Bola.com, Jakarta - BRI Liga 1 2022/2023 sudah menyelesaikan paruh musim dan akan masuk di putaran kedua. Peta persaingan di papan atas sampai saat ini masih ketat.
Hal itu tak lepas dari peran para pelatih cerdik di belakangnya. Dari lima tim teratas, semua dikuasai pelatih asing.
Maklum, hanya 4 pelatih lokal yang masih bertahan di BRI Liga 1. Itu pun mereka menangani tim yang bersaing di papan tengah dan bawah.
Bola.com mengamati 5 pelatih yang membawa timnya ke papan atas masing-masing punya kelebihan yang berbeda. Ada yang meramu tim biasa saja jadi juara paruh musim.
Ada pelatih debutan yang berhasil meregenerasi tim. Sampai pelatih yang sudah jadi langganan juara. Artinya, mereka punya karakter yang bisa diterapkan di klubnya.
Berikut lima pelatih paling ciamik di paruh musim BRI Liga 1 2022/2023.
Bernardo Tavares
Tidak ada yang menduga PSM Makassar bisa jadi juara paruh musim. Karena tim ini banyak ditinggal pemain kuncinya di awal musim.
Seperti Hasim Kipuw, Ferdinand Sinaga, Ilham Udin Armaiyn dan berapa nama lain. Mereka mengandalkan pemain sarat pengalaman seperti Wiljan Pluim untuk memimpin tim. Dipadukan dengan sederet pemain muda.
Tapi pelatih asal Portugal, Bernardo Tavares berhasil mengubah persepsi banyak pihak. Pelatih 42 tahun ini seakan memperlihatkan jika tim tangguh tidak selalu dibentuk dengan materi pemain bintang.
memilih pemain yang mau bekerja lebih keras untuk kolektifitas tim. Bukan sekedar pamer skill individu atau nama besar pemain.
Prinsip itu membuat permainan PSM selalu bertenaga di setiap pertandingan. Mereka kompak dalam menyerang dan bertahan. Saat ini, Tavares berhasil membuat PSM menang dalam 9 pertandingan, 7 kali imbang dan hanya sekali kalah. Sehingga 34 poin membuat mereka jadi juara paruh musim.
Selain itu, pelatih berkepala plontos ini membuat Yakob Sayuri dan Ramadhan Sananta menembus timnas Indonesia. Selain dua pemain itu, masih ada beberapa nama yang diorbitkan.
Seperti Akbar Tanjung, Agung Mannan dan kiper Reza Pratama. Nama-nama yang kurang dikenal sebelumnya tapi sekarang jadi tulang punggung PSM.
Fabio Lefundes
Pelatih asal Brasil ini sebenarnya punya background pelatih fisik. Dia sempat menjabat posisi itu di klub papan atas Korea Selatan seperti Shandong Luneng dan Joenbuk Hyundai sebagai pelatih fisik di tahun 1994 silam.
Namun keahliannya meramu strategi tak bisa disepelekan. Musim lalu, Madura United memang hanya di papan tengah. Karena tim berjuluk Laskar Sape Kerrab sempat dihantam virus covid-19. Sehingga banyak pemain absen di setiap pertandingan.
Tapi musim ini, Lefundes membuat timnya lebih tangguh. Dia mempertahankan mayoritas pemainnya. Sehingga tidak butuh waktu lama membuat tim Madura United bersaing di papan atas. Jika diamati, Lefundes tidak hanya jago meramu taktik dan strategi. Tapi juga faktor lainnya.
Seperti saat main sore hari di cuaca terik, dia membuat timnya tampil santai untuk menghemat tenaga. Lalu di babak kedua mereka mengempur pertahanan lawan yang sudah kehabisan tenaga. Itu diperlihatkan ketika menekuk Arema FC 2-0 di putaran pertama.
Paruh musim, Lefundes meraih 10 kemenangan, 3 imbang dan 4 kekalahan. Sehingga Madura United mengumpulkan 33 poin. Sama dengan Bali United yang ada di urutan kedua.
Thomas Doll
Persija Jakarta bisa dibilang lambat panas di paruh musim. Sebab, pelatih asal Jerman ini sedang melakukan renegerasi tim. Banyak pemain muda diberi kesempatan musim ini. Seperti Frengky Missa, Ginanjar Wahyu, dan sederet nama lainnya.
Mantan pelatih Borussia Dortmund ini percaya dengan potensi para pemain usia muda tersebut. Hasilnya dituai di pertengahan putaran pertama. Persija sempat meraih 5 kemenangan beruntun. Itu mengatrol posisi tim berjuluk Macan Kemayoran ini mendekati papan atas.
Keberadaan pemain muda ini membuat permainan Persija lebih bertenaga selama 90 menit. Ini yang jadi salah satu kelebihannya. Sehingga Thomas Doll bisa meraih 9 kemenangan, 5 kali imbang dan hanya 3 kekalahan.
Stefano Cugurra
Nama yang satu ini tak perlu diragukan lagi. Dia pelatih yang sudah meraih tiga gelar juara BRI Liga 1. Bersama Persija Jakarta dan dua kali dengan Bali United. Jadi, bukan kejutan lagi jika dia membawa Bali United bersaing di papan atas paruh musim.
Tim berjuluk Serdadu Tridatu ini punya 33 poin di putaran pertama. Teco berhasil membawa Bali United meraih 11 kemenangan. Namun jumlah kekalahannya cukup banyak yakni 6 kali.
Tapi Bali United tak pernah meraih hasil imbang. Dari segi permainan, pelatih asal Brasil tersebut membuat timnya bermain efektif. Terkadang mereka main bertahan, tapi serangan yang dibuat bisa menghasilkan banyak gol. Di putaran pertama, Serdadu Tridatu jadi tim paling subur dengan 36 gol.
Teco bisa membuat performa timnya efektif karena sudah membentuk tim sejak 2019 silam. Materi pemain yang dimiliki juga bisa dibilang tangguh. Di depan ada Ilija Spasojevic, Privat Mbarga, Yabes Roni, M. Rahmat dan beberapa nama lain.
Begitu juga dengan posisi lain. Kedalaman skuat tim ini tak perlu diragukan. Sehingga Teco bisa membuat banyak alternatif strategi di setiap pertandingan. Dia juga tidak pusing jika ada pemain yang absen karena kualitas penggantinya setara.
Luis Milla
Mantan pelatih timnas Indonesia ini menjadi arsitek Persib Bandung di tengah jalan. Dia menggantikan Robert Rene Alberts di pekan sembilan.
Namun pelatih asal Spanyol ini memberikan efek yang instan. Ditangannya, tim berjuluk Maung Bandung itu tak pernah menelan kekalahan. Dari 10 laga yang dimainkan berakhir dengan 8 kemenangan dan 2 kali imbang.
Capaian itu membuat Persib yang sempat terseok-seok di papan tengah meroket ke papan atas. Mereka menyamai poin Bali United yang ada di posisi kedua dengan 33 poin.
Bisa dibilang Luis Milla membuat permainan Persib lebih tajam. Karena dia menerapkan sepakbola yang efektif. Skuadnya juga ditunjang dengan materi pemain papan atas. Seperti Ciro Alves, David da Silva, Beckham Putra, Victor Igbonefo dan banyak lagi pemain bintang lainnya.
Jadi, dia tinggal membuat suasana tim agar lebih kompak. Imbasnya, permainan Persib lebih cair di lapangan. Luis Milla sendiri juga bukan pelatih sembarangan. Mantan pemain Real Madrid tersebut pernah membuat performa Timnas Indonesia lebih menjanjikan di tahun 2017-2018.
Baca Juga
Termasuk Pemain Berlabel Kiper Timnas Indonesia, Ini Daftar Lengkap Penerima Kartu Merah di BRI Liga 1 2024 / 2025
Termasuk Evandro Brandao, Parade Gol yang Menyayat Hati di Menit Akhir Laga Sepanjang BRI Liga 1 2024 / 2025
BRI Liga 1: Sudah Bukan Berposisi Striker, Flavio Silva Lebih Nyaman Jadi Winger Persebaya?