Bola.com, Jakarta - Pemanggilan sembilan pemain muda Persija Jakarta untuk mengikuti pemusatan latihan Timnas Indonesia U-20 sempat menuai polemik.
Pemanggilan 30 pemain muda untuk mengikuti pemusatan latihan Timnas Indonesia U-20 sudah dilakukan oleh PSSI. Dari 30 pemain itu, 9 pemain di antaranya merupakan pilar muda Persija Jakarta.
Jumlah pemain yang banyak itu membuat pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll, bereaksi. Pelatih asal Jerman itu tidak habis pikir dengan jumlah pemain asuhannya yang dipanggil untuk menjalani pemusatan latihan bersama Timnas Indonesia U-20.
Pada akhirnya, hingga Kamis (2/2/2023), Persija Jakarta baru melepas tiga pemain dari total sembilan yang diminta oleh PSSI dan Shin Tae-yong. Ketiga pemain itu adalah Achmad Maulana Syarif, Barnabas Sobor, dan Resa Aditya Nugraha.
Ketiga pemain tersebut memang sejauh ini belum mendapatkan menit bemain bersama Persija Jakarta. Pelepasan ketiga pemain itu menjadi cara Persija untuk memastikan mereka tetap mendukung program Timnas Indonesia.
"Persija sudah kirim tiga pemain. Saya selalu mengatakan bahwa kami mau yang terbaik untuk Timnas Indonesia dan sepak bola Indonesia secara umum," ujar Wakil Presiden Persija Jakarta, Ganesha Putera, kepada Bola.com. Kamis (2/2/2023) sore WIB.
Hanya Perlu Komunikasi
Satu hal yang sempat dipermasalahkan oleh pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll, mengenai pemanggilan 9 pemain Persija adalah tidak adanya komunikasi dari staf kepelatihan Timnas Indonesia maupun PSSI kepadanya.
Dalam sebuah wawancara dengan podcast Lensor, Thomas Doll mengungkapkan bahwa staf kepelatihan Timnas Indonesia maupun PSSI tak pernah berkomunikasi dengannya terkait pemanggilan pemain ke tim nasional.
Ganesha Putera turut menekankan bahwa lewat komunikasi, Persija dan Timnas Indonesia pasti akan mendapatkan solusi terkait prioritas para pemain muda tersebut.
"Kami sudah bersurat kepada PSSI dan mengatakan bahwa kita perlu bertemu dulu agar tercipta harmonisasi program. Setelah bertemu, kami pasti akan mengirim pemain kami," ujar Ganesha.
"Namun, sebelumnya perlu pertemuan. Saya rasa bertemu dan berkomunikasi itu tidak sulit, karena lewat komunikasi pasti ada solusi," lanjutnya.
Harus Ada Relasi antara Pelatih Timnas Indonesia dan Klub
Komunikasi yang diharapkan oleh Persija Jakarta sebenarnya bukan hal yang aneh atau tuntutan yang berlebihan. Dari pengalaman Bola.com mengikuti aktivitas pelatih Timnas Indonesia, seperti Alfred Riedl dan Luis Milla, selalu ada ruang untuk melakukan diskusi dengan pelatih klub.
Masih ada di ingatan bagaimana Timnas Indonesia perlu melakukan persiapan mepet menuju Piala AFF 2016 setelah sanksi dari FIFA dicabut.
Alfred Riedl yang saat itu harus mempersiapkan tim dengan pemusatan latihan dengan intensitas yang tinggi, difasilitasi oleh PSSI untuk bertemu dengan pihak klub yang saat itu bekompetisi di Indoensia Soccer Championship 2016.
Walaupun sedikit berat, dari hasil diskusi itu Alfred Riedl diperkenankan mengambil maksimal dua pemain dari setiap klub. Pelatih asal Austria itu menerimanya dan memaksimalkannya dengan baik hingga Tim Garuda menjadi runner-up di Piala AFF 2016.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Luis Milla ketika mempersiapkan Timnas Indonesia U-22 untuk SEA Games 2017 dan Asian Games 2018.
Setelah berkomunikasi dengan klub dan PSSI, termasuk ketika bersafari memantau pemain di beberapa kota saat Piala Presiden 2017 digelar, Luis Milla beberapa kali melakukan pemanggilan pemain untuk mengikuti pemusatan latihan dengan sistem rotasi.
Artinya, pemain yang sudah dinilainya memiliki performa bagus tidak selalu dipanggil mengikuti pemusatan latihan. Bukan artinya sang pemain gagal memenuhi ekspektasi, tetap pelatih asal Spanyol itu justru menilai sang pemain lebih perlu mendapatkan menit bermain bersama klub.
Selain Latihan, Pemain Muda juga Butuh Kompetisi
Dalam beberapa kesempatan, Thomas Doll mengungkapkan pendapatnya mengenai hal tersebut, termasuk saat melakukan konferensi pers jelang laga kontra RANS Nusantara FC yang akan digelar pada Jumat (3/2/2023).
"Saya merasa pemain U-20 itu memiliki kesempatan untuk bermain di liga teratas dan bisa menghadapi pemain seperti Ciro Alves, Spasojevic, David da Silva. Mereka juga bisa bermain besama Yusuf, Hanno, Krmencik di level yang bagus," ujar Doll dalam konferensi pers tersebut, Kamis (2/2/2023).
"Terpenting bagi pemain muda adalah kompetisi dan bermain di depan 30 hingga 40 ribu orang. Itu sesuatu yang bagus. Kompetisi itu berbeda dengan sesi latihan. Saya tidak mengerti mereka harus berlatih tapi tidak bekompetisi. Turnamen baru digelar Maret dan mereka dipanggil belatih lagi dan kemudian baru tampil di Piala Dunia U-20 di sini," lanjutnya.
Thomas Doll juga menceritakan bagaimana di negara asalnya, Jerman, para pelatih dari tim muda justru selalu berusaha menjalin komunikasi dengan pelatih tim utama klub agar anak-anak asuhnya bisa mendapatkan menit bermain bersama tim utama.
Hal tersebut karena para pelatih memiliki pemahaman yang sama, bahwa setiap pemain membutuhkan kesempatan dalam pertandingan, bukan hanya sekadar belatih.
"Mereka justru bertanya apakah pemainnya bisa mendapatkan menit bermain di tim utama. Mereka pun gembia karena pemainnya bisa bermain di kompetisi utama. Bagaimana Anda bisa berkembang atau menjadi lebih baik jika tidak bermain di level yang bagus," ujar Doll.
"Saya ingin yang terbaik untuk tim saya, juga untuk tim nasional Indonesia. Namun, ini bukan cara yang baik, percaya saya," lanjutnya.
Fakta 9 Pemain Persija yang Dipanggil TC Timnas Indonesia U-20
Dari informasi yang didapatkan Bola.com pada Kamis (2/2/2023) petang, Persija Jakarta sudah melepas tiga pemain dari total 9 yang diminta untuk melakukan pemusatan latihan Timnas Indonesia U-20.
Ketiga pemain yang sudah dilepas adalah Achmad Maulana Syarif, Barnabas Sobor, dan Resa Aditya Nugraha. Faktanya, ketiga pemain itu, termasuk kiper Cahya Supriadi, adalah pemain yang belum mendapatkan menit bermain bersama Persija pada musim ini.
"Ketika pemain belum mendapatkan menit bermain di sini, tentu bukan masalah apakah dia berlatih di sana atau di sini. Kami mendukung apapun cara untuk membuat mereka berkembang," ujar Ganesha.
"Namun, kita sama-sama tahu bahwa guru terbaik adalah kompetisi, jadi kami memprioritaskan kompetisi ketimbang hanya latihan," lanjut Ganesha.
Selain tiga pemain yang sudah dilepas mengikuti pemusatan latihan Timnas Indonesia, Persija akan berencana mengirim pemain lain untuk mengikuti pemusatan latihan itu tetapi belum menentukan kapan tanggal pastinya. Persija menunggu respons dari PSSI terkait permintaan mereka untuk bertemu dan melakukan komunikasi terlebih dulu.
Selain Cahya Supriadi yang masih ada di skuad Persija, lima pemain outfield sudah menjadi andalan Macan Kemayoran dalam sepanjang musim ini.
Muhammad Ferrari sudah 15 kali bermain untuk Persija, sementara Alfriyanto Nico dan Ginanjar Wahyu Ramadhani sama-sama 14 kali membela Macan Kemayoran dengan masing-masing sudah mencetak satu gol.
Selain itu Frenky Missa sudah sembilan kali bermain untuk Persija dengan torehan satu gol, dan Doni Tri Pamungkas pun sudah bemain dalam tujuh pertandingan.
Baca Juga