Laporan Langsung Ade Yusuf Satria dan Hendry Wibowo dari Qatar
Timnas Kroasia lolos ke semifinal Piala Dunia 2022 dengan statistik fantastis. Pasalnya anak asuh Zlatko Dalic dua kali menang adu tendangan penalti melawan Jepang dan Brasil.
Hal di atas menandakan Luka Modric dan kawan-kawan punya mentalitas luar biasa. Sebenarnya catatan ini tidak terlalu mengagetkan.
Karena pada Piala Dunia 2018, ketika mereka berstatus sebagai runner-up, Krosia mencapai final usai meraih tiga kemenangan di perpanjangan waktu, dua di antaranya adu penalti.
Pada sesi konferensi pers hari Minggu (11/12/2022), striker Kroasia Bruno Petkovic membeberkan alasan di balik kuatnya mentalitas timnya.
Rahasia Mentalitas
Bruno Petkovic menyebut kekuatan mental rekan setimnya lantara ada hubungan dengan perjuangan Kroasia untuk merdeka di tahun 1991 yang lalu.
Sebagian besar pemain bahkan menjadi saksi hidup perjuangan Kroasia 31 tahun yang lalu meski masih berusia sangat muda.
"Saya pikir salah satu alasan mentalitas kuat di tim kami adalah karena Kroasia negara kecil," kata Petkovic.
"Meskipun sebagai pemain kami masih muda, kami tahu bagaimana negara kami dibuat dan memperoleh kemerdekaan pada 1990-an."
"Kami belajar tentang hal ini dari orang tua kami. Kami belajar bahwa Anda harus berjuang, bekerja keras dan tanpa itu, Anda tidak mendapatkan apa-apa," tambah pemain berusia 28 tahun itu.
Konflik Balkan
Beberapa pemain senior di tim Kroasia pada Piala Dunia 2022 memiliki hubungan kuat dengan konflik di Balkan pada 1990-an.
Seperti gelandang senior Luka Modric dan bek Dejan Lovren yang sama0sama dipaksa keluar dari rumah pada masa kecilnya.
Kroasia tampil di Piala Dunia pertama mereka sebagai negara merdeka pada tahun 1998 dan mencapai semifinal. Tim kemudian merasakan prestasi tertinggi saat menjadi runner-up Piala Dunia 2018.