Bola.com, Malang - Untuk mengenang ratusan korban Tragedi Kanjuruhan, Aremania melakukan doa bersama di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Kamis (5/1/2023) malam. Sementara Arema FC memilih di kantor saja.
Tragedi Kanjuruhan sudah 100 hari berlalu. Seperti diketahui, pertumpahan darah itu terjadi setelah pertandingan Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan.
Tidak cuma ramai di media Indonesia, kejadian ini menyita perhatian dunia. Bayangkan saja, sebanyak 135 nyawa melayang akibat tragedi tersebut.
Hampir 100 hari sudah Tragedi Kanjuruhan berlalu, dan hingga kini belum ada kejelasan mengenai siapa yang harus bertanggung jawab atas gugurnya ratusan nyawa tak berdosa pada malam mencekam itu.
Lebih Ramai Akhir Pekan Nanti
Pada Minggu (8/1/2023) kemungkinan ada lagi doa bersama yang dilakukan Aremania di Stadion Kanjuruhan. Diprediksi doa bersama ini dihadiri lebih banyak suporter dan keluarga korban.
Rencananya, doa bersama ini turut menghadirkan para tokoh agama. Sedangkan Senin (9/1/2023) yang merupakan tepat 100 hari Tragedi Kanjuruhan, juga masih ada doa bersama.
Sementara manajemen Arema FC menggelar acara yang sama tapi di tempat berbeda. Pada Senin, doa bersama, tahlil dan khataman Al-Quran dilakukan di kantor manajemen, Jl Mayjen Pandjaitan, Kota Malang.
Manajemen di Kantor Saja
Kegiatan ini akan diikuti oleh pemain, manajemen, Aremania dan tokoh agama hingga warga sekitar.
"Nanti juga diikuti oleh pemain dan juga manajemen. Seperti peringatan 40 hari lalu, kami juga mengundang Aremania, tokoh agama, anak yatim piatu dan juga warga sekitar," kata Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesa, Tatang Dwi Arifianto.
Sementara Tidak ke Kanjuruhan
Agenda yang dilakukan manajemen Arema agak berbeda dari sebelumnya. Karena saat doa bersama pada 7 hari dan 40 hari pasca tragedi, mereka membaur dengan Aremania di Stadion Kanjuruhan. Namun untuk saat ini, sementara mereka fokus di kantor manajemen.
Dari informasi yang digali bola.com, tidak menutup kemungkinan tim Arema mendadak ikut doa bersama di Stadion Kanjuruhan. Karena itu sifatnya situasional tergantung padat atau tidaknya agenda tim.
Seperti saat mengenang 40 hari pasca tragedi, pemain dan pelatih semula hanya doa bersama di kantor manajemen. Tapi tiba-tiba mereka hadir saat doa bersama di Stadion Kanjuruhan.