Bola.com, Jakarta -Man Semua pemain di daftar ini membintangi negara mereka di panggung internasional. Tetapi, ada cerita yang sangat berbeda ketika mereka datang dan menjalani karirnya di Liga Inggris.
Secara umum, jika seorang pemain mampu bersinar di panggung internasional, mereka memiliki peluang bagus untuk membuat dampak di liga top Eropa mana pun. Akan tetapi, tidak semua pemain bisa melakukan hal tersebut.
Para pemain berikut membuktikan logika itu cacat. Mereka gagal memenuhi standar yang mereka tetapkan untuk tim nasional mereka saat meniti karir di Liga Inggris.
Apakah mereka terlalu muda, merasa terlalu tertekan, atau tidak sebagus seperti saat karier sebelumnya? Apa pun alasannya, 10 pemain ini terbukti sangat mengecewakan di Inggris.
Berikut 10 pemain top tetapi gagal total saat berkarier di Liga Inggris.
1. Mateja Kezman
Ekspektasi tinggi mengiringi Kezman, sang mesin gol PSV, saat tiba di Stamford Bridge. Tetapi dia gagal meniru performanya di Eredivisie untuk diterapkan di Inggris dan hanya mencetak empat gol dalam semusim.
Dia lebih sukses di tingkat internasional, saat memperkuat Yugoslavia maupun Serbia & Montenegro. Kezman mencetak 17 gol untuk kedua negara, serta tampil di Euro 2000 dan Piala Dunia 2006 meskipun timnya gagal juara.
2. Adrian Mutu
Kiprah pemain asal Rumania ini di Chelsea akan dikenang karena semua keburukannya. Dia mencetak tujuh gol dalam 27 pertandingan sebelum dipecat karena penggunaan kokain.
Namun, rekor mencetak golnya untuk Rumania sangat mengesankan, dengan 35 gol dalam 77 caps. Ini menjadikan Adrian Mutu sebagai pencetak gol terbanyak Rumania bersama Gheorghe Hagi.
3. Christian Poulsen
Kiprah Poulsen di Liverpool bakal terlupakan bagi semua orang. Dia terlalu lambat untuk beradaptasi menghadapi keganasan Premier League selama era nahas Roy Hodgson.
Tetapi, dia menyelesaikan kariernya sebagai pemain dengan penampilan terbanyak kesembilan di Denmark dalam 96 caps. Dia berlaga di dua Piala Dunia dan satu Kejuaraan Eropa serta hal paling dikenang saat bintang Italia, Francesco Totti, meludahinya di Euro 2004.
4. Stephan Lichtsteiner
Setelah memenangi 11 trofi utama di Juventus, Lichtsteiner tampak seperti rekrutan cerdik Arsenal apalagi didapatkan secara gratis. Namun, kemudian menjadi jelas mengapa Bianconeri bersedia melepaskan pemain berusia 35 tahun tersebut. Dia pemain gagal di Premier League.
Meski pemain berjuluk sang kereta cepat ini gagal di Inggris, tetapi menjadi bek kanan andalan Swiss. Lichtsteiner telah mengoleksi 104 caps dan masuk skuad Swiss di lima turnamen besar antara 2008 dan 2018.
5. Andriy Shevchenko
Shevchenko adalah salah satu pemain langka yang benar-benar mendapatkan label legenda. Dia menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa Ukraina dengan 48 gol dan memenangi Liga Champions bersama AC Milan serta mendapatkan Ballon d'Or.
Pada 2006, Shevchenko pindah ke Chelsea dengan harga 30,8 juta pounds tetapi hanya mampu melesakkan sembilan gol dalam 48 laga. Dia akhirnya dipinjamkan kembali ke AC Milan sebelum pulang kampung ke klub pertamanya, Dynamo Kiev, dan menemukan kembali sentuhan mencetak golnya.
6. Robinho
Robinho tidak pernah berhasil membuktikan bahwa Manchester City tepat mengeluarkan 32,5 juta pounds demi membelinya dari Real Madrid pada 2008. Dia hanya mencetak 14 gol dalam 41 pertandingan Premier League.
Dia juga tidak berhasil meniru penampilan gemilangnya untuk Brasil, dengan 100 caps serta mengemas 28 gol dan tampil di dua Piala Dunia.
"Manchester City adalah satu-satunya tim yang saya tinggalkan tanpa memenangi gelar," ujar pemain yang kini berusia 35 tahun dan bermain di klub Turki, Istanbul Basaksehir.
7. Diego Forlan
Ketika gantung sepatu bersama Timnas Uruguay pada 2015, Forlan adalah pemain dengan penampilan terbanyak kedua di negaranya dengan 112 caps. Dia juga berada di peringkat ketiga dalam daftar pencetak gol terbanyak sepanjang masa dengan 36 gol.
Fornal menyabet Golden Ball setelah mencetak gol terbanyak bersama di Piala Dunia 2010. Tetapi dia gagal membuat dampak yang sama di Manchester United karena hanya mampu menyumbangkan 10 gol dalam 63 laganya di Premier League.
8. El Hadji-Diouf
Diouf tampil di Piala Dunia 2002 dan mengantar Senegal ke perempat final yang membuat Liverpool merogoh kocek 10 juta pounds demi mendatangkannya. Namun, setelah awal yang menjanjikan, semua berakhir dengan malapetaka karena Diouf dianggap buruk secara prestasi maupun sikapnya.
Setelah di Liverpool, dia sempat memperkuat tim Premier League lainnya seperti Sunderland, Blackburn dan Bolton. Namun penampilannya juga tidak kunjung produktik karena hanya mencetak 28 gol dalam 243 pertandingan Premier League.
9. Claudio Bravo
Pep Guardiola langsung mengacuhkan Joe Hart saat mulai melatih Manchester City pada 2016. Guardiola memilih mendatangkan Claudio Bravo dari Barcelona yang juga mengantarkan Chile juara Copa America pada 2015 dan 2016.
Tetapi, ia gagal memenuhi harapan saat pasukan Guardiola tergagap hanya berada di posisi ketiga Premier League. Bravo tampaknya kehilangan semua kemampuan menghentikan tembakan lawan di Stadion Etihad dan kemudian hanya jadi pelapis ketika City mendatangkan Ederson.
10. Angel Di Maria
Louis Van Gaal datang menggantikan David Moyes yang gagal menangani Manchester United pada 2013/2-14. Sang pelatih merekrut Angel Di Maria, pemain bintang Argentina yang pada akhirnya membawa negaranya juara pada Piala Dunia 2022.
Akan tetapi kariernya di Manchester United tidak sebaik di Real Madrid. Dia beselisih dengan Van Gaal dan akhirnya dibuang ke Paris Saint-Germain setelah hanya semusim di Old Trafford.
Sumber: Four Four Two
Baca Juga
Gary Neville Ngamuk-Ngamuk ke Casemiro dan Rashford : MU Peringkat 13, Mainmu Jelek, Pelatih Baru Datang, Kalian Malah Liburan ke AS?
Pernah Hampir Gabung MU, Robert Lewandowski Ceritakan Penyebab Gagal Gabung Skuad Sir Alex Ferguson
7 Pemain yang Gagal Diboyong Pep Guardiola ke Manchester City: Uang Bukan Segalanya