Bola.com, Jakarta - Orang top memang tak ada habisnya. Terus dibicarakan, kisah hidupnya pun terus dikulik. Kali ini masih tentang Lionel Messi, si tua-tua keladi itu. Veteran berusia 36 tahun asal Argentina kini memperkuat raksasa Prancis, Paris Saint-Germain (PSG).
Sebelumnya, La Pulga berkostum Barcelona. Sangat lama dia di sana, sebelum akhirnya hijrah ke PSG pada 2021. Selama 17 tahun pengabdiannya sejak naik pangkat ke tim senior pada 2004, tiada ada trofi yang tak disabet Messi bersama Blaugarana.
Dalam balutan jersey kebanggaan Barcelona pula, Messi memenangkan tujuh Ballon d'Or. Di Piala Dunia 2022 lalu, Lionel Messi tak hanya membawa Timnas Argentina juara tapi juga dinobatkan sebagai Pemain Terbaik.
Tak Datang Gratisan
Sukses besar Lionel Messi tak datang begitu saja. Semua itu berasal dari berkat kerja keras, kesabaran, dan pastinya dukungan dari orang-orang terdekat. Sebelumnya, Lionel Messi, berada di bawah bayang-bayang Pemain Terbaik Dunia yang juga idolanya, Ronaldinho.
Lionel Messi dan Ronaldinho pernah sama-sama di Barcelona, hanya saja beda "status". Ronaldinho selama masa keemasannya dari 2003 sampai 2008 merupakan pemain andalan. Sedangkan Lionel Messi masih pemain junior yang datang dari bangku cadangan.
Pada Februari 2006, Lionel Messi ikut dalam perjalanan ke London, Inggris. Armada Frank Rijkaard menantang Chelsea dalam laga babak 16 besar Liga Champions.
Cukup Melambung
Saat itu, Lionel Messi sudah cukup melambung. Bakatnya yang luar biasa menghiasi media-media papan atas di seluruh dunia. Oleh karena itu, rencana kedatangannya ke Inggris memantik animo pecinta sepak bola di sana.
Apalagi, inilah kali pertama mereka akan menyaksikan dengan mata kepala sendiri aksi sang wonderkid. Di balik rasa penasaran tadi, nun jauh di sana, di Stamford Bridge, Andre Villas-Boas, asisten pelatih Jose Muorinho, memaparkan siapa sosok Messi kepada semua penggawa The Blues.
"Dia pemain muda yang berkualitas dan memiliki kecepatan. Dia juga kidal. Cara bermainnya persis seperti Ronaldinho. Dia sangat menakjubkan, terlebih ketika satu lawan satu," kata Boas.
Cara Menghentikan
Lantas, bagaimana cara menghentikan Messi? Menurut Boas, caranya sangat mudah namun kudu penuh perhitungan. "Jika ada pilihan untuk melanggarnya, lakukan saja. Tapi ingat, kalukan itu di luar kotak penalti," kata Boas.
Sebelum bubar, Boas kembali mengingatkan pemain Chelsea dengan pesan naif: Pelanggaran!. Jelang duel, kedua kubu diselimuti tensi tinggi. Pada musim sebelumnya di pentas yang sama, The Blues tumbang 1-2 di Camp Nou.
Mourinho tak sreg dengan kekalahan skuadnya. Soalnya, dia menuding Rijkaard ikut mempengaruhi wasit sehingga Didier Drogba diganjar kartu merah pada menit ke-57. Bomber Pantai Gading itu melakukan pelanggaran terhadap Victor Valdes, kiper Barcelona.
Kejutan Khusus
Akan tetapi, di luar dugaan, Chelsea-lah yang melaju ke perempat final setelah sukses membalikkan keadaan dalam kemenangan 4-2 pada laga leg 2 di kandang sendiri. Kini, giliran Rijkaard yang tak terima dengan kekalahan timnya.
Sampai-sampai legenda Belanda itu harus ditahan saat pertengkaran meletus di dekat terowongan. Dalam laga sarat kontroversi itu, Messi belum promosi ke tim senior.
Meski begitu, Messi bisa merasakan betapa dia juga sudah masuk pusaran persaingan. "Ada pemain di sini yang lebih membenci Chelsea daripada Real Madrid,” kata Messi kepada News of the World pada 2006.
Curhat Khusus
“Saya tidak pernah menyangka akan mendengar diri saya mengatakan itu. Saya juga tidak pernah berpikir akan melihat sesuatu yang lebih buruk dari persaingan Boca dan River Plate atau Brasil vs Argentina," katanya lagi.
"Kami lebih suka melawan Arsenal, Manchester United atau siapa pun daripada berada di lapangan bersama Chelsea," tegas Messi. Kini, tibalah kedua tim akan saling bunuh di Stamford Bridge. Rijkaard menurunkan trisula barunya yakni Samuel Eto'o, Ronaldinho, dan tentu saja Messi.
Di kubu sebelah, Mourinho juga bersiap dengan pemain-pemain terbaiknya macam Petr Cech, John Terry, dan Ricardo Carvalho. Messi mengenakan nomor punggung 30. Si mungil itu meliuk-liuk laksana belut dengan gerakan kedua kaki yang luar biasa.
Guna menghentikannya, pemain-pemain Chelsea ingat wejangan Boas. Messi pun beberapa kali mendapat tebasan dari pemain tuan rumah. Paling mengerikan saat Asier del Horno melakukan tekel horor terhadap Leo Messi yang membuat The Blues harus bermain dengan 10 pemain saat laga memasuki menit ke-36.
Tak Roboh
Walau ditebas bertubi-tubi, Lionel Messi sama sekali tak rubuh. Akhirnya, tim tamu melewati malam ketat itu dengan kemenangan 2-1. Dwigol kemenangan Barcelona via Eto'o dan gol bunuh diri bek Chelsea, John Terry.
Jose Mourinho berang melihat kekalahan pasukannya. Dibakar emosi, Mourinho menyemprot Terry dkk usai laga.
“Bisakah Messi diskors karena berakting? Barcelona adalah kota budaya dengan banyak teater hebat dan bocah ini telah belajar dengan sangat baik. Dia belajar akting-bermain," ketusnya.
Usai kekalaha di leg pertama, Chelsea juga tampil mengecewakan kala bertandang ke Camp Nou beberapa hari kemudian. Pada leg 2, Chelsea hanya mampu bermain imbang 1-1.
Sampai Kapan
Kini, Mourinho dan Lionel Messi masih eksis. Mourinho menukangi AS Roma, sedangkan Messi masih berjuang keras agar bisa lolos ke semifinal Liga Champions 2022/2023.
Pada laga leg 1 di Parc des Princes pekan silam, PSG kalah 0-1 dari wakil Jerman, Bayern Munchen. Bagaimana petualangan Messi selanjutnya? Kita tunggu bersama.
Sumber: Planetfootball