Bola.com, Malang - Posisi kiper utama Arema FC kini tidak selalu menjadi milik Adilson Maringa. Dalam dua laga terakhir, kiper asal Brasil itu hanya duduk di bangku cadangan, yaitu ketika menghadapi RANS Nusantara FC dan Persija Jakarta. Teguh Amiruddin yang berdiri di bawah mistar gawang.
Semula Maringa dikabarkan tidak dalam kondisi fit. Namun, tim medis Arema FC menjelaskan jika kondisi kiper berusia 32 tahun itu tidak mengalami cedera apa pun.
Jadi rotasi mulai dilakukan di bawah mistar gawang Arema FC, karena performa Maringa tidak sebagus musim lalu. Saat ini dia tampil dalam 18 pertandingan dan kebobolan 20 gol. Dia baru membuat lima clean sheet.
Sementara Teguh, dia sudah lima kali tampil. Mantan kiper Perseru Serui itu kemasukan 6 gol dan membuat satu clean sheet. Tidak menutup kemungkinan Teguh dijajal sebagai starter agar Maringa melakukan instrospeksi atas performanya.
Apakah ini menjadi sebuah bekah tersendiri bagi Teguh Amiruddin di Arema FC?
Hanya Berusaha Maksimal
Kiper berusia 29 tahun itu enggan membahas persaingan sebagai kiper utama Arema FC. Dia lebih memilih fokus bermain apik jika kembali mendapatkan kepercayaan lagi.
"Saya bersyukur mendapatkan kesempatan bermain," ujar Teguh Amiruddin.
"Soal persaingan sebagai kiper utama, itu pelatih yang menentukan. Bagi saya, saat mendapatkan kesempatan bermain, saya akan memaksimalkannya untuk mendapatkan hasil yang bagus," lanjutnya.
Kualitas Tim Lawan Musim Ini Lebih Bagus
Teguh kini bekerja lebih keras saat mengawal gawangnya, karena tim di Liga 1 kini sudah melakukan banyak perbaikan dibandingkan musim lalu.
Arema FC yang musim lalu menjadi tim nomor dua untuk jumlah kebobolan paling sedikit, kini kesulitan untuk mempertahankan predikat tersebut.
"Mungkin musim ini lawan sudah mempelajari pertahanan Arema FC. Selain itu, lawan-lawan yang dihadapi kualitasnya bagus-bagus," tegasnya.
Komposisi Pertahanan Tak Berubah
Musim ini, Arema FC sudah kemasukan 26 gol. Selisih 7 gol dari tim yang paling minim kebobolan, PSM Makassar. Faktor yang membuat Arema FC rentan kemasukan karena komposisi pemain bertahan mereka tak mengalami perubahan.
Singo Edan mengandalkan kuartet Rizky Dwi, Sergio Silva, Bagas Adi dan Ahmad Alfarizi. Begitu juga dengan kipernya.
Adapun perubahan justru terjadi di sektor pelapis. Seperti Joko Susilo dan Andik Rendika Rama. Namun, mereka jarang dapat kesempatan bermain.
Musim lalu, mereka tampil luar biasa. Banyak tim frustasi karena sulit mencetak gol. Pemain belakang Arema FC kerap melakukan blok ketika pemain lawan hendak melakukan shooting ke gawang.
Namun, saat ini, hal itu jarang terlihat. Lawan mengandalkan pemain yang punya kecepatan untuk merepotkan pertahanan Arema FC.