Bola.com, Jakarta - Dalam waktu dekat, kejuaraan Piala Asia U-20 2023 yang akan berlangsung di Uzbekistan akan segera bergulir. Ada sejumlah fakta-fakta menarik yang mengiringi perjalanan turnamen antarnegara di Asia tersebut.
Menurut jadwal, Piala Asia U-20 2023 tersebut akan berlangsung mulai 1 hingga 18 Maret 2023. Pihak penyelenggara sudah memilih dua kota yang menjadi venue gelaran ini, yakni Tashkent dan Fergana.
Sebagai informasi, Piala Asia U-20 di Uzbekistan tersebut awalnya berlangsung pada edisi 2020. Namun, penyelenggaraannya harus ditunda karena alasan pandemi COVID-19.
Batalnya penyelenggaraan edisi 2020 memang pada akhirnya harus membuat sejumlah kontestan gigit jari. Bahrain, Kamboja, Laos, Malaysia, dan Yaman menjadi tim yang paling merana.
Kelima tim itu sebelumnya berhasil lolos pada kualifikasi edisi 2020. Sayangnya, mereka gagal mengulangi kesuksesan serupa ketika menjalani kualifikasi pada edisi 2023
Selain beberapa catatan itu, masih ada sejumlah fakta menarik lainnya seputar Piala Asia U-20 2023. Berikut ini Bola.com menyajikan ulasannya.
Pernah Digelar Tahunan
Publik memang mengenal kejuaraan Piala Asia U-20 sebagai ajang yang digelar dua tahun sekali. Namun, sejatinya turnamen ini pernah digelar secara tahunan.
Jika mencermati sejarahnya, gelaran Piala Asia U-20 yang pertama kali digulirkan pada 1959 itu rutin diselenggarakan setahun sekali. Setidaknya pola itu bertahan hingga edisi 1978.
Selain berlangsung secara tahunan, ketika itu Piala Asia U-20 juga berlangsung tanpa menerapkan sistem kualifikasi seperti yang dikenal sekarang ini.
Babak kualifikasi memang baru digelar pertama kali pada edisi 1980. Sejak edisi yang berlangsung di Bangkok, Thailand itu, turnamen ini juga berlangsung dua tahun sekali.
Kolektor Gelar Terbanyak
Dari seluruh penyelenggaraan Piala Asia U-20 yang sudah berlangsung 40 edisi, Korea Selatan menjadi negara dengan koleksi gelar terbanyak di kejuaraan ini.
Timnas Korea Selatan juga berstatus sebagai tim yang paling sering berpartisipasi, karena sudah 38 kali ambil bagian. Tercatat, mereka sudah berhasil 12 kali naik podium juara.
Keberhasilan itu diraih pada edisi 1959, 1960, 1963, 1978, 1980, 1982, 1990, 1996, 1998, 2002, 2004, dan 2012. Selain 12 gelar itu, pasukan muda Taeguk Warriors juga lima kali meraih posisi runner-up.
Koleksi tersebut tentu menjadi yang terbanyak jika dibandingkan dengan kontestan lainnya. Hal itu semakin meneguhkan status Korea Selatan sebagai kontestan tersukses di turnamen ini.
Raja Asia Tenggara
Satu di antara yang mengejutkan dari sejarah penyelenggaraan Piala Asia U-20 ialah munculnya nama Myanmar sebagai raja Asia Tenggara.
Timnas Myanmar menjadi kontestan paling sukses merengkuh gelar di kejuaraan ini. Dari total 19 kali partisipasi, Myanmar berhasil tujuh kali naik ke podium juara.
Masing-masing gelar Piala Asia U-20 itu didapatkan Myanmar pada edisi 1961, 1963, 1964, 1966, 1968, 1969, dan 1970. Artinya, mereka sangat superior selama satu dekade, karena mampu meraih tujuh kali trofi juara dalam rentang 10 tahun.
Catatan itu tentu jauh lebih mentereng ketimbang kontestan ASEAN lainnya, seperti Thailand dengan dua gelar juara dan Indonesia yang baru mengoleksi satu trofi.
Kolektor Gelar Juara Terbanyak yang Merana
Meskipun Myanmar berstatus sebagai satu di antara kontestan elite dengan koleksi gelar terbanyak kedua di turnamen ini, mereka nyatanya tak mampu lolos dari fase kualifikasi edisi tahun ini.
Sejatinya, Myanmar bukan satu-satunya tim kolektor gelar juara terbanyak yang tidak lolos pada Piala Asia U-20 2023. Ada sederet tim elite lainnya yang berstatus serupa.
Dua di antaranya ialah Israel dan Iran. Israel yang kini sudah bergabung dengan UEFA sebetulnya punya catatan gelar yang cukup banyak, yakni enam trofi.
Sementara itu, Iran juga punya rekam jejak yang mentereng karena sukses empat kali meraih juara. Sayangnya, Timnas Iran harus gigit jari karena tak bisa berpartisipasi pada edisi kali ini.
Kembalinya Tiga Kontestan
Piala Asia U-20 2023 juga akan melibatkan tiga kontestan yang sempat lama absen dari kejuaraan ini. Mereka adalah Kirgizstan, Suriah, dan Oman.
Kirgizstan akhirnya lolos kualifikasi setelah terakhir kali melakukannya pada edisi 2006. Sementara itu, Suriah juga kembali lolos setelah absen sejak 2012. Adapun Oman juga terakhir kali berpartisipasi pada edisi 2012.