Berstatus Pembalap Terbaik Tanpa Gelar Juara Dunia MotoGP, Dani Pedrosa Santai Saja Tuh

oleh Hendry Wibowo diperbarui 16 Des 2022, 14:15 WIB
Pembalap Repsol Honda, Dani Pedrosa menghadiri sesi konferensi pers jelang MotoGP Jerman di Hohenstein-Ernstthai, Kamis (12/7). Pedrosa yang kini berusia 32 tahun akan digantikan oleh Jorge Lorenzo pada musim depan. (AFP/dpa/Jan Woitas/Germany OUT)

Bola.com, Jakarta - Dani Pedrosa dikenal sebagai pembalap MotoGP terbaik yang tak pernah merebut gelar dunia di kelas tersebut.

Memiliki predikat ini tentu menghadirkan perasaan campur aduk bagi Dani Pedrosa dan penggemarnya. Namun, rider Spanyol itu mengaku telah 'berdamai' dengan fakta dirinya tak punya titel 'juara dunia MotoGP'.

Advertisement

Dani Pedrosa menjalani debut Grand Prix pada 2001 lalu dan selalu membela Honda, tak sekalipun pernah membela pabrikan lain.

Sepanjang kariernya, ia mengantongi tiga gelar dunia, yakni GP125 2003, GP250 2004, dan GP250 2005. Ia naik ke kelas para raja pada 2006 bersama Repsol Honda, tetapi tak pernah jadi juara dunia.

Hasil terbaik Pedrosa di MotoGP adalah runner up pada 2007, 2010, dan 2012. Ia lalu pensiun pada akhir 2018, dan sejak itu menjabat sebagai test rider KTM.

Lewat Motorbike Magazine, Rabu (30/11/2022), Pedrosa pun mengaku tenang tak pernah menjuarai MotoGP, karena merasa sudah mengerahkan yang terbaik.

2 dari 3 halaman

Tak Pernah Coba Hindari Masalah

Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, tak mau jemawa menghadapi balapan MotoGP Prancis, Minggu (21/5/2017). (AP Photo/Miguel Morenatti)

"Secara umum, saya 'damai', karena saya selalu mendorong diri saya sendiri secara maksimal. Ketika ada kesempatan, saya selalu mengusahakannya. Ketika ada yang tak beres, saya melawannya. Saya melakukan banyak hal demi bekerja dengan baik secara mental, fisik, dan teknis," ungkap Dani Pedrosa.

Selama berkarier di Grand Prix, Pedrosa mengoleksi 153 podium, termasuk 54 kemenangan yang menyamai rekor legenda Repsol Honda, Mick Doohan.

Ia tak memungkiri memiliki beberapa kekurangan dalam memburu gelar MotoGP, salah satunya adalah tubuhnya yang mungil. Meski begitu, hal ini tak pernah menyurutkan usahanya.

"Saya selalu menghadapi semua masalah. Saya tak coba menghindar. Saya selalu menatap ke depan. Saya bekerja mencari setup dalam balapan, karena pada masa-masa awal saya di MotoGP, saya cepat pada awal balapan, tetapi tidak pada akhir balapan. Namun, ketika saya cepat pada akhir balapan, semuanya bekerja dengan baik," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Andai Pindah ke Pabrikan Lain

Saat masih aktif balapan di MotoGP, Pedrosa beberapa kali digosipkan menjalani negosiasi dengan Yamaha.

Pasalnya, Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis, sangat yakin ia bisa tampil jauh lebih kompetitif di atas motor YZR-M1 yang dikenal memiliki penyaluran tenaga lebih halus dibanding motor pabrikan lain.

Namun, Pedrosa selalu mengurungkan niat pindah dan justru bertahan di Honda. Lalu, apakah ia pernah penasaran soal apa yang bisa terjadi andai ia pindah tim?

"Sulit menjawab pertanyaan itu. Kenyataannya adalah ya. Namun, saya memang selalu ingin balapan bersama Honda. Itulah kenyataannya," pungkasnya.

Saat ini, rider berusia 37 tahun itu masih terikat dengan KTM sebagai test rider sampai 2023. Pada 2021, ia sempat kembali balapan sebagai wildcard di Seri Styria dan finis ke-10.

Ia diperkirakan akan kembali menjalani balapan sebagai wildcard pada 2023 karena KTM ingin mengevaluasi performa dalam sprint race.

Sumber: Motorbike Magazine

Disadur dari: Bola.net (Anindhya Danartikanya, Published 16/12/2022)