Bola.com, Jakarta - Marc Marquez berulang kali terlihat memaksakan diri untuk segera balapan di ajang MotoGP meski kondisi cedera belum 100 persen fit.
Sekadar mengingatkan, dalam rentang 2020-2022, ia harus menjalani empat operasi pada bahu kanan. Belum lagi, ia sempat mengalami masalah penglihatan.
Kesan memaksakan diri yang diperlihatkan Marc Marquez bukan tanpa alasan. Ini merupakan analisis dari eks pembalap yang kini menjadi pundit BT Sport, Neil Hodgson.
"Ada pembalap lain yang meraih lebih banuak gelar. Pastinya, ia ingin kalahkan Valentino Rossi," ujar Hodgson.
Butuh 1 Gelar Lagi
Marc Marquez memang hanya butuh satu titel juara dunia lagi untuk mengalahkan pencapaian Valentino Rossi.
Kini Marc Marquez sudah merasakan delapan gelar juara dunia, sementara Valentino Rossi ada di angka sepuluh.
Namun Hodgson turut mengkonfirmasi, mengambil banyak risiko memang sudah menjadi ciri khas seorang Marc Marquez.
"Cara Marc Marquez memang selalu mengambil risiko. Karena hal itulah ia diganjar delapan gelar juara dunia," tutur Hodgson.
"Contoh pada latihan bebas 1, pembalap lain masih mencoba-coba trek. Tapi Marquez langsung melibas sektor lurus 100 persen," lanjutnya.
Kemunduran Honda
Hodgson turut mengatakan ada kemunduran yang diperlihatkan tim Honda. Kesalahan utama lantaran Honda sempat jemawa lantaran sempay punya mesin terbaik.
"Dari total enam gelar juara dunia MotoGP yang diraih Marc Marquez, performa motor Honda terbaik ada di tahun 2014," ujar Hodgson.
"Masalahnya Honda tidak mengembangkan mesin karena mereka merasa punya yang terbaik. Kemudian pabrikan lain coba mengejar dan kini banyak yang telah mengungguli mereka," lanjutnya.
MotoGP 2019 adalah momen terakhir, Marc Marquez merasakan titel juara dunia.