Bola.com, Jakarta - Wakil Asia sejatinya mengukir rekor baru di Piala Dunia 2022. Untuk pertama kalinya, Asia mengirimkan tiga wakil ke fase knock-out. Sayangnya, kejutan mereka langsung terhenti pada 16 besar.
Timnas Australia yang sempat membuat kejutan dengan mengalahkan Denmark di Grup D Piala Dunia 2022, tak kuasa menahan favorit juara, Argentina. Mereka takluk dengan skor tipis 1-2 di mana Lionel Messi ikut mencetak gol pada laga tersebut.
Sementara itu, Jepang yang mengejutkan dunia dengan menumbangkan Jerman dan Spanyol di Grup E, gagal melanjutkan langkahnya. Tim Samurai Biru takluk dari Kroasia lewat pertarungan sengit yang harus ditentukan via adu penalti.
Cerita berbeda datang dari Korea Selatan. Menghadapi wakil Amerika Selatan lainnya, Brasil, Son Heung-min dkk. dipermak habis-habisan dengan skor telak 4-1.
Walau gagal meneruskan kehebohan, setidaknya ketiga tim itu memperlihatkan kebangkitan wakil zona Asia. Lantas, apa yang membuat mereka tampil heroik sepanjang Piala Dunia 2022?
Pemain Hebat Hasil dari Kompetisi Berkualitas
Ada satu benang merah di antara wakil-wakil Asia di Piala Dunia 2022. Mereka semua memiliki kompetisi berkualitas yang dikelola secara profesional oleh orang-orang yang kompeten.
Mereka sepertinya sadar, untuk mencapai tujuan besar diperlukan pembenahan di sektor ini. Tanpanya, tak akan mungkin ada generasi emas yang tercipta.
"Peningkatan kualitas kompetisi domestik, banyak pemain asing datang juga pengaruh. Termasuk pemain mereka yang bermain di Eropa," ujar asisten pelatih Persis Solo, Rasiman.
"Dari dulu pemain Afrika sudah ke Eropa, tetapi untuk pemain asal Asia bisa dikatakan baru. Tetapi saya lihat, Asia sekarang tak lagi jadi dominasi Jepang. Wakil Asia lain yang tak lolos, Iran dan Arab Saudi juga kuat," imbuhnya.
Peran Teknologi
Pelatih berusia 48 tahun itu juga melihat ada hal lain yang membuat hasil pertandingan semakin susah ditebak. Ia menilai, negara-negara lain di Asia semakin melek dengan teknologi.
"Itu sekarang yang lebih terasa. Ada beberapa tim yang mempunyai analis sendiri. Mereka bekerjasama dengan tim analis yang berada di atas tribune," ujarnya.
"Dengan melihat dari angle lain, memberikan informasi lebih bagus dari sudut pandang mereka. Jadi kayak di televisi, langsung bisa memberikan informasi apakah buruk atau bagus," tandas Rasiman.