Bola.com, Malang - Selain merealisasikan pemusatan latihan di Kusuma Agro Wisata, Kota Batu, manajemen Arema FC punya rencana lain untuk meningkatkan performa tim. Manajer Arema, Wiebie Dwi Andriyas akan menghadirkan para legenda Arema secara bergantian untuk memberi suntikan semangat kepada pemain.
“Rencananya, sebelum berangkat menjalani putaran kedua, akan kami datangkan legenda Arema FC. Untuk berikan masukan dan motivasi secara langsung kepada tim. Seperti I Putu Gede kapten Arema era 2000-an, dan Ahmad Junaedi. Legenda lainnya juga akan bergantian kami datangkan,” kata Wiebie.
Sebelumnya manajemen Arema sempat menjalin komunikasi dengan para legenda. Tapi para mantan pemain itu biasanya diundang untuk seremonial launching atau menyaksikan pertandingan di Stadion Kanjuruhan. Untuk pertemuan langsung dengan pemain dan memberi motivasi, belum pernah dilakukan.
Kebetulan Wiebie dikenal dekat dengan para legenda Arema karena dia sering bermain fun football bersama sebelum menjabat sebagai manajer Arema.
"Bisa juga para legenda menceritakan dulu perjuangan di Arema FC seperti apa. Makan nasi bungkus, kebersamaan. Memang jamannya sekarang sudah beda. Tapi nilai kebersamaannya yang masih bisa dilihat," lanjutnya.
Ingin Hilangkan Grup-Grup Pemain
Selain memberikan motivasi dari para legenda klub, Wiebie juga menerapkan satu hal lain. Yakni kebersamaan di tim. Terutama antar pemain. Karena itu bisa membuat sausana tim lebih nyaman. Caranya dengan menghilangkan grup-grup di antara pemain asli dan luar Malang hingga pemain asing.
“Kekompakan dalam tim itu penting. Karena itu, setiap klub dimana saja jadi manajer, pertama saya tekankan tidak ada grup diantara pemain,” sambungnya.
Di Arema FC, Wiebie memulainya dengan menemui satu per satu pemain.
"Saya temui pemain satu-satu waktu di Jawa Tengah lalu. Kadang didepan pemain saya hubungi juga keluarga mereka. Intinya ingin menganggap seperti satu keluarga,” jelas mantan manajer Borneo FC itu.
Kekecewaan PSHW
Arema FC sudah mendaftarkan Stadion Sultan Agung, Bantul sebagai homebase di putaran kedua BRI Liga 1. Tetapi, keputusan ini membuat kekecewaan di klub Liga 3, PS Hizbul Wathan (PS HW).
Lewat cuitan di akun twitter-nya, PS HW mengutarakan kekecewaannya kepada Arema.
"Dear Arema FC. Kami hanya tim kecil yang bermarkas di DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta). Kami kumpulkan dana dari donatur dan sponsor sedikit demi sedikit untuk persiapan Liga 3."
"Gara-gara kalian, Liga 3 DIY batal. Lalu kalian mau menggunakan SSA (Stadion Sultan Agung) untuk Liga 1. Sungguh tiada empati!,” tulis akun PS Hizbul Wathan UMY.
Minta Maaf
Keluh kesah klub Liga 3 itu menarik banyak respon. Sudah ad 1,4 juta yang melihat tweet tersebut dan dua ribuan akun yang retweet. Manajemen Arema akhirnya menanggapi kekecewaan tersebut.
"Kami ikhlas menerima segala kekecewaan dari banyak pihak. Dikarenakan dampak dari musibah kanjuruhan dan kami memohon maaf. Namun semua tidak ada niatan apalagi kesengajaan. Kami patuh menjalankan konsekuensi sanksi yang diberikan federasi. Kami juga menghormati proses hukum yang berjalan,” kata Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi (AABBI) perusahaan pengelola Arema FC, Tatang Dwi Arifianto.
Tak hanya meminta maaf, Arema ingin menularkan optimisme kepada PS HW dan pihak lain yang kecewa. Jika kondisi sepak bola Indonesia akan kembali normal. Tentunya dengan dukungan pihak-pihak yang berwenang.
"Kami memohon maaf tidak memiliki kewenangan terkait penentuan bergulir atau tidaknya strata kompetisi. Kami terus intropeksi dan berbenah agar lebih baik. Kami optimistis pemerintah dan federasi serta stake holder yang lain terus berbenah. Serta berusaha keras mengembalikan situasi dan kondisi sepak bola indonesia kembali normal dan berprestasi,” lanjutnya.
Tetap Pakai Stadion Sultan Agung
Meski PS HW sudah mengutarakan kekecewaan di media sosial, manajemen Arema masih tetap akan menggunakan Stadion Sultan Agung, Bantul, karena tidak banyak opsi yang dimiliki Singo Edan.
Sebenarnya, ada opsi lain menggunakan Stadion Moch Soebroto, Magelang. Tetapi suporter sempat juga menolak kehadiran Arema. Sementara jika menggunakan homebase di luar Jawa, biaya yang dikeluarga diprediksi lebih besar.