3 Faktor yang Sebabkan Timnas Indonesia Gagal Tumbangkan Vietnam di Semifinal Piala AFF 2022

oleh Radifa Arsa diperbarui 06 Jan 2023, 19:45 WIB
Momen pertandingan antara Timnas Indonesia versus Vietnam yang berakhir 0-0 di semifinal Piala AFF 2022 hari Minggu (06/01/2023). (Abdul Aziz/Bola.com)

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia akhirnya harus puas bermain tanpa pemenang saat berusia Vietnam pada pertandingan leg pertama fase semifinal Piala AFF 2022.

Pasalnya, Timnas Indonesia dipaksa bermain imbang tanpa gol alias dengan skor 0-0 saat bertanding di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jumat (6/1/2023).

Advertisement

Skuad Garuda memang tak terlalu dominan pada duel kali ini, terutama dalam aspek penguasaan bola. Namun, sebetulnya Indonesia sukses menciptakan keunggulan dalam sejumlah sektor.

Sayangnya, keunggulan yang berkaitan dengan jumlah penciptaan peluang ini tak bisa dimaksimalkan dengan baik. Selain itu, terdapat beberapa faktor lainnya yang membuat anak asuh Shin Tae-yong gagal meraih kemenangan.

 

2 dari 4 halaman

Akurasi Tembakan yang Buruk

Pemain Timnas Indonesia, Dendy Sulistyawan (dua kanan) berusaha menjebol gawang Kamboja setelah laga Grup A Piala AFF 2022 melawan Timnas Kamboja di Stadion Utama Gelora Bung Karno, (SUGBK), Jumat (23/12/2022). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Sebetulnya, Timnas Indonesia mampu menciptakan peluang yang lebih banyak ketimbang Vietnam pada pertandingan ini. Namun, masalah klasik skuad Garuda ternyata masih belum teratasi.

Sebab, tingkat keberhasilan memaksimalkan peluang menjadi gol masih menjadi persoalan tersendiri. Setidaknya, Indonesia mampu mencatatkan delapan tembakan sepanjang laga.

Namun, hanya dua di antaranya yang mengarah ke gawang. Lima laga lainnya tak menemui sasaran serta satu lainnya diblok oleh pemain lawan.

Secara persentase, memang hanya ada 25 persen tembakan skuad Garuda yang mampu menemui sasaran alias mengarah ke gawang.

Jumlah tembakan ini sebetulnya lebih banyak ketimbang catatan Vietnam yang hanya bisa menciptakan empat shots, tetapi hanya ada satu yang mengarah ke gawang.

Namun, keunggulan jumlah ini ternyata tak bisa dimaksimalkan oleh Dendy Sulistyawan dan kawan-kawan. Sebab, tak ada satu pun yang sukses dikonversi menjadi gol.

 

 

 

 

3 dari 4 halaman

Serangan Kandas di Tengah Jalan

Para suporter Timnas Indonesia memberi dukungan sebelum dimulainya laga matchday ketiga Grup A Piala AFF 2022 menghadapi Thailand di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (29/12/2022) sore WIB. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Selain itu, persoalan lainnya yang selama ini dihadapi Timnas Indonesia tapi masih juga belum dibenahi dengan baik pada laga kontra Vietnam ialah akurasi operan.

Pasalnya, skuad Garuda hanya bisa membukukan 69,7% akurasi operan, berbanding 76,4% yang dicatatkan oleh skuad The Golden Star.

Sebagai informasi, ini adalah persentase terburuk yang diciptakan anak asuh Shin Tae-yong dibandingkan dengan empat laga fase penyisihan grup.

Buruknya akurasi umpan ini memang pada akhirnya merembet terhadap sejumlah upaya serangan skuad Garuda yang terhenti di tengah jalan.

Hal ini utamanya terjadi ketika melakukan skema serangan balik cepat. Pada beberapa kesempatan, akurasi umpan yang buruk justru membuat Indonesia kehilangan momentum. 

 

4 dari 4 halaman

Skema Bola Mati Tak Optimal

Pemain Timnas Indonesia, Yakob Sayuri (kiri) dan pemain Vietnam, Bui Tien Dung mengejar bola saat menghadapi Vietnam dalam laga leg pertama babak semifinal Piala AFF 2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jumat (6/1/2023) sore WIB. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Jika dibandingkan dengan Vietnam, Timnas Indonesia sebetulnya mampu mendapatkan kesempatan yang lebih banyak untuk menciptakan peluang via skema bola mati.

Tercatat, Indonesia berhasil memperoleh tujuh kali sepakan pojok dan sebelas tendangan bebas. Padahal, Vietnam hanya bisa mendapat empat sepak pojok dan 10 tendangan bebas.

Namun, peluang-peluang yang sejatinya bisa dikreasi dan diciptakan melalui skema bola mati ini juga tak terlalu maksimal.

Hal ini belum termasuk senjata andalan Pratama Arhan untuk melakukan lemparan ke dalam yang juga urung menghasilkan peluang berarti.