Bola.com, Malang - Dalam hitungan jam dan menit, 2022 segera berlalu. Melihat perjalanan selama 2022, Arema FC menjadi klub yang cukup mendapatkan sorotan.
BRI Liga 1 2022/2023 telah merampungkan putaran pertama. Kini klub kontestan tengah libur dan segera mempersiapkan diri menghadapi putaran kedua yang digelar pada 2023.
Arema FC menjalani 2022 seperti roller coaster yang berjalan kencang. Pasang dan surut yang luar biasa dialami oleh klub berjulukan Singo Edan itu.
Pada saat pramusim, Arema FC menjadi juara. Namun, ketika berkompetisi, ada insiden yang menyakitkan dialami oleh Arema FC sehingga membuat kompetisi dan kehidupan sepak bola di Indonesia terdampak sangat besar.
Arema FC berada di titik terendah dan sempat bimbang mengambil keputusan. Mental pemain dan manajemen klub goyah karena Tragedi Kanjuruhan yang memakan 135 korban jiwa.
Seperti apa perjalanan lengkap Arema FC sepanjang 2022? Berikut kaleidoskop khusus Singo Edan pada 2022:
17 Juli: Juara Piala Presiden
Arema FC meraih trofi pertamanya pada 2022. Trofi Piala Presiden yang jadi turnamen pemanasan berhasil disabet. Dalam laga final, Singo Edan menghadapi Borneo FC dengan sistem home and away.
Final pertama yang berlangsung di Malang, Arema menang 1-0. Gol tunggal striker Abel Camara jadi penentu kemenangan tersebut.
Sedangkan leg kedua yang berlangsung di Samarinda berakhir imbang tanpa gol. Ini sekaligus menjadi trofi ketiga Arema di Piala Presiden.
Sebelumnya mereka jadi juara pada 2017 dan 2019. Trofi ini membuat manajemen Arema FC bersuka cita. Apalagi Presiden Arema, Gilang Widya Pramana, karena ini jadi gelar pertamanya sebagai presiden klub berjulukan Singo Edan.
Padahal di turnamen ini, Arema FC kurang meyakinkan pada awalnya. Bahkan laga pertama di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Arema FC dipermalukan PSM Makassar 0-1.
Beruntung setelah itu mereka cepat bangkit dan tak terkalahkan sampai babak final.
30 Juli: Kemenangan Pertama di BRI Liga 1 2022/2023
Arema FC memulai kompetisi dengan percaya diri. Mereka berstatus sebagai juara turnamen pramusim, Piala Presiden 2022.
Namun, kemenangan Arema FC di BRI Liga 1 musim ini baru diraih pada pekan kedua, yaitu ketika menjamu PSIS Semarang di Kanjuruhan.
Arema FC menang 2-1. Tiga poin ini diraih dengan susah payah. Justru Arema FC tertinggal lebih dulu lewat gol Taisei Marukawa. Baru pada pengujung laga Singo Edan mencetak dua gol lewat Ilham Udin Armaiyn dan Sergio Silva.
Ini menjadi tanda jika Arema FC seperti kehabisan bensin di BRI Liga 1. Setelah menjadi juara turnamen pramusim, justru posisi Arema FC berkutat di papan tengah.
5 September: Pecat Eduardo Almeida
Performa Arema FC yang kurang konsisten di BRI Liga 1 membuat pelatih asal Portugal, Eduardo Almeida, kehilangan jabatan.
Setelah bermain imbang melawan tim papan bawah Barito Putera di Banjarmasin pada pekan kedelapan, Eduardo Almeida diistirahatkan oleh manajemen. Padahal pelatih 44 tahun itu masih punya kontrak hingga 2024.
Desakan dari Aremania juga jadi sebuah pertimbangan manajemen Arema FC mengambil keputusan ini. Mantan pelatih Semen Padang ini punya hubungan yang kurang baik dengan suporter. Terutama bagaimana cara Almeida menghadapi kritikan di media sosial.
Sang pelatih tidak mempedulikan kritikan itu dan membuat Aremania semakin jengkel kepadanya. Almeida menganggap jika dia sudah membuat Arema lebih berprestasi di tangannya.
Pada BRI Liga 1 2021/2022, Singo Edan finis di urutan 4. Padahal sebelumnya hanya ada di papan tengah. Selain itu, dia memberikan gelar Piala Presiden 2022. Ini sekaligus trofi pertama Almeida di Indonesia.
6 September: Menunjuk Javier Roca sebagai Pelatih Baru
Hanya berselang sehari setelah memecat Eduardo Almeida, manajemen Arema FC merilis pelatih baru, yakni Javier Roca. Pelatih asal Chile itu dipercaya karena sudah memahami karakter sepak bola Indonesia, termasuk Arema FC.
Tidak butuh waktu lama baginya untuk melakukan adaptasi, mengingat Roca langsung bertugas memimpin Arema FC untuk lanjutan BRI Liga 1. Hanya saja pergantian pelatih tidak langsung membuat Arema FC konsisten.
Bersama Roca, sudah 9 laga dilalui hingga putaran pertama BRI Liga 1 selesai. Ada 5 laga yang berhasil dimenangi, sisanya berujung 4 kekalahan. Sehingga posisi Arema masih berada di papan tengah, tepatnya urutan 7 dengan 26 poin.
1 Oktober: Tragedi Kanjuruhan
Ini menjadi momen kelam sepak bola Indonesia. Setelah Arema FC kalah dari rivalnya, Persebaya Surabaya, terjadi kekacauan di Stadion Kanjuruhan.
Gas air mata ditembakkan aparat keamanan ke arah tribune penonton dan kepanikan tidak bisa terhindarkan. Banyak yang sesak napas dan terinjak-injak saat mencari jalan keluar dari tribune stadion. Total 135 orang kehilangan nyawa dalam tragedi ini.
Tragedi ini membuat kompetisi terhenti 2 bulan. Selain itu, efeknya juga masih terasa sampai saat ini. Aremania hampir setiap minggu melakukan aksi turun ke jalan agar tragedi ini diusut tuntas.
Stadion Kanjuruhan juga tidak bisa digunakan lagi. Pemerintah akan merubuhkan stadion itu dan melakukan pembangunan ulang untuk menjadi stadion yang memenuhi standar FIFA. Selain itu, Arema FC dijatuhi sanksi bermain di luar Malang dan tanpa penonton sampai Liga 1 2022/2023 selesai.
Tragedi ini juga menjadi perhatian dunia. Presiden FIFA, Gianni Infatino, sempat berkunjung ke Indonesia untuk memberi masukan dan membangkitkan sepak bola indonesia.
29 Oktober: Presiden Arema FC Mundur
Pasca-Tragedi Kanjuruhan, situasi Arema FC sedang tidak normal. Selain dijatuhi sanksi, mereka bimbang menentukan langkah.
Aremania berharap manajemen berjalan bersama melakukan aksi usut tuntas. Namun, di sisi lain, Arema punya kewajiban melanjutkan kompetisi.
Dalam situasi ini, Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana, alias Juragan 99 memilih mundur. Ia mengaku mengalami trauma mendalam setelah Tragedi Kanjuruhan.
Namun, ada sinyal bahwa Gilang mengalami kekecewaan karena dia sudah melakukan banyak hal untuk membantu korban, tetapi masih banyak kritikan dan tuntutan dari Aremania.
Sebuah kehilangan bagi Arema FC. Lantaran selama ini Gilang tergolong royal menggelontorkan dana untuk Arema FC. Miliaran rupiah dikucurkan untuk mendatangkan pemain sekelas Evan Dimas dkk. sehingga masa depan Arema sempat jadi tanda tanya.
5 Desember: Memperkenalkan Manajer Baru
Hanya beberapa hari sebelum BRI Liga 1 2022/2023 berlanjut, Arema FC melakukan pembenahan dari sisi manajerial. Direksi mengangkat Wiebie Dwi Andriyas sebagai manajer tim yang baru, karena manajer tim yang lama, Ali Rifki, memilih mundur mengikuti jejak Gilang Widya Pramana.
Efeknya lumayan. Situasi internal Arema FC lebih bagus. Empat kemenangan beruntun berhasil diraih. Namun, dua laga terakhir di putaran pertama berujung dengan kekalahan.
Saat ini, peran Wiebie akan disorot, terutama saat memasuki bursa transfer. Biasanya manajer tim punya peran besar menggaet pemain baru yang diinginkan pelatih.
Apakah dia bisa mendatangkan pemain bagus? Atau justru Arema kehilangan pemainnya? Jawabannya bisa dilihat pada Januari 2023.