Bola.com, Malang - Pengrusakan kantor dan official store Arema FC di Jalan Mayjend Pandjaitan, Kota Malang, Minggu (29/1/2023) ternyata memunculkan efek positif. Aremania kini bersatu dan memiliki hubungan yang lebih baik dengan manajemen.
Mereka tidak terima ketika logo Arema FC yang ada di dinding official store dihancurkan dan diinjak-injak oleh kelompok suporter yang mengatasnamakan Arek Malang.
Selasa (31/1/2023) ratusan Aremania yang selama ini mendukung Arema FC berkumpul di halaman kantor manajemen melakukan koordinasi. Dirijen Aremania, Yuli Sumpil ada di antara mereka. Begitu juga dengan tokoh Aremania lainnya.
Orasi damai dilakukan Aremania dengan tertib dan terukur. Secara garis besar, mereka ingin sinergitas dengan Arema FC kembali terbentuk.
Panggilan Jiwa, Bukan Pesanan Jiwa
Dalam rombongan Aremania tersebut, turut hadir dedengkot yang bahkan sudah 12 tahun lamanya tidak muncul di tribune. Mereka berdatangan sejak pukul 12.00. Sesama Aremania saling mengutarakan isi hatinya.
"Saya pribadi sudah 12 tahun tidak aktif di Aremania. Tapi support terhadap regenerasi suporter. Namun melihat apa yang terjadi selama ini, rasanya miris dan prihatin. Hari ini saya ke sini karena panggilan jiwa. Bukan pesanan jiwa,” kata Nanang, salah satu Aremania senior yang jadi orang pertama mengutarakan isi hatinya di hadapan rekan-rekannya.
Dia mengaku tidak terima dengan aksi yang dilakukan kelompok suporter pada Minggu (29/1/2023). Di mana dinding kaca official store Arema dihancurkan. Begitu juga dengan logo Arema FC.
"Saya bereaksi keras, tidak menerima atas aksi pengrusakan logo Arema oleh segelintir orang yang mengatasnamakan Aremania. Karena 135 jiwa yang jadi korban Tragedi Kanjuruhan di dadanya ada logo Arema," lanjutnya.
Jiwa Raga Aremania
Hal yang sama disampaikan Yuli Sumpil. Dia menyayangkan aksi pengrusakan dilakukan suporter di Malang.
"Logo kami dihancurkan lawan saja sakit hati. Apalagi yang merusak teman sendiri yang mengaku Aremania. Kalau mengaku Aremania dan Aremanita jangan seperti itu. Logo ini tidak bersalah. Logo ini jiwa raga Aremania."
"Nyawa saya jadi taruhannya kalau ada yang merusak lagi. Teman kami banyak yang meninggal untuk membela logo ini," jelasnya.
Aremania Pasang Logo Baru
Setelah menyampaikan unek-uneknya, Aremania ditemui manajemen Arema FC. Manajer tim, Wiebie Dwi Andriyas dan Komisaris PT AABBI, Tatang Dwi Arifianto yang membaur dengan mereka. Setelah itu, aksi dilakukan dengan pemasangan logo baru Arema FC di samping official store.
"Logo ini dipasang Aremania. Yang merusaknya akan jadi musuh Aremania Malang Raya," teriak salah satu Aremania lewat pengeras suara.
Aksi ini seakan jadi titik balik membaiknya hubungan manajemen Arema dengan Aremania karena sejak Tragedi Kanjuruhan, suporter dan manajemen belum pernah duduk bersama. Aremania lebih fokus pada usut tuntas kasus Tragedi Kanjuruhan. Sementara manajemen membantu korban dan mempersiapkan tim untuk melanjutkan kompetisi.