Bola.com, Jakarta - PT Liga Indonesia Baru (LIB) menawarkan opsi bubble alias sentralisasi untuk kelanjutan Liga 2 2022/2023 yang dimulai pada 24 Februari 2023. Meski begitu, jadwal pertandingan bolong-bolong, tetapi tidak berani mengambil keputusan.
Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus memaparkan konsep gelembung itu ketika menggelar Owner's Club Meeting bersama PSSI dan para peserta Liga 2 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa (24/1/2023).
"Dengan melihat beberapa kendala yang ada, pertama kompetisi akan berlangsung dengan beberapa kali penghentian," ujar Ferry Paulus.
Ferry Paulus mengungkapkan bahwa Liga 2 sedikitnya bakal mengalami dua kali jeda pada bulan puasa dan Piala Dunia U-20 2023.
2 Kali Berhenti
Ramadan 2023 bakal berlangsung pada 22 Maret-21 April 2023, sementara Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 pada 20 Mei-11 Juni 2023.
"Sebagian besar stadion Liga 2 ini banyak yang belum memiliki lampu, sehingga ketika memasuki bulan puasa akan berhenti dan lanjut lagi setelah Lebaran," ungkap Ferry Paulus.
"Lalu, sebelum Piala Dunia U-20 2023 juga berhenti dan kemudian dilanjutkan setelah itu dengan format yang telah memasuki enam besar dan berakhir pada pengujung Juni atau awal Juli 2023."
"Melihat kondisi saat ini bahwa sebagian besar klub sedang istirahat dan membubarkan timnya, sehingga kami merancang kelanjutan Liga 2 pada 24 Februari 2023. Kami memberikan ruang kepada klub untuk mempersiapkan diri untuk bubble," jelasnya.
Bubble di Jawa Tengah
Liga 2 musim ini telah dimulai pada 28 Agustus 2022 dengan diikuti oleh 28 tim yang terbagi ke tiga grup yaitu Grup Barat, Grup Tengah, dan Grup Timur.
PT LIB juga telah menyiapkan Jawa Tengah sebagai pusat bubble Liga 2 karena memiliki banyak stadion yang siap pakai untuk menampung 28 klub.
"Ada yang menginginkan di Sumatera, di Jawa, dan di daerah lain. Sehingga konsep yang kami rancang sebenarnya yang paling ideal meski belum kami tetapkan di Pulau Jawa mananya," ucap Ferry Paulus.
"Tetapi, yang paling realistis adalah di Jawa Tengah. Sebab, jaraknya tidak terlalu jauh. Kemudian ada banyak stadion yang bisa digunakan. Minimal sekurang-kurangnya 4-5 stadion," ungkapnya.
Diserahkan ke PSSI
Ferry Paulus menerangkan bahwa PT LIB dan kontestan Liga 2 sepakat untuk melanjutkan kompetisi, tetapi belum menemui kesepahaman terkait konsep kompetisi.
Selain itu, Ferry menyebut PT LIB tidak punya hak untuk mengambil keputusan dalam melanjutkan Liga 2, melainkan wewenang PSSI karena federasi yang menghentikan kompetisi.
Sebelumnya, pada 12 Januari 2023, Komite Eksekutif (Exco) PSSI memutuskan untuk menghentikan Liga 2 akibat tiga penyebab, termasuk mengklaim karena permintaan dari mayoritas klub.
KLB PSSI 16 Februari 2023
Anehnya, PSSI tidak dapat memutuskan kelanjutan Liga 2 dalam rapat Exco PSSI, melainkan bakal dibawa ke Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI untuk ditentukan oleh kepengurusan yang baru.
PSSI bakal menggelar KLB PSSI pada 16 Februari 2023 untuk mencari satu Ketua, dua Wakil Ketua, dan 12 anggota Exco PSSI menggantikan periode kepemimpinan Mochamad Iriawan.
"Kami membawa misi kelanjutan Liga 2 kepada PSSI. Kenapa begitu, mengingat ada kesepakatan di rapat Exco untuk menghentikan kompetisi," imbuh Ferry Paulus.
"Oleh karena itu, kami harus mengembalikan lagi kepada PSSI. Jika Liga 2 akan dilanjutkan, maka PSSI yang punya ranah untuk dilanjutkan. Format dan yang lainnya bisa menyesuaikan," terangnya.