Bola.com, Jakarta - Pelatih Barcelona, Xavi Hernandez, mengungkapkan pernah sangat dekat bergabung ke Manchester United (MU). Kepindahannya ke Manchester United hampir terjadi saat dirinya masih berkarir sebagai pemain.
Xavi Hernandez menghabiskan 17 musim sebagai pemain Barcelona. Dia berada di urutan kedua dalam daftar rekor penampilan terbanyak bagi klub Catalan itu sepanjang masa, hanya kalah dari Lionel Messi.
Xavi merengkuh delapan gelar La Liga selama di Nou Camp serta empat trofi Liga Champions. Dua di antara gelar Liga Champions, Xavi dapatkan dengan mengalahkan MU di laga final.
Tapi segalanya bisa berubah menjadi sangat berbeda bagi gelandang jika dia bergabung ke Old Trafford. Saat itu, Sir Alex Ferguson berusaha mengontrak Xavi Hernandez.
Lalu bagaimana hal itu bisa terjadi hingga akhirnya kesepakatan tidak terealisasi? Mari simak lebih lengkap ceritanya.
Berpikir Pindah ke MU
Wartawan ESPN Graham Hunter mengatakan Xavi berbicara kepadanya pada 2011 tentang usulan transfer ke Manchester United.
"Ada momen ketika saya benar-benar berpikir untuk menerima tawaran United," kata Xavi kepada Hunter.
"Saya membutuhkan perubahan pemandangan dan segalanya tidak berjalan baik bagi saya di Barcelona. Saya selalu merasakan keterikatan yang nyata dengan sepak bola Inggris dan Manchester United akan menjadi 'klub saya' di sana," lanjut Xavi ke Hunter.
Dibandingkan dengan Pep Guardiola
Xavi ingin pindah karena pelatih Barcelona kala itu, Louis van Gaal, membandingkannya dengan Pep Guardiola di lini tengah. Ya, sosok Guardiola menjadi biang keroknya, meski tidak secara langsung.
Padahal kala itu Xavi masih berusia 18 tahun dan belum bisa memikul tugas yang besar karena belum matang.
"Kami tidak pandai menangani perubahan di Barca. Saya membenci semua perdebatan tentang saya dan Pep. Louis van Gaal tidak terlalu bijaksana untuk memasukkan seorang anak berusia 18 tahun ke dalam perdebatan itu," ungkapnya.
Pembuktian Diri
Gara-gara selalu berada di bawah bayang-bayang Guardiola, Xavi akhirnya memikirkan tawaran pindah ke Setan Merah. Namun, rencana itu tidak terwujud karena dia memilih membuktikan diri lebih baik dari Guardiola.
"Apa yang akhirnya membuat perbedaan adalah saya keras kepala seperti keledai. Saya berpikir untuk pindah ke United, tetapi saya berusaha keras. Saya berkata pada diri sendiri, saya perlu membuktikan diri di sini!" katanya.
Bayangan Guardiola Kembali
Tidak hanya saat menjadi pemain, bayangan Pep juga menghantui Xavi kala manjadi pelatih di Barcelona. Xavi terus dibandingkan dengan Guardiola yang moncer dan bertabur prestasi saat menangani Barca.
Meski baru menangani Barca mulai pakhir 2021, Xavi bisa membuktikan dirinya juga memiliki talenta sebagai seorang pelatih.
Meski sudah tersingkir dari Liga Champions, Barcelona kini masih memiliki peluang di Liga Europa. Selain itu, Blaugrana juga memimpin La Liga Spanyol dengan keunggulan 11 poin dari rivalnya, Real Madrid.
Sumber: SportBible