Bola.com, Jakarta - Panggung sekaliber Liga Inggris menjadi ajang pembuktian striker-striker kelas dunia. Satu di antara yang paling terkenal adalah tombak asal Belanda, Robin van Persie.
Selama 11 tahun, terhitung sejak 2004 hingga 2015, Van Persie berkarier di Inggris. Eks Feyenoord itu pernah memperkuat Arsenal dan Manchester United.
Kepindahannya ke Old Trafford pada 2012 sempat menuai protes dari pemuja fanatik The Gunners. Van Persie dianggap pengkhianat dan mata duitan karena menerima pinangan musuh besar The Gunners tersebut.
Sempat Tak Rela
Saat itu, Van Persie diboyong dari Emirates Stadium dengan nilai transfer 22,5 juta pounds atau setara Rp 357 miliar. Fans sah-sah saja berang, mengingat Van Persie merupakan bintang sekaligus idola sejak Arsene Wenger membungkusnya dari Feyenoord pada 2004.
Namun, ironisnya, selama delapan tahun di Arsenal, Van Persie sama sekali tak pernah merasakan manisnya gelar Premier League. Mantan striker yang pada 6 Agustus mendatang genap berusia 40 tahun ini, hanya mampu memenangkan Piala FA 2005. Setahun sebelumnya, ia merengkuh FA Community Shield.
Sebaliknya, Di MU, Van Persie tak butuh waktu lama untuk memenangkan Premier League. Momen indah tersebut tersaji pada musim 2012/2013. Kebahagiaan Van Persie semakin berlipat, karena katajamannya tetap terjaga dengan torehan 26 gol termasuk dua lesakan yang menyakitkan ke gawang Arsenal.
Sebelum meninggalkan MU pada 2015, RvP juga meninggalkan kenangan-kenangan sebiji trofi lain yakni FA Community Shield 2013. Selain Van Persie, Setan Merah juga merekrut tiga pemain lain di musim yang sama. Siapa saja ketiganya dan bagaimana takdir mereka selanjutnya?
Shinji Kagawa
Lama tak terdengar, Kagawa terakhir kali memperkuat klub Spanyol, Real Zaragoza (2019-2020). Selama berkarier sejak 2006, Kagawa hanya memperkuat empat klub.
Sebelum memutuskan pensiun di Spanyol, Kagawa pernah memperkuat Cerezo Osaka, Borussia Dortmund, dan tentu saja Manchester United. Setiap kali menyebut namanya, sebagian besar orang pasti mengaitkannya dengan Setan Merah.
Padahal, bersama Dortmund, eks anak kesayangan Jurgen Klopp itu tak kalah moncer. Pemain internasional Jepang itu telah mencetak 17 gol dan 14 asis di semua kompetisi saat tim Jurgen Klopp memenangkan Bundesliga 2010/2011 dan 2011/2012.
Guna mendapatkannya pada 2012, MU merogoh kocek sebesar 15 juta pounds. Kendati hanya bertahan dua musim, Ferguson mengaku puas terkat kontribusi Kagawa.
"Dia beradaptasi dengan baik dan merupakan aset berharga bagi kami," kata Ferguson. Total, sang gelandang tampil dalam 57 laga dengan pahatan enam gol dan 10 assist. Kagawa juga dikenang satu trofi Premier League 2012/2013 serta FA Community Shield 2013.
Alexander Buttner
Sejak 2022, Butner merapat ke De Graafschap. Klub kasta kedua Belanda itu butuh seorang pemain berpengalaman dan bek 33 tahun itu dianggap sosok yang tepat.
Ya! Alexander Buttner memang mengantongi jam terbang tinggi di sejumlah klub, termasuk dua tahun di Old Trafford (2012-2014). Kedatangan Alexander Buttner dari Vitesse bukanlah suatu kebetulan.
Alex Ferguson merekrutnya sebagai pelapis Patrice Evra yang telah memasuki usia senja, 31 tahun. Ketika itu, fans kurang setuju dengan keputusan Ferguson. Terlebih Manchester United kudu bongkas kas sebesar 4,5 juta pounds.
Ferguson bergeming. Dia jalan terus. "Alexander adalah bek kiri muda terbaik di Eropa dan kami senang bisa mengontraknya," lanjut Ferguson sembari menambahkan jika dirinya sudah lama memantau sang buruan.
Belakangan, fans bungkam. Alexander Buttner ternyata tokcer. Dalam debut melawan Wigan misalnya, dia ikut mencetak gol dan memberikan asis dalam kemenangan 4-0 di Old Trafford.
Pada masa-masa akhir jabatan Ferguson, Alexander Buttner juga memberikan salam perpisahan kepada orang yang sangat dihormatinya tersebut. Ia melakukan itu ketika mencetak gol dalam hasil imbang 5-5 kontra West Brom.
Ia cabut dari MU menyusul pertikaiannya dengan pelatih MU, Louis van Gaal, Alexander Buttner ikut ambil bagian dalam kemenangan Premier League di musim pertamanya. Dalam dua musim yang mengesankan, Butner tampil dalam 28 musim.
Nick Powell
Sebelum ke MU, Powell merupakan wonderkid Crewe Alexandra, klub yang bermain di League Two, tingkat keempat sepak bola Inggris. Alex Ferguson hadir kala striker 18 tahun itu mencetak gol penentu di final play-off League Two.
Tak mau kehilangan, Ferguson segera meminta manajemen Setan Merah mengeluarkan biaya 6 juta pounds demi mendapatkan remaja memesona itu. Di MU, Powell melakoni debutnya sebagai pengganti Ryan Giggs dalam kemenangan 4-0 atas Wigan.
Dia menyumbang sebiji gol, 10 menit setelah masuk dari bangku cadangan. Mengingat persaingan di lini depan sangat ketat, Ferguson memilih meminjamkan Powell ke Wigan Athletic, Leicester City, dan Hull City sebelum akhirnya dilepas pada 2016 ke Wigan Athletic.
Angelo Henriquez
Seperti Powell, Henriquez datang menyapa publik Old Trafford dalam usia muda, 18 tahun. Pemain ber-KTP Cile itu diangkut dari Universidad de Chile seharga 5 juta pounds.
Sayangnya, Henriquez tak mampu bersaing di starting XI. Nasibnya tak sekinclong Van Persie dan Kagawa. Berlatar ingin jam terbang, Ferguson meminjamkan Henriquez ke Wigan Athletic, Real Zaragoza, dan Dinamo Zagreb.
Pada 2015, Henriquez balik ke Old Trafford. Pada tahun itu, Ferguson melegonya ke Dinamo Zagreb. Setelah gagal tampil untuk tim utama United, striker tersebut bergabung dengan Wigan dengan status pinjaman di jendela transfer berikutnya.
Ia mencetak satu gol Liga Premier dalam empat pertandingan. Sempat gonta-ganti klub, Henriquez saat ini bermain untuk klub Polandia, Miedź Legnica. Dia di sana sejak 2022.
Sumber: Planetfootball