Ganas, 6 Pengguna Nomor 9 Liverpool : Ada Yang Nyaris Jadi Pelatih Persija Jakarta

oleh Choki Sihotang diperbarui 30 Jan 2023, 20:41 WIB
Robbie Fowler merupakan legenda yang lahir dari akademi Liverpool. Ia tercatat sebagai pencetak gol terbanyak ketujuh dalam sejarah Liga Inggris, yaitu sebanyak 163 gol. Namun, Fowler tak pernah merasakan gelar Liga Inggris selama kariernya di Anfield. (AFP/Gerry Penny)

Bola.com, Jakarta - Liverpool belum juga beranjak dari posisi kesembilan klasemen sementara Liga Inggris 2022/2023. Hingga pekan ke-20 atau nyaris sebulan setelah tahun 2023 bergulir, The Reds baru mampu mengemas 29 poin.

Kesialan demi kesialan belum mau menyingkir dari skuad besutan Jurgen Klopp. Pada laga terakhir melawan Chelsea beberapa waktu lalu, Mohamed Salah dkk hanya mampu bermain imbang tanpa gol di Anfield.

Advertisement

Tak bermaksud meremehkan, Liverpool harus melupakan gelar juara musim ini. Finis di empat besar juga sepertinya berat, mengingat persaingan menembus Liga Champions musim depan semakin ketat.

Masuknya sederet amunisi anyar macam Darwin Nunez, Diogo Jota, serta Cody Gakpo, belum mampu mendongkrak performa raksasa Merseyside. Absennya Roberto Firmino bisa jadi satu di antara penyebab loyonya Si Merah musim ini.

 

2 dari 9 halaman

Masih Butuh

Pemain Brighton and Hove Albion Kaoru Mitoma (kanan) berebut bola dengan pemain Liverpool Trent Alexander-Arnold pada pertandingan sepak bola putaran keempat Piala FA di Stadion Falmer, Brighton, Inggris, 29 Januari 2023. Liverpool kalah 1-2 dan harus tersingkir dari Piala FA. (AP Photo/Alastair Grant)

Keberadaan wajah-wajah baru di lini serang belum maksimal. Ketiadaan Roberto Firmino masih nihil solusi. Padahal, dalam beberapa musim, sejak kedatanganya dari Hoffenheim pada 2015, pemilik paspor Brasil itu selalu jadi andalan dan nyaris tak tergantikan.

Pemain bernomor punggung 9 ini menjadi pelaku sejarah dalam kesuksesan Liverpool memenangkan segepok trofi. Firmino memberi piala Liga Inggris 2019/2020, serta Liga Champions, semusim sebelumnya.

Terkait jersey nomor 9, Liverpool tak sembarangan memberinya. Hanya pemain yang dianggap mumpuni layak mengenakannya.

Sejarah mencatat, selain Firmino, sederet pemain lain juga pernah mengenakannya. Hanya saja, tak semua berakhir dengan banjir trofi.

Ada juga yang gatot alias gagal total. Nah, beberapa nama ada di bawah ini. Satu catatan, ada si nomor 9 Liverpool yang sempat santer digosipkan bakal menangani Persija Jakarta di panggung Liga 1 2020/2021.

 

3 dari 9 halaman

Djibril Cisse

Djibril Cisse. Striker berusia 40 tahun ini masih bermain bersama PAO Chicago sejak April 2021. Hingga kini ia telah mencetak 271 gol bersama 11 klub yang pernah dibelanya sejak 1998. Beberapa klub besar yang pernah dibelanya adalah Auxerre, Marseille, Liverpool dan Lazio. (AFP/Andrew Yates)

Jangkung, sangar, dan tak banyak bicara, Cisse merupakan monster yang mengerika di eranya. Tajam mematikan, Cisse meninggalkan jejak mengagumkan selama memperkuat Liverpool dari 2004 sampai 2007.

Berbekal 24 gol dalam 82 laga, plus menghasilkan dua trofi bergengsi yakni Liga Champions 2004/2005 dan Piala FA 2005/2006, sudah menjadi bukti. Artinya, Liverpool tak sia-sia memboyongnya dari klub kurang beken Prancis, Auxerre.

Bila saja Cisse tak mengalami dua kali patah kaki, kariernya di Anfield mungkin lebih dahsyat.

 

4 dari 9 halaman

Nicolas Anelka

Nama Anelka boleh-boleh saja berkibar di Arsenal dan Chelsea. Namun, di Liverpool, dia bukanlah sosok yang membanggakan untuk dikenang.

Pada 2000, Paris Saint-Germain (PSG), menebusnya dari Real Madrid. Namun, selama setengah musim, Anelka dirental ke Liverpool.

Sang avonturir tampil sip selama berkostum The Reds. Bayangkan, dari total bermain di semua kompetisi, Anelka mampu mengemas lima gol dan satu asis.

Hanya saja, pelatih Liverpool ketika itu, Gerard Houllier, memilih tak memperpanjang masa peminjamannya. Sesuatu hal yang sangat disesalkan legenda Liverpool, Emile Heskey.

"Harusnya kami bisa menahannya lebih lama di Liverpool," kata Heskey.

 

5 dari 9 halaman

Ian Rush

Identik dengan Liverpool, Rush adalah pencetak gol terbanyak dalam sejarah The Reds. Cinta Rush di Anfield terjalin dalam periode, 1980–1987 dan 1988–1996.

Sebelum era Premier League, Rush merupakan hantu bagi pemain bertahan lawan. Tombak yang kini berusia 61 tahun itu jadi aktor utama di balik kedigdayaan Liverpool di kompetisi domestik maupun zona Eropa.

 

6 dari 9 halaman

Roberto Firmino

Penyerang Liverpool, Roberto Firmino menendang bola saat bertanding melawan Napoli pada pertandingan lanjutan Grup A Liga Champions di stadion Anfield di Liverpool, Inggris, Rabu (2/11/2022). Perolehan angka Liverpool sama seperti yang dimiliki Napoli, namun rivalnya dari Italia itu unggul produktivitas gol. (AP Photo/Jon Super)

Seperti sudah disinggung di atas, Firmino kelak akan dikenang sebagai legenda Liverpool yang kelas wahid. Meski berada di bawah bayang-bayang Salah dan Sadio Mane, Firmino tetaplah pribadi yang sangat dihormati oleh fans.

Saat ini dia tak lagi jadi starter lantaran masalah kebugaran. Firmino mendapat apresiasi tinggi di balik kesangaran The Reds dalam beberapa musim terakhir.

 

7 dari 9 halaman

Fernando Torres

Empat tahun pengabdiannya, dari 2007 hingga 2011, Torres tak mampu mempersembahkan satu trofi pun bagi Liverpool. Dia memang striker yang sangat mematikan.

Pada musim pertama, Torres mampu mengepul 33 gol. Total, selama empat tahun, Torres mengemas 81 gol dalam 142 laga.

Kondisi itu menjadi catatan tersendiri. Apalagi Liverpool sudah menghabiskan dana 34,2 juta pounds atau setara Rp 656,5 miliar, untuk memboyongnya dari Atletico Madrid. Setelah pergi dari Merseyside, pemain asal Spanyol tersebut justru meraih sejumlah trofi bersama Chelsea.

 

8 dari 9 halaman

Robbie Fowler

Robbie Fowler. Striker Liverpool ini mencetak gol ke-100 di Liga Inggris saat berusia 23 tahun dan 283 hari. Kala itu Liverpool menang 7-1 atas Southampton, 16 Januari 1999 dan Fowler mencetak 3 gol di antaranya. Hingga pensiun ia mencetak total 162 gol di Liga Inggris. (AFP/Odd Andersen)

Sampai kapan pun, fans tak akan pernah menanggalkan Fowler dari hati mereka. Selama bertahun-tahun, lintas generasi, nama Fowler terpatri abadi.

Fowler adalah nyawa Liverpool, dari 1993 sampai 2001. Dia juga pernah memperkuat The Reds dari 2006 sampai 2007. Akan tetapi, masa-masa kejayaannya tersaji di periode pertama.

Pada periode kemakmuran tersebut, Liverpool sukses memenangkan sederet trofi. Beberapa di antaranya Piala FA, Piala Liga Inggris, Piala UEFA, Piala Super Eropa, serta runner-up Liga Champions 2006/2007.

Satu yang sempat menghebohkan, Robbie Fowler mencuat di Indonesia pada mediao akhir Agustus 2020. Kala itu, Fowler masuk menjadi nomine pelatih Persija Jakarta.

Sumber: Planetfootball

9 dari 9 halaman

Kapan Bangkit?

Berita Terkait