak terkalahkan dan kualifikasi Piala Dunia, diberhentikan. Kisruh internal antara federasi dengan Halilhodžić disebut-sebut jadi penyebabnya.

Khusus buat Halilhodžić, ini jadi kali ketiga Halilhodžić gagal melatih tim di Piala Dunia meskipun lolos kualifikasi.

Setelah pemecatan Halilhodžić, yang terjadi hanya tiga bulan sebelum Piala Dunia, Atlas Lions menunjuk mantan bek Maroko Walid Reragui sebagai pelatih.

Reragui, 47 tahun, memimpin Wydad Casablanca ke liga Maroko dan Liga Champions Afrika dua kali. Selebihnya, Reragui malah jadi pelatih Afrika pertama yang berhasil lolos ke perempat final Piala Dunia.

 

3 dari 6 halaman

Bono Terlambat?

Kiper Maroko, Yassine Bounou saat laga 16 besar Piala Dunia 2022 melawan Spanyol yang berlangsung di Education City Stadium, Selasa (06/12/2022). (AP/Julio Cortez)

Cap generasi emas sedianya milik Belgia. Akan tetapi, melihat skuad Maroko saat ini, agaknya sematan itu lebih cocok diberikan kepada materi negara Afrika ini.

Tengok saja dari kiper hingga striker, tiap lini dihuni bintang yang tengah memasuki usia atau masa emas. Yassine 'Bono' Bounou misalnya, sedang berada di periode jaya.

Meskipun sempat terlunta-lunta di Atletico Madrid B, kiper kelahiran Kanada ini mampu tampil cemerlang bersama Girona. Ia kemudian dipinjamkan ke Sevilla pada 2019/2020, sebelum dipermanenkan dan kini dikontrak hingga 2025.

Terlambat buat Bono? Tidak juga. Usianya sudah 31 tahun memang, tapi justru buat seorang penjaga gawang, pengalamannya bertarung di kompetisi Eropa sedang matang-matangnya.

Tinggi, piawai di bola-bola bawah, dan sergap menangkal umpan silang jadi andalan pemain yang satu ini.

4 dari 6 halaman

Pertahanan Kukuh, Lini Tengah Sarat Pengalaman

Achraf Hakimi. Bek kanan Timnas Maroko berusia 24 tahun milik PSG ini menjadi pemain Afrika dengan nilai pasar tertinggi di Piala Dunia 2022. Saat ini ia memiliki nilai pasar sebesar 65 juta euro atau setara Rp1,05 triliun. Ia telah bermain dalam dua laga di fase grup Piala Dunia 2022 dan membawa Maroko sementara menempati peringkat kedua di Grup F mengangkangi Belgia di posisi ketiga dengan mengoleksi 4 poin, hasil sekali menang dan sekali imbang. (AP/Alessandra Tarantino)

Jangan asal menyebut kalau Maroko cuma Achraf Hakimi saja. Di lini belakang, ada Nayef Aguerd dari West Ham dan Romain Saiss, tembok besar Wolverhampton Wanderers.

Partner Hakimi lainnya, Noussair Mazraoi juga tak boleh dikesampingkan. Buktinya, Bayern Munchen rela mempertahankan servis bek kiri ini.

Naik ke tengah, komando serangan utama dipegang oleh Sofyan Amrabat. Pemain Fiorentina ini tak cuma piawai mengawal penyerangan saja, tapi juga andal dalam bertahan.

Dua tugas itu tak akan mudah dilakukan jika tidak ada Younès Belhanda, playmaker elegan yang sudah malang melintang di sepak bola Eropa. Di usianya yang telah menginjak 31 tahun, eks Dynamo Kyiv dan Galatasaray ini tengah memasuki masa emasnya.

 

5 dari 6 halaman

Tajam di Depan

Pemain Maroko, Hakim Ziyech merayakan gol pertama timnya ke gawang Kanda saat matchday ketiga Grup F Piala Dunia 2022 di Al Thumama Stadium, Doha Kamis (01/12/2022). (AP/Pavel Golovkin)

Pembaca setia Bola.com mungkin baru tahu kalau beberapa nama di lini serang ini merupakan penggawa Timnas Maroko. Hakim Ziyech, Sofiane Boufal, hingga eks Barcelona, Munir el Haddadi tentu bukan pemain-pemain sembarangan.

Semua pemain itu sudah kenyang asam garam di Eropa. Belum lagi Youssef En-Nesyri, striker yang jadi incaran banyak tim-tim Benua Biru, seperti West Ham hingga Manchester United.

Pemain paling tua di Maroko adalah Munir Mohamedi, berusia 33 tahun, disusul bek Romain Saiss (32 tahun). Artinya, kesempatan untuk mengulang sukses di Piala Dunia 2026 masih sangat terbuka.

6 dari 6 halaman

Berita Terkait