Bola.com, Jakarta - Pelatih Chelsea, Graham Potter mengaku mendapat perlakukan tidak menyenangkan dari suporter tim yang dibesutnya saat ini. Ia dan keluarganya mendapat ancaman pembunuhan dari pendukung Chelsea yang frustrasi atas performa mengecewakan.
The Blues (julukan Chelsea) hanya memenangkan dua dari 14 pertandingan terakhir mereka di semua kompetisi. Puncaknya adalah Graham Potter mendapat cemooh dari para fans setelah kekalahan 0-1 dari Southampton di kandang sendiri pekan lalu.
Hasil jeblok itu membuat beberapa penggemar Chelsea meminta Potter agar dipecat. Tapi Potter masih mendapat kesempatan untuk tetap membesut Chelsea.
Kabar yang beredar para petinggi Chelsea masih mendukung Potter yang ditunjuk sejak bulan September 2022. Namun bisa saja nasib berkata lain jika Chelsea terus terpuruk yang saat ini berada di posisi 10 klasemen sementara Liga Inggris.
Sulit Diterima
Chelsea akan melakoni laga sulit dalam lanjutan pekan ke-25 Liga Inggris 2022/2023. Mereka sudah ditunggu tuan rumah Tottenham Hotspur, Minggu (26/2/2023) malam WIB.
Menjelang pertandingan itu, Potter merasa sakit hati dengan sikap suporter yang memberi ancaman untuk dirinya dan keluarganya.
“Saya mendapat beberapa email yang tidak terlalu bagus yang ingin saya mati dan ingin anak-anak saya mati. Jadi itu jelas tidak menyenangkan untuk diterima,” tutur Potter seperti dilansir dari ESPN.
Tantangan Besar
Graham Potter menilai bahwa suporter memandang hanya kemenangan sebagai harga mati yang tidak bisa ditawar. Ia memaklumi hal itu menjadi tantangan tersendiri untuknya dan bertekad sekuat tenaga mewujudkan hasil yang positif.
"Jika kami tidak mendapatkan hasil maka jelas itulah yang terjadi. Itulah sepak bola dan begitulah adanya. Ini tantangan bagi saya,” lanjut eks pelatih Brighton.
Pahami Perasaan Fans
Graham Potter mengaku paham dengan perasaan para suporter Chelsea setelah rangkaian hasil pertandingan yang minor. Sementara mengenai ancaman dari suporter terhadap Potter dan keluarganya, pihak klub Chelsea akan menindaklanjuti ke ranah hukum.
"Saya mengerti bahwa suporter pulang dan mereka benar-benar kesal karena tim yang didukung tidak menang. Tapi saya jamin hidup saya selama tiga atau empat bulan terakhir cukup biasa-biasa saja terlepas dari kenyataan bahwa saya sangat berterima kasih atas pengalaman ini. Betapa hebatnya tantangan ini,” jelas Graham Potter.
Sumber: ESPN