Bola.com, Yogyakarta - Mohammad Ega Rahmaditya atau dikenal dengan nama panggung Eggsy merupakan salah satu atlet eSport berbakat yang dimiliki Indonesia.
Nama Ega Rahmaditya mulai dikenal setelah menjuarai berbagai turnamen eSport FIFA di usianya yang tergolong muda.
Salah satu gelar yang membuat nama Eggsy melambung yakni ketika memenangi PlayStation League Asia (PLA) 2018. Kala itu dia berhasil mengalahkan tujuh pemain FIFA 18 terbaik se-Asia.
Istimewanya lagi, dalam turnamen tersebut Ega tercatat sebagai pro player termuda. Saat itu dia masih berusia 18 tahun.
Sementara sejumlah gelar lainnya yang diraih antara lain, juara 1 FIFA 21 Community Series Cup 2021, juara 2 FIFA 21 Global Series - East Asia 2021, dan juara 2 FIFA 21 Global Series Asia Regional 2021.
Ega Rahmaditya menceritakan awal karir sebagai player FIFA. Dia mengatakan, mulai menjadi pro player sejak dua tahun belakangan ini. Sedangkan menekui dunia FIFA sendiri sejak masih duduk di bangku sekolah dasar.
"Main FIFAe tahun 2020 tapi untuk main PS-nya sendiri sih dari kecil dan memang hobi bermain game, kelas 2 SD sudah dibeliin PS. Dulu suka main nintendo, sega pokoknya game yang dulu-dulu itu dibeliin sama orang tua," ujar Ega dalam YouTube PSSI belum lama ini.
Ikuti Turnamen FIFA Sejak 2016
Lantas, kapan awal mulai mengikuti turnamen atau kompetisi FIFAe? "Semenjak FIFA 2016, jadi kejadiannya waktu itu pas masih SMA dan ambil uang SPP sekolah lima bulan lah, jadi sudah janjian sama orang Tata Usaha (TU) mau bayar per enam bulan," kenangnya.
Nah, dari beberapa kejuaraan yang diikuti, sebetulnya nasib baik masih belum berpihak kepada Ega. Itu lantaran dirinya sering gagal menjadi yang terbaik.
Namun, pemuda berusia 23 tahun itu tak pantang menyerah. Turnamen demi turnamen terus dia ikuti.
"Karena sudah mulai ditagih tuh dari sekolah karena mau dekat enam bulan, dan kebetulan sudah pernah ikut kompetisi FIFA tetapi enggak juara," katanya.
"Akhirnya karena sudah kepepet ya cari turnamen lagi, hadiahnya itu lumayan besar sekitar Rp 2 juta bisa bayar sekitar tiga bulan pas saat itu juara akhirnya keterusan. Karena belum nutup semuanya akhirnya cari turnamen lagi dan juara lagi sampai sekarang benar-benar jadi atlet," lanjut Ega.
Prestasi Paling Mengesankan
Berbagai prestasi sudah diraih Ega, tetapi ternyata ada satu kejuaraan yang paling berkesan bagi pemuda kelahiran 5 Desember 1999 tersebut. Apa itu?
"Paling berkesan pas angkat Piala Playstation League Asia (PLA) 2018 di Malaysia karena itu kompetisi internasional pertama kali. Dan pada saat itu saya paling muda, 18 tahun jadi kayak underdog-nya disitu bakal juara dan bisa angkat piala," ucap Ega.
Ega sadar betul, menjadi seorang atlet ada banyak hal yang harus dikorbankan. Selain waktu dan kerja keras, atlet juga dituntut profesional.
"Dukanya karena mungkin waktu buat main game-nya terus harus jauh dari keluarga karena sekarang ada kontrak tim. Mungkin dari awal hobi tuh bisa ada jenuhnya dan kadang bikin stres main game ini karena game bola ini banyak sesuatu yang enggak seharusnya terjadi terkadang bikin stres," ungkap dia.
"Tapi ya suka saja karena hobi jadi enggak kayak pekerjaan sih bawaannya senang saja," sambungnya.
Bangga Jadi Bagian Timnas Indonesia
Menjadi bagian dari Timnas Indonesia merupakan impian bagi semua atlet. Termasuk Ega Rahmaditya. Dia mengaku bangga bisa memperkuat Tim Merah-Putih di ajang internasional.
"Saya dari klub JDT dipanggil ke Timnas, ya sesuatu kebanggaan untuk mewakili negara. Kebanggaan untuk bisa membawa nama Indonesia bertanding di Asia. Bangga sama diri sendiri juga," ucapnya dengan bangga.
Selain itu, Ega ikut memberikan komentar terkait dinamika dalam perkembangan FIFAe Nations di Tanah Air.
"Belajar untuk menerima hal sih karena namanya game kan sesuatu yang enggak jelas, banyak kemungkinan terjadinya karena bukan seperti sepak bola pada umumnya. Jadi belajar nerima dan seiring waktu bakal nemuin caranya sendiri buat nyikapin," pungkas Ega.