Kisah Man City Lolos dari Jeratan Hukuman FFP UEFA 2,5 Tahun Lalu

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 07 Feb 2023, 05:50 WIB
Pemain Manchester City Julian Alvarez (kedua kanan) merayakan dengan rekan setimnya setelah mencetak gol ke gawang Tottenham Hotspur pada pertandingan sepak bola Liga Inggris di Etihad Stadium, Manchester, Inggris, 19 Januari 2023. Manchester City mengalahkan Tottenham Hotspur dengan skor 4-2. (AP Photo/Dave Thompson)

Bola.com, Jakarta - Manchester City didakwa telah melakukan beberapa pelanggaran berat terkait aturan Financial Fair Play (FFP) di Liga Inggris. Man City disebut-sebut ditunggu hukuman berat jika dakwaan itu terbukti. 

Dakwaan tersebut bahkan disampaikan langsung oleh Premier League selaku operator kompetisi, Senin (6/2/2023). 

Advertisement

Fans sepak bola dunia dikejutkan dengan berita besar dari Liga Inggris. Premier League membuat pengumuman resmi yang berisi dakwaan pelanggaran aturan FFP dari Man City.

Dakwaan tersebut termasuk langkah besar dari Man City. Terlebih, periode pelanggaran yang ditudingkan terhadap Man City cukup panjang.

Menurut pernyataan resmi Premier League, pelanggaran yang dilakukan Man City itu sudah dimulai pada musim 2009/2010 hingga saat ini. Jika terbukti bersalah, Man City harus siap menghadapi hukuman berat.

Kasus ini kembali membangkitkan kenangan dari 2,5 tahun lalu. Kondisinya hampir serupa. Pada 2020, UEFA menjatuhkan hukuman berat terhadap Man City karena tudingan pelanggaran berat FFP.

Namun, pada saat itu Man City bisa mengajukan banding dan lolos dari jerat hukuman. Nah, bagaimana dengan sekarang?

 

2 dari 8 halaman

Dimulai pada 2018

Manchester City berhasil membungkam Arsenal dengan skor 1-0 pada laga putaran keempat Piala FA di Stadion Etihad, Sabtu (28/1/2023) dini hari WIB. Gol tunggal kemenangan City dicetak Nathan Ake. (AFP/Oli Scarff)

Masalah Man City dengan FFP sebenarnya sudah dimulai sejak lama. Pada 2018, di era awal kepelatihan Pep Guardiola, Man City juga pernah bermasalah dengan isu pelanggaran aturan FFP.

Kala itu, UEFA membuka kembali sejumlah kasus lama karena mendapatkan data baru, termasuk salah satunya kasus Man City. Juara bertahan Premier League ini diduga melakukan pelanggaran FFP karena sang pemilik menyuntikkan dana ke dalam klub melalui sponsornya sendiri.

Sebelumnya, Man City sudah terbukti bersalah melanggar aturan FFP pada 2014. Kata Guardiola pada saat itu: "Saya sangat percaya pada klub saya, pada organisasi saya, jadi jika ada sesuatu yang salah, mereka akan memberi tahu kami."

 

3 dari 8 halaman

Awal 2019, Man City Diperiksa

Awal 2019, UEFA memastikan bahwa Manchester City akan menjalani pemeriksaan karena diduga melanggar aturan Financial Fair Play (FFP).

Saat itu, isu yang kuat beredar adalah Sheikh Mansour menggelembungkan kesepakatan sponsor jutaan dolar dengan perusahaan-perusahaan dari Abu Dhabi, menggunakan kekayaan pemiliknya. Trik ini dilakukan supaya mereka memenuhi peraturan FFP.

UEFA merilis pernyataan yang mengkonfirmasi bahwa skuat asuhan Pep Guardiola itu sedang diselidiki. Mereka juga menyebut dugaan pelanggaran itu diketahui melalui media.

"Badan Investigasi dari Badan Kontrol Keuangan Independen Klub UEFA hari ini telah membuka penyelidikan formal pada Manchester City FC untuk kemungkinan pelanggaran peraturan Financial Fair Play (FFP)."

 

4 dari 8 halaman

Guardiola Yakin Man City Tidak Bersalah

Manchester City hampir saja menelan kekalahan saat bertandang ke markas West Ham United pada pekan ke-37 Liga Inggris 2021/2022 di London Stadium, Minggu (15/5/2022). (AFP/Justin Tallis)

Ketika kasus pada 2019 memanas, Guardiola tegas mengatakan Man City tidak bersalah. Bahkan Pep berani memasang badan untuk membela klub dan para pemain.

Kasus Man City diselidiki oleh Club Financial Control Body (CFCB) alias Badan Kontrol Keuangan Klub. Mantan Perdana Menteri Belgia, Yves Leterme, ditunjuk untuk memimpin penyelidikan kasus itu.

Pihak City sebelumnya sudah memberikan pernyataan  kecewa kasusnya dibawa ke pengadilan. Mereka juga bersikeras tidak bersalah. Guardiola kemudian ditanya soal masalah ini.

"Kami tidak bersalah, UEFA sekarang bekerja dengan para pengacara. Saya bukan pengacara, saya tidak tahu apa yang terjadi di belakang layar. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi tetapi kami tidak bersalah dalam hal ini," tegasnya.

 

5 dari 8 halaman

Awal 2020, Man City Kena Cekal dari Kompetisi Eropa

Awal 2020, kasus panjang Man City akhirnya berujung pada hukuman dari UEFA. Kala itu, UEFA menjatuhkan hukuman larangan bermain di kompetisi Eropa terhadap City.

Sanksi larangan tampil di Liga Champions (dan Liga Europa) ini berlaku selama dua musim, yakni musim 2020/2021 dan 2021/2022.

UEFA juga memutuskan untuk menjatuhkan hukuman berupa denda sebesar 30 juta euro terhadap Manchester City.

Meski demikian, kubu City mengaku kecewa dengan adanya kecurigaan sikap memihak dari UEFA perihal kasus ini.

Manchester City menegaskan segera melayangkan pengajuan banding terhadap Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).

 

6 dari 8 halaman

Juli 2020, Man City Lolos dari Hukuman

Suasana pusat latihan Manchester City di Manchester, Inggris, 1 Oktober 2008. AFP PHOTO/PAUL ELLIS

Kasus Man City pada masa itu cukup unik. Gara-gara didakwa oleh UEFA dalam ranah sepak bola profesional Eropa, Man City punya kesempatan mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga (CAS).

Tidak butuh waktu lama, setelah dijatuhi hukuman pada Februari 2020, Man City ternyata bisa lolos dan dinyatakan tidak bersalah pada Juli 2020. CAS mengabulkan banding Man City dan menyatakan juara Liga Inggris itu tidak bersalah.

Senin (13/07/2020), CAS mencabut sanksi larangan dua tahun bermain di Liga Champions yang diterima City. Denda meeka juga didiskon hanya menjadi 10 juta euro saja.

 

7 dari 8 halaman

Februari 2023, Man City Kembali Tersandung Kasus FFP

Terbaru, 6 Februari 2023, Premier League mendakwa Man City telah melakukan sejumlah pelanggaran FFP. Pernyataan tersebut disampaikan Premier League melalui situs resmi

Kali ini, dugaan pelanggaran FFP yang dilakukan Man City lebih berat dan lebih panjang. Menurut pernyataan resmi Premier League, pelanggaran yang dilakukan Man City itu sudah dimulai pada musim 2009/2010 hingga saat ini.

Pelanggaran yang dibuat Manchester City mencakup beberapa aspek. Mulai dari aspek finansial klub, renumerasi nilai kontrak, rekayasa laporan keuangan, dan pelanggaran aturan FFP lainnya.

Kasus Man City kali ini tidak bisa dibawa ke CAS, berbeda dengan 2,5 tahun yang lalu. Sekarang mereka harus berjuang mempertahankan harga diri klub di depan komite khusus yang baru dibentuk sebagai pengadil.

 

8 dari 8 halaman

3 Kemungkinan Hukuman untuk Man City

Kedua pemain juga berhasil mencatatkan rekor baru. Haaland berhasil menjadi pemain Liga Inggris pertama yang sukses mencetak hattrick dalam tiga laga kandang secara beruntun. Sementara itu, Phil Foden menjadi pemain termuda (22 tahun 127 hari) yang mampu mencetak 50 gol di bawah kepelatihan Pep Guardiola mengalahkan Lionel Messi (22 tahun 164 hari). (AP/Rui Vieira)

Setidaknya ada tiga hukuman yang sangat mungkin mendera Man City. Kemungkinan hukuman ini berkaca dari regulasi yang ada dan hukuman yang setimpal.

Dua potensi hukuman yang sangat mungkin segera direalisasikan adalah pengurangan poin dan denda. Belum diketahui seberapa banyak poin dan denda yang akan ditimpakan.

Potensi hukuman ketiga adalah pencoretan dari kompetisi. Man City punya kemungkinan didepak tidak hanya dari divisi teratas Liga Inggris, tetapi juga Liga Inggris secara keseluruhan.

Hukuman-hukuman ini diperkirakan akan jadi pertimbangan Premier League untuk diberikan kepada Man City. Komite independen yang nantinya akan memutuskan. 

Sumber: berbagai sumber

Disadur dari: Bola.net (Penulis Richard Andreas, published 7/2/2023)

Berita Terkait