5 Ikon Lapangan Hijau Yang Berbaju Politik : Ada Lho Eks Bintang Liga Indonesia

oleh Choki Sihotang diperbarui 31 Jan 2023, 16:10 WIB
George Weah menjadi sejarah dunia sepak bola karena ia menjadi satu-satunya pemain sepak bola yang berasal dari Benua Afrika yang pernah meraih Ballon d'Or. Pemain Liberia ini mampu menghadiahkan dua trofi untuk PSG sebelum pindah ke AC Milan. (Foto Kolase: AFP/Gerard Julien & Carlo Ferraro)

Bola.com, Jakarta - Profesi pesepak bola menjadi bagian dari perjalana hidup seseorang. Nah, saat memasuki pensiun, beragam kegiatan bisa menjadi opsi mereka. Para bintang yang telah malang-melintang di Liga Inggris, Liga Italia sampai Liga Spanyol, sudah membuktikan itu.

Sebagian dari para bintang yang telah pensiun tersebut mengganti kostum mereka menjadi seorang politisi. Di Indonesia?, sudah tentu ada beberapa, terutama yang berstatus eks pemain Liga Indonesia dan berlabel mantan Timnas Indonesia.

Advertisement

Pada artikel sebelumnya, kalian sudah melahap kisah sederet legenda seperti Romario, Pele, Sol Campbell, Hakan Sukur, Roman Pavlyuchenko, dan Gianni Rivera yang dianggap "membelot" lantaran telah meninggalkan profesi yang sudah melambungkan nama mereka.

Beberapa cerita lanjutan bakal tersaji dalam tulisan ini. Maklum, kisah dari mantan seniman lapangan lainnya juga tak kalah seru. Keputusan terjun ke panggung politik ternyata memiliki latar belakang yang beragam.

Daripada penasaran, yuk kepoin kisah mereka selangkapnya. Yuhuuu...

 

2 dari 6 halaman

Kakha Kaladze

11. Kakhaber Kaladze - Siapa sangka, mantan pemain belakang AC Milan kini menjabat sebagai Walikota Tbilisi, Ibu Kota Georgia. (AFP/Vano Shlamov)

Dulu, beberapa purnama yang lampau, Kaladze merupakan idola Milanisti. Berdiri tegap di sisi kiri pertahanan AC Milan, ia tembok kebanggaan AC Milan pada periode 2001-2010.

Bersama Milan, Kaladze ikut mempersembahkan segepok trofi bagi raksasa Italia itu. Selain Serie A 2003/2004, Kaladze juga layak dikenang untuk dua trofi Liga Champions 2002/2003 dan 2006/2007.

Ia mengucapkan selamat tinggal kepada sepak bola pada 2012. Lalu, Kaladze menjadi anggota parlemen. Karier politiknya kian melambung.

Mantan tukang jagal yang sangat ditakuti di eranya itu kemudian merengkuh Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Energi di tanah kelahirannya di Georgia. Pada 2017, dia mencalonkan diri sebagai Walikota Tblisi dan menang mutlak.

 

3 dari 6 halaman

George Weah

George Weah - Kecepatan dan ketajaman Weah menjadi kelebihan pemain yang memperkuat AC Milan pada tahun 1995-2000. Bersama AC Milan, Weah menyumbangkan dua gelar Scudetto. (AFP/ Gergard Julien)

Legenda AC Milan lainnya, dan kali ini berasal dari benua Afrika, Liberia, George Weah, sukses menjadi orang nomor 1 di negaranya. Weah menjadi Presiden Liberia sejak Januari 2018.

Momen itu terjadi Weah memenangkan pemilihan umum yang sekaligus menyingkirkan pesaing terkuatnya, Joseph Boakai. Jalan ke kursi singgasana tak berjalan mulus.

Eks tukang gedor AC Milan (1995-2000) itu lebih dulu merasakan jatuh bangun. Sebelum menang pemilu misalnya, dia sempat melanjutkan studi ke Amerika Serikat guna menambah pendidikan dan mendapat gelar.

 

4 dari 6 halaman

Grzegorz Lato

Pencetak gol terbanyak Piala Dunia 1974 asal Polandia, Grzegorz Lato, mencalonkan diri untuk jabatan politik di negaranya. Ia memutuskan langkah tersebut setelah 11 tahun menjadi pelatih untuk sembilan klub berbeda.

Dia adalah anggota Aliansi Kiri Demokrat, bertindak sebagai senator selama empat tahun sebelum terpilih sebagai ketua FA Polandia. Lato pernah bikin gempar menyusul keputusannya memecat manajer Leo Beenhaker secara langsung di TV, setelah negara tersebut gagal lolos ke Piala Dunia 2010.

 

5 dari 6 halaman

Titi Camara

Mantan pemain Liverpool dan West Ham, Camara kembali ke kampung halamannya Guinea setelah pensiun. Dia sempat mengelola tim nasional pada tahun 2009, sebelum menjadi mantan olahragawan pertama yang memegang jabatan pemerintah di negara tersebut.

Dia diangkat menjadi menteri olahraga oleh presiden Alpha Conde saat itu. Sayang, periodenya tergolong singkat, karena Camara lengser kurang dari dua tahun kemudian dalam perombakan kabinet.

 

6 dari 6 halaman

Viktor Orban

Jika Anda menyukai Football Manager 2006, Orban adalah satu di antara pilihan. Sebelum menjadi Perdana Menteri Hongaria, dia pernah menjadi profesional di klub kampung halamannya, Felcsut.

Ia juga membantu mendirikan Akademi Sepak Bola Ferenc Puskas, yang tergolong satu di antara paling modern di dunia. Orban ikut mengusulkan kepada Sepp Blatter dalam penciptaan Penghargaan Puskas.

Sumber: Planetfootball

Berita Terkait