Bola.com, Bandung - Tanpa basa-basi pebasket nasional Abraham Damar Grahita pindah ke klub asal Jepang, Veltex Shizuoka. Padahal, ia masih terikat kontrak bersama tim basket Prawira Harum Bandung hingga tahun 2026.
Kepindahan Abraham Damar Grahita tersebut tentunya sangat disayangkan Direktur Prawira Harum Bandung, Teddy Tjahjono.
Menurutnya sang pemain meninggalkan tim tanpa melakukan komunikasi terlebih dulu dengan pihak Prawira Harum Bandung sebagai klub yang dibelanya.
"Kami dari Prawira mendukung penuh karier semua pemainnya untuk dapat berkompetisi di luar Indonesia, apalagi liganya lebih kompetitif dari IBL," ujar Teddy Tjahjono dalam siaran pers yang diterima Bola.com, Senin (13/02/2023).
Namun, diperlukan mekanisme dan tata cara agar proses perpindahan bisa berjalan dengan lancar. Apalagi Abraham Damar Grahita masih terikat kontrak dengan Prawira Harum Bandung hingga 2026 mendatang.
"Mekanisme dan tata cara untuk pemain yang masih terikat kontrak dengan Prawira Harum Bandung dan mendapatkan penawaran bermain di liga luar negeri telah diatur dalam kontrak kerja sama antara klub serta pemain," jelas Teddy.
Ada Konsekuensi
Karena itu, pelanggaran atas kontrak kerja sama yang telah disepakati tersebut, kata Teddy tentunya akan menimbulkan konsekuensi.
"Saat ini kami sedang dalam proses investigasi lebih lanjut terkait kepindahan Abraham," ungkap Teddy.
Firmansyah Angkat Bicara
Legenda basket Tanah Air, Firmansyah juga menyayangkan dengan keputusan Abraham Damar Grahita yang meninggalkan Prawira dan pindah ke klub asal Jepang.
Seorang pebasket profesional kata Firmansyah seharusnya menghargai kontrak yang sudah di sepakati oleh pemain dan klub nya.
Karena sebagai pemain dan klub professional, hal-hal seperti transfer atau jual beli pemain, pasti ada aturan dan mekanismenya.
"Seorang pemain atau olahragawan profesional di setiap cabang olahraga harus menjunjung tinggi profesionalisme. Satu di antaranya menghormati kontrak pemain dengan club nya," tegas Firmansyah.