Spanyol Kandas di Piala Dunia 2022, Luis Enrique Ngotot Bela Pemainnya: Mereka Eksekusi Ide Saya dengan Sempurna

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 07 Des 2022, 13:51 WIB
Luis Enrique - Mantan juru taktik Barcelona ini hanya tertawa menanggapi rumor yang menyatakan ia akan menahkodai Manchester United. Enrique yang saat ini melatih Timnas Spanyol tidak akan melepaskan jabatanya setidaknya sampai selesai Piala Dunia 2022 nanti. (AFP/Jorge Guererro)

Bola.com, Doha - Pelatih Timnas Spanyol, Luis Enrique, bertanggung jawab penuh dan membela pemainnya atas kegagalan tragis Timnas Spanyol di Piala Dunia 2022. La Furia Roja secara mengejutkan terlempar di 16 besar setelah kalah adu penalti kontra Maroko (0-0, penalti 0-3) di Education City Stadium, Selasa (6/12/2022). 

Timnas Spanyol sebenarnya mendominasi penguasaan bola dan lebih banyak menekan Maroko sepanjang 120 menit pertandingan plus extra time. Namun, laga berkesudahan 0-0 dan berlanjut adu penalti. 

Advertisement

Kesialan benar-benar mengiringi langkah Tim Matador pada adu tos-tosan. Dua penalti Spanyol ditepis kiper Maroko, Yassine Bounou. Satu penalti lainnya Spanyol membentur tiang gawang.

Sebaliknya, tiga dari empat algojo penalti Maroko menunaikan tugasnya dengan sempurna. Kemenangan Spanyol disegel melalui panenka Achraf Hakimi yang maju sebagai penendang ketiga. 

Seperti apa komentar Luis Enrique atas kegagalan menyesakkan Timnas Spanyol di Piala Dunia 2022

 

2 dari 5 halaman

Curhat Luis Enrique

Reaksi kecewa pemain Spanyol setelah kalah dari Maroko di babak adu penalti saat laga 16 besar Piala Dunia 2022 yang berlangsung di Education City Stadium, Selasa (06/12/2022). (AP/Luca Bruno)

"Saya yang bertanggung jawab. Saya memilih tiga algojo pertama penalti, yang saya pikir spesialis penalti terbaik di lapangan," kata Enrique, setelah pertandingan, dikutip dari ESPN.

"Kami bahkan tidak sempat mengambil penalti keempat." 

Pelatih berkebangsaan Spanyol itu juga memberikan kredit atas kehebatan penjaga gawang Maroko, yang menjadi pahlawan pada pertandingan itu. 

"Bounou adalah kiper spektakuler. Dia punya persentase keberhasilan tinggi dalam bergerak ke arah yang tepat. Dia hebat," imbuh Enrique.  

 

3 dari 5 halaman

Sesali Buang-buang Peluang

Kiper Maroko, Yassine Bounou berhasil menghalau tendangan penalti dari pemain Spanyol, Sergio Busquets saat laga 16 besar Piala Dunia 2022 yang berlangsung di Education City Stadium, Selasa (06/12/2022). (AP/Francisco Seco)

Ini dua kali beruntun Spanyol tersingkir dari Piala Dunia karena kalah adu penalti. Mereka mengalami nasib yang sama di Piala Dunia 2018, saat keok dari tuan rumah Rusia.  

Mantan pelatih Barcelona itu menyesali ketidakmampuan timnya memanfaatkan keunggulan besar dalam penguasaan bola. "Sepak bola adalah olahraga yang luar biasa dan penuh gairah, tetapi sebuah tim bisa menang tanpa menyerang," kata Enrique.

"Maroko menyerang sekali atau dua kali dan berbahaya, tapi kami mendominasi permainan sepenuhnya, dan mencoba menciptakan peluang."

"Kami ingin menciptakan peluang lebih banyak. Itu sulit bagi kami. Kami memiliki 11 tembakan, saya pikir, tetapi sedikit yang mengarah ke gawang. Di akhir permainan usaha Pablo Sarabia membentur tiang. Adu penalti sulit bagi kami. Tapi saya bangga dengan para pemain saya," imbuhnya. 

Dia juga pasang badan membela pemainnya. "Saya lebih dari puas dengan apa yang dilakukan tim saya, yang mengeksekusi ide saya soal sepak bola dengan sempurna. Saya bangga dengan mereka," imbuhnya.  

4 dari 5 halaman

Sejarah bagi Maroko

Pemain Maroko merayakan kemenangan timnya setelah mengalahkan Maroko di babak adu penalti saat laga 16 besar Piala Dunia 2022 yang berlangsung di Education City Stadium, Selasa (06/12/2022). (AP/Luca Bruno)

Bagi Maroko, keberhasilan menyingkirkan Spanyol menjadi pencapaian yang sangat istimewa. Tim asal Afrika itu mencatat sejarah dengan kali pertama melenggang ke perempat final Piala Dunia. 

Maroko menjadi satu-satunya kuda hitam yang tersisa di Piala Dunia 2022. Tim lain yang semula digadang-gadang menjadi kuda hitam, seperti Jepang, Korea Selatan, hingga Senegal, sudah angkat koper karena kalah dari lawan masing-masing di 16 besar. 

Sumber: ESPN

5 dari 5 halaman

Berita Terkait