Bola.com, Semarang - Dua kali kemenangan yang diraih Arema FC dalam lanjutan BRI Liga 1 menandakan tim ini sedang on fire. Mereka berhasil menaklukkan Dewa United dan Persis Solo.
Namun sang pelatih, Javier Roca justru tidak suka dengan label tersebut. Agak aneh memang. Tapi pelatih asal Chile ini merasa label itu sebagai hal yang berlebihan krena meraih kemenangan sudah jadi tujuan timnya.
“Saya tidak terlalu suka dikatakan tim ini dalam performa terbaik. Saat ini juga tidak setuju dikatakan on fire. Selama ini kami lakukan tugas yang memang harus dilakukan. Datang ke lapangan, kerja maksimal dan memenangkan pertandingan,” kata pelatih asal Chile itu.
Roca menyatakan itu agar pemain Arema FC tidak berpuas diri karena kompetisi masih panjang.
Baru 13 Laga
Arema FC baru menjalani 13 pertandingan dan berada di urutan 9 dengan 20 poin.
Ditambah lagi, dua tim yang baru dikalahkan merupakan tim promosi. Meskipun Dewa United dan Persis Solo dari materi pemainnya punya banyak pemain berpengalaman di Liga 1.
Setelah mengalahkan dua tim promosi, kini Arema dihadapkan dengan Persikabo 1973, Rabu (14/12/2022) di Stadion Manahan, Solo. Laga ini tidak mudah. Apalagi mereka harus bermain dengan jarak 3 hari saja.
“Kalau soal jadwal, itu sudah ditentukan. Tim lain juga menghadapi hal yang sama,” lanjutnya.
Tidak Percaya Diri Berlebihan
Setelah menang dua laga beruntun, Roca melihat anak buahnya tidak over confidence alias percaya diri berlebihan. Dia mengalami Ahmad Alfarizi dkk masih biasa saja saat ini.
“Mereka tahu sedang melakukan tugas yang normal. Belum ada waktu untuk ekstra bangga. Jadi, pemain justru dapat motivasi tinggi sekarang untuk melakukan hal yang sama di pertandingan selanjutnya,” jawab Roca.
Pertama
Perlu diketahui, kemenangan beruntun dalam dua pertandingan jadi yang pertama didapatkan Arema.
Sebelumnya mereka selalu menelan kekalahan setelah meraih kemenangan pada pekan sebelumnya. Itu yang membuat kemenangan Arema dari Dewa United dan Persis Solo sempat jadi sorotan.
Apalagi tim Arema merasakan trauma atas Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu. Arema membagi tugas untuk mengunjungi semua rumah duka. Selain itu, pemain sempat didampingi psikolog selama satu pekan lebih saat latihan.