Bola.com, Jakarta - Atlet berkuda DKI Jakarta Claresta Amantha Kamsari siap membantu anak-anak berkebutuhan khusus melalui terapi yang menggunakan medium kuda.
Bahkan ayahnya Dicky Kamsari, yang diketahui merupakan pemilik Andalan Stable, siap mendatangkan empat ekor kudanya dari Padang (Sumatera Barat) untuk digunakan sebagai kuda terapi.
Claresta Amantha kamsari merupakan atlet berkuda professional yang memiliki prestasi cukup mentereng di kancah olahraga berkuda nasional.
Salah satu prestasi yang paling menonjol ketika ia berhasil mempersembahkan medali perak bagi Kontingen DKI Jakarya di Kejurnas Equestrian Surabaya pada Desember 2022 lalu dari nomor Dressage (tunggang serasi) Individual U21.
Sementara tahun ini, Claresta Amantha Kamsari tengah mempersiapkan diri untuk kembali membela Kontingen DKI Jakarta pada gelaran PON 2024 mendatang.
Andalan Stable
Keinginan untuk membantu anak-anak berkebutuhan khusus melalui terapi menggunakan medium kuda muncul setelah Presiden RDA Malaysia, Tan Sri Abdul Azis, yang juga menjabat sebagai Ketua Equestrian Association Of Malaysia meninjau seputar kesiapan Andalan Stable bila diperlukan sebagai pusat pelatihan terkait kegiatan terapi autis di Pasir Angin Gunung Geulis, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (7/1/2023).
Saat kunjungan tersebut dia didampingi Mohamad Din (Wakil Ketua), Muthusamy (Anggota Komite), dan Johari Lee (Sekjen RDA).
"Saya sangat kagum dengan kegiatan olahraga Equestrian di Indonesia yang sudah sangat ramai dengan kuda-kuda dan juga para atlet yang profesional," tutur Tan Sri Abdul Azis dalam keterangan persnya.
"Namun sangat disayangkan bila Indonesia belum memiliki Lembaga seperti RDA yang khusus menangani terapi autis dengan berkuda. Untuk itulah Kami ingin bekerjasama dengan Indonesia melalui PP Pordasi untuk membentuk Lembaga tersebut," lanjutnya.
Terapi Autis
RDA (Riding The Disabled Association), merupakan suatu organisasi yang menangani terapi autis dengan media kuda.
Di Malaysia sendiri, Organisasi RDA sudah berdiri sejak 30 tahun lalu dan telah banyak melakukan kegiatan terapi dengan media hewan kuda.
Hal tersebut pun dipandang memiliki mamfaat yang sangat baik bagi penyandang disabilitas atau anak-anak berkebutuhan khusus menurut penelitian-penelitian yang pernah dilakukan.
"Pusat Organisasi RDA itu ada di Inggris, dan untuk saat ini banyak negara yang sudah memiliki Organisasi RDA seperti Singapura, Thailand, dan Filipina," kata Tan Sri Abdul Azis, yang juga tertarik dengan kondisi di Andalan Stable yang menurutnya tepat untuk pusat pelatihan terapi autis.
"Dan untuk kerja sama dengan Indonesia nanti, Kami akan memberikan pelatihan khususnya kepada tenaga-tenaga Pelatih terapi autis yang meliputi Pelatih level 1, level 2, dan level 3 sesuai kurikulum dan metode-metode standar terapi autis."
"Dengan memiliki setidaknya empat orang tenaga pelatih terapi autis yang sudah mencapai Level 3, kelak Indonesia sudah bisa berkembang sendiri dengan membina tenaga-tenaga pelatih terapi autis yang berlevel 1 dan 2."
"Untuk kuda-kuda yang digunakan bisa kuda dari jenis apa saja yang penting kuda itu harus benar-benar jinak sehingga tidak membahayakan bagi peserta terapiautisnya," lanjutnya.
Sangat Terbuka
Adapun kerja sama pembentukan Organisasi RDA Indonesia ini akan dilanjutkan pada Mei 2023 mendatang, diawali dengan penandatanganan nota kesepahaman antara RDA Malaysia dan PP Pordasi yang dilanjutkan dengan proses pelatihan.
Sementara itu, Dicky Kamsari, mengaku Andalan Stable sangat terbuka bila ingin digunakan sebagai tempat pusat pelatihan terapi autis.
Dengan hawa yang sejuk dan suasana jauh dari hingar bingar, lokasi Andalan Stable memang sangat cocok untuk pusat pelatihan sekaligus tempat terapi autis tersebut.
Dicky Kamsari seraya menegaskan bahwa biaya-biaya yang timbul dari kegiatan tersebut akan menjadi tanggungan pribadi.
"Saya sangat menyambut baik niat dari RDA Malaysia untuk membangun kegiatan terapi autis di Indonesia. Meskipun dulu kegiatan ini sempat dilaksanakan di beberapa tempat namun memang saat ini tidak ada kelanjutannya," kata Dicky.
"Melalui kegiatan ini Saya berharap terapi autis dapat kita kembangkan lagi di Indonesia. Dan ini adalah sebagai bentuk kepedulian Kami sebagai pecinta olahraga berkuda untuk bisa berbagi dengan anak-anak berkebutuhan khusus," tambahnya.