Bola.com, Jakarta - Nama Yongky Aribowo barangkali masih terlalu asing ketika pelatih Timnas Indonesia U-23, Alberto Bica, mengumumkan daftar pemain yang dipanggil untuk seleksi SEA Games 2009.
Sebab, jika dibandingkan dengan daftar 34 nama pemain yang diumumkan oleh Badan Tim Nasional (BTN) saat itu, Yongky Aribowo menjadi salah satu pemain yang belum memiliki sinar terang.
Dia jelas kalah tenar dengan beberapa pemain muda seperti Jajang Mulyana, Engelberd Sani, Dendi Santoso, hingga Boaz Solossa, yang juga dapat panggilan Timnas Indonesia U-23.
Siapa sangka, munculnya nama Yongky dalam daftar panggilan ini berkaitan erat dengan debut singkatnya bersama Persik Kediri pada ajang Indonesia Super League (ISL).
Meski hanya berlangsung pendek, tetapi penampilan itulah yang mengantarkan Yongky untuk kali pertama mendapat panggilan seleksi Timnas Indonesia U-23 yang disiapkan untuk menghadapi SEA Games 2009 di Laos.
Hanya Lari-Lari selama 15 Menit
Yongky mengatakan, ketika itu dia mendapat kesempatan pertamanya tampil di ajang resmi. Saat itu, Persik Kediri masih berada di bawah asuhan pelatih Daniel Roekito.
Penyerang asal Tulungagung, Jawa Timur, ini memang mengakui bahwa dirinya belum terlalu nyetel. Sebab, selama 15 menit itu, ia hanya berlari-lari saja di atas lapangan. Hingga akhirnya fisiknya terkuras habis.
“Kesempatan debut pertama saya ialah saat melawan Sriwijaya FC. Ketika itu, saya bermain sebagai starter. Namun hanya berlangsung sekitar 15 menit,” kata Yongki dikutip dari kanal YouTube Sport77.
“Sebab, saya saat itu tidak mengetahui tempo. Asal berlari-lari saja. Setelah 15 menit bermain, saya diganti. Itu adalah debut saya di level resmi,” imbuhnya.
Dapat Wejangan dari Senior
Yongky mengatakan, debut itu terasa sangat spesial. Terlepas dari durasinya yang pendek, ia sebenarnya menjadi starter untuk menemani dua striker kawakan milik Persik, yakni Cristian Gonzales dan Budi Sudarsono.
Berkat pengalaman singkatnya itu, Yongky mendapat wejangan spesial dari seniornya. Hal inilah yang menjadi pengalaman luar biasa bagi pemain muda seperti dirinya.
“Saat itu, saya bermain bersama Cristian Gonzales dan Budi Sudarsono. Seusai pertandingan, mereka memberi saya motivasi. Harus mengatur tempo, harus tahu kapan berlari kencang.”
“Sebab, saat itu saya hanya berlari-lari saja baik saat menyerang dan bertahan. Setelah itu tenaga saya habis,” ujar pemain kelahiran 23 November 1989 ini.
Paling Minim Pengalaman di Timnas
Jika dibandingkan dengan pemain-pemain lainnya saat itu, Yongky Aribowo memang menjadi pemain yang paling minim pengalaman dan menit bermain di level senior.
Sebab, ia hanya bermodal debut selama 15 menit, sedangkan pemain lainnya sudah lebih mapan karena mendapat menit bermain yang reguler bersama klubnya masing-masing.
“Saya dipanggil Timnas untuk SEA Games 2009 karena debut 15 menit tersebut. Jadi, mungkin orang jadi mengetahui saya, jadinya dipanggil tim nasional,” katanya.
“Saya adalah pemain yang paling sedikit menit bermain di tim senior. Padahal pemain lainnya sudah banyak bermain di klubnya masing-masing. Dulu ada Jajang Mulyana, Boaz Solossa, Tony Sucipto, dan lain-lain.”
Gagal Total di SEA Games 2009
Performa Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2009 memang menjadi salah satu yang terburuk. Pasalnya, skuad Garuda Muda saat itu gagal lolos ke fase gugur.
Tergabung di Grup B, anak asuh Alberto Bica tak bisa meraih satu pun kemenangan. Mereka tercatat bermain imbang 2-2 dengan Singapura, lalu menelan dua kekalahan beruntun melawan Laos (0-2) dan Myanmar (1-3).
Dengan hasil itu, Yongky Aribowo dan kawan-kawan harus puas tersungkur menjadi juru kunci klasemen akhir Grup B dalam cabang olahraga sepak bola putra SEA Games 2009.
“Mungkin karena persiapannya kurang. Karena, ada banyak pemain yang baru datang dan langsung bermain,” ujar Yongku.
“Sebetulnya harus dikembalikan kepada pemainnya sendiri juga. Mungkin karena pemain-pemainnya saat itu kurang bertanggung jawab,” tambahnya.