Bola.com, Jakarta - Gelandang Marselino Ferdinan sempat menjalani trial di KAA Gent, klub kasta tertinggi Belgia. Kabar itu membuat publik menaruh harapan mengingat eks pemain Persebaya Surabaya bisa semakin berkembang pesat di klub tersebut.
KAA Gent tentu bukanlah klub sembarang. Mereka selalu bermain di kompetisi Eropa dalam beberapa musim terakhir, seperti Liga Champions maupun Liga Europa. Marselino bakal punya kans bermain di level yang lebih tinggi.
Namun, pada akhirnya, pemain yang akrab disapa Marsel itu malah bergabung dengan klub kasta kedua, KMSK Deinze. Dia mendapat kontrak 1,5 tahun sampai musim panas 2024 bersama klub tersebut.
Kakak Marselino, Oktafianus Fernando, memberikan alasan di balik keputusan adiknya akhirnya memilih klub kasta kedua. Satu di antaranya adalah pertimbangan menit bermain yang dibutuhkan di klub itu.
“Kalau di KAA Gent, ada kemungkinan Marselino Ferdinan main di klub mudanya dulu atau tim satelitnya. Dia masih berusia 18 tahun. Kalau sudah begitu, mungkin dia akan sulit main di kasta tertingginya,” kata pemain yang akrab disapa Ofan itu kepada Bola.com.
Di KMSK Deinze, Marselino Ferdinan Punya Kans Main Lebih Besar
Contoh yang disebutkan oleh Ofan itu pernah terjadi pada Egy Maulana Vikri saat mengawali karier di Polandia. Dia bergabung klub kasta tertinggi Polandia, Lechia Gdansk, tapi kebanyakan bermain untuk tim junior.
Saat dalam pertimbangan kans di KAA Gent, tawaran datang dari KMSK Deinze. Berbagai pertimbangan dibahas oleh keluarga Marsel mengingat kali ini tawarannya berasal dari klub kasta kedua.
“Ada presentasi dari tim untuk menarik minat Marsel. Agennya juga memberi masukan dan pandangan. Setelah dipertimbangkan, KMSK Deinze itu tawaran terbaik karena Marsel bisa lebih banyak mendapat menit bermain,” ungkap Ofan.
Perjalanan Karier Marselino Ferdinan
Marsel bisa berkembang pesat selama di Indonesia. Dia sempat berkarier di Persebaya U-16 hingga menjadi andalan Timnas Indonesia U-15. Marsel lantas menjalani debut di Persebaya senior saat masih berusia 16 tahun pada 2021 lalu.
Performanya terus berkembang hingga mampu meraih penghargaan sebagai pemain muda terbaik di Liga 1 2021/2022. Marselino Ferdinan tercatat tampil dalam 24 pertandingan dan mencetak empat gol serta tujuh assist di usia 17 tahun.
Cerita itu hanyalah awal dari aksi spektakuler yang kerap dilakukan Marsel bersama Persebaya maupun Timnas Indonesia. Kini, sang adik telah mendapat kesempatan berharga dengan berkarier di Belgia.
Kedekatan Ofan dengan Marsel
Meski selisih usia keduanya mencapai 11 tahun, mereka sering saling bercerita. Namun, Ofan mengaku jarang membahas hal teknis di lapangan atau memberikan penilaian soal penampilan Marsel.
“Saya berharap dia bisa menimba ilmu dengan banyak dan lama bermain di luar negeri. Pada dasarnya, dari anaknya punya niat tekad awal masuk Persebaya sampai terwujud sekarang ini dia punya mimpi itu,” ucapnya.
“Sekarang bisa terwujud awal berat berkarier di luar, tapi dengan segala macam punya tekad kuat dengan kami mendoakan berkarier lama di luar negeri. Dia punya kemampuan dan semoga punya banyak menit bermain di Belgia,” imbuh winger berusia 29 tahun itu.
Marsel sendiri belum mendapat kesempatan bermain bersama KMSK Deinze. Tapi, situasi tanah kini justru membuatnya jadi perbincangan lantaran pelatih Timnas Indonesia U-20, Shin Tae-yong, memaksanya pulang.
Pemain kelahiran 2004 itu masuk rencana Shin Tae-yong yang akan memimpin skuatnya dalam TC untuk Piala Asia U-20 2023 dan Piala Dunia U-20 2023.
Sosok Penting di Balik Karier Marsel
Peluang Marsel untuk bisa berkembang tentu bisa terjadi dengan mendapat banyak menit bermain. Kans itu sangat terbuka lebar di Deinze yang notabene adalah klub kasta kedua. Marsel juga diprediksi tidak menemui banyak kesulitan beradaptasi.
Oktafianus sendiri lebih dulu berkarier dari klub internal Persebaya, Indonesia Muda, hingga menembus tim senior Bajul Ijo. Jalan yang sama dilewati Marsel dari klub internal dan masuk tim Persebaya sejak 2021.
Perbedaannya kini tentu cerita karier mereka. Oktafianus saat ini tercatat sebagai pemain PSIS dan tetap berkarier di tanah air. Sedangkan Marsel, yang masih berusia 18 tahun, berkesempatan menimba pengalaman di Eropa.
Ofan sendiri termasuk sosok yang membantu Marsel menapaki karier profesional di Liga 1 sejak musim lalu. Dia bisa menyaksikan tekad kuat adiknya dalam mengembangkan kemampuan dan mimpi bermain di luar negeri.
Baca Juga
Rapor Pemain Lokal pada Dua Laga Home Timnas Indonesia di Kualifiaksi Piala Dunia 2026: Ridho Tak Tergantikan, Marselino Jadi Pahlawan
Adu Gemerlap Pemain Asing Persebaya Vs Persija di BRI Liga 1: Mewah! Panas di Tengah dan Depan
Duel Antarlini PSS Sleman Vs PSBS Biak di BRI Liga 1: Adu Tajam Lini Depan