Bola.com, Sleman - Manajemen PSS Sleman buka suara terkait penghentian Liga 2 dan peniadaan degradasi BRI Liga 1 musim ini. PSS sangat menyesalkan langkah yang diambil PSSI untuk menghentikan Liga 2.
Seperti diketahui, penghentian Liga 2 diputuskan dalam Rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI di kantor PSSI, GBK Arena, Kamis (12/1/2023). Ada tiga hal yang melatarbelakangi keputusan tersebut.
Satu di antaranya adalah permintaan dari sebagian besar klub Liga 2 yang menginginkan kompetisi tidak dilanjutkan.
Manajer PSS Sleman, Dewanto Rahadmoyo, mengatakan kompetisi tanpa degradasi membuat persaingan jadi kurang menarik. Juga sedikit banyak akan memengaruhi permainan di lapangan.
"Tentunya tanpa degradasi menjadi enggak ada greget apalagi kami sudah memperbaiki tim untuk kedepannya," ujar Dewanto Rahadmoyo kepada Bola.com, Rabu (18/1/2023).
"Kalau tahu seperti ini kompetisi jadi enggak maksimal menurut saya dan kualitas pertandingan juga bisa menurun. Buat apa? Wong enggak ada degradasi dan promosi," lanjutnya.
Beri Motivasi
Lebih lanjut, Dewanto menuturkan jajaran manajemen selalu memberikan motivasi kepada para pemain.
Motivasi tersebut diharapkan bisa menambah semangat pemain PSS Sleman. Mereka juga mewanti-wanti Bagus Nirwanto cs. untuk tidak asal-asalan dan tetap fight pada tiap pertandingan.
"Saya menegaskan kepada tim untuk tidak terpengaruh atas situasi kondisi ini, jadi ya kami tetap pada tujuan awal mencari yang terbaik untuk prestasi tim ini," tegasnya.
Tak Pengaruhi Perekrutan Pemain
Lantas, kompetisi tanpa degradasi apakah akan memengaruhi kebijakan transfer PSS Sleman?
"Jelas tidak, dari tim masih sangat berharap perekrutan pemain tetap berjalan, harapannya seperti itu. Tetapi, nanti akan kami rembug lagi dengan perusahaan terkait situasi kondisi saat ini," beber dia.
"Perekrutan pemain jadi dasar untuk musim berikutnya, jadi siapa tahu nanti kami tidak perlu bongkar pasang kerangka tim, ya tinggal tambal sulam saja kekurangan di mana," jelas Dewanto.
Tidak Asal-Asalan
Yang pasti, Dewanto menegaskan tanpa adanya degradasi bukan berarti timnya asal-asalan dalam menggaet pemain anyar. Sampai saat ini pun manajemen Tim Elang Jawa terus berupaya mendatangkan sejumlah pemain bidikan.
"Kami tetap mengejar performa terbaik tim ini pada sisa putaran kedua. Bukan berarti sedapatnya pemain gitu, tentu tidak karena ini bisa untuk jangka panjang musim berikutnya," katanya.
Dengan atau tanpa degradasi, lanjut Dewanto, PSS Sleman akan tetap menjalankan apa yang sudah direncanakan sejak awal. Termasuk dalam hal perekrutan pemain.
"Kami inginnya PSS menjaga kualitas karena pada putaran pertama terseok-seok," ucapnya.
Rawan Jual-Beli Pertandingan
Penghapusan degradasi bisa saja memunculkan sejumlah hal negatif yang dapat merusak fair play pertandingan. Satu di antara hal yang dikhawatirkan yakni adanya jual beli pertandingan.
"Ya itu yang kita semua takutkan, khawatir kalau kompetisi tidak ada target dan tidak ada degradasi-promosi ya sangat berisiko sekali ke arah sana," tuturnya.
"Tetapi kami prinsipnya dan berpikir hanya untuk tim kita maunya prestasi yang terbaik. Tidak main mata atau apalah yang dibilang orang-orang. Kami fokus pada prestasi tim ini," pungkas Dewanto Rahadmoyo.
Belum Tentukan Pilihan Calon Ketum PSSI
PSSI akan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI pada 16 Februari 2023 mendatang. KLB ini untuk memilih Ketua, Wakil Ketua, dan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, menggantikan kepengurusan Mochamad Iriawan.
Pendaftaran bakal calon Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dan anggota Komite Eksekutif PSSI periode 2023-2027 sudah ditutup sejak Senin (16/1/2023).
Total lima orang bakal bertarung untuk memperebutkan kursi Ketua Umum PSSI periode 2023-2027. Mereka adalah La Nyalla Mattalitti, Arif Putra Wicaksono, Doni Setiabudi, Erick Thohir, dan Ferry Jemy Francis.
Saat ini, beberapa klub mulai mendeklarasikan dukungan kepada masing-masing jagoan mereka. Namun, PSS Sleman masih belum menentukan pilihan.
"Ya saat ini kami belum mengarah ke siapa-siapa. PSS Sleman belum tentukan pilihan. Terlalu dini dan kapasitas saya belum bisa jawab kesana, mungkin Direksi yang bisa jawab," ujar manajer PSS, Dewanto Rahadmoyo.
Erick Thohir dan Ratu Tisha Punya Kualitas
Dari sekian banyak calon yang mendaftar, Erick Thohir dan Ratu Tisha lah yang paling mendapat sorotan. Keduanya dianggap layak untuk memimpin PSSI. Bahkan, para pecinta sepak bola Tanah Air menduetkan mereka berdua menjadi Ketua dan Wakil Ketua.
Kehadiran dua sosok figur ini diyakini bisa membawa perubahan dalam sepak bola Indonesia. Hal ini diamini oleh Dewanto Rahadmoyo.
"Erick Thohir dan Ratu Tisha punya kualitas masing-masing. Tentunya punya visi misi bagus untuk sepak bola Indonesia, kalau saya sih intinya bisa memperbaiki dari yang sebelumnya, untuk kompetisi yang lebih baik," kata Dewanto Rahadmoyo.