Bola.com, Malang - BRI Liga 1 2022/2023 bukan musim yang indah bagi striker asing Arema FC, Abel Camara. Hingga matchday ke-23, penyerang asal Guinea Bissau itu baru mencetak empat gol.
Di pengujung putaran pertama, dia juga sempat absen dalam beberapa laga. Karena itu dia baru tampil dalam 15 pertandingan di Liga 1.
Laga terdekat Arema melawan Persik Kediri (28/2/2023) sosok Abel Camara kembali absen karena akumulasi kartu.
Padahal penyerang kelahiran 6 Januari 1990 itu diharapkan melebihi performa Carlos Fortes. Striker Arema FC musim lalu yang berhasil mencetak 20 gol dalam satu musim.
Apalagi Camara didatangkan dari klub kasta tertinggi Liga Portugal, Belenenses. Otomatis ekspektasi manajemen dan fans Arema FC sangat tinggi kepadanya.
Pengalaman di Portugal Bukan Jaminan
Tapi, pengalaman di kasta tertinggi Portugal tak jadi garansi bagi pemilik nomor punggung 29 di Arema itu bersinar di Indonesia.
Sepertinya Abel Camara mengalami masalah dengan adaptasi. Bukan adaptasi dengan Kota Malang dan Indonesia. Karena dia punya rekan dua pemain asing yang lama bermain di Portugal. Yakni Sergio Silva dan Adilson Maringa.
Camara tidak bisa beradaptasi secara permainan dengan Singo Edan. Di satu sisi, dia minim dapat suplai bola matang dari rekan satu timnya.
Tapi di sisi lain, rekannya seperti tidak paham seperti apa suplai bola yang diinginkan Camara. Artinya, belum ada chemistry antara Camara dengan pemain Arema.
Bola.com menemukan beberapa fakta tentang kinerja Camara bersama Arema FC. Yuk scroll ke bawah untuk mengetahuinya.
Cetak Gol Penentu Gelar Piala Presiden 2022
Camara gabung dengan Arema FC ketika Piala Presiden sudah berjalan. Artinya, tidak ada waktu baginya untuk melakukan adaptasi. Namun, kondisi fisiknya tidak mengecewakan. Karena dia datang ke Indonesia setelah Liga Portugal baru selesai.
Tak butuh waktu lama, Camara jadi bagian penting Arema di turnamen pramusim tersebut. Dia tampil dalam 5 pertandingan dan mencetak 2 gol. Tidak terlalu banyak memang, tapi golnya sangat penting. Terutama di laga final.
Seperti diketahui, final Piala Presiden digelar dengan sistem home and away. Agregat Arema menang 1-0 dari Borneo FC yang waktu itu lebih diunggulkan.
Camara mencetak satu-satunya gol di laga final. Tepatnya saat final pertama yang berlangsung 14 Juli 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Sedangkan final kedua di Samarinda berakhir tanpa gol.
Camara jadi pahlawan waktu itu. Karena golnya membuat Arema kembali meraih trofi Piala Presiden. Seiring dengan hal itu, ekspektasi kepadanya semakin tinggi.
Publik, manajemen dan pelatih Arema yakin, Camara bisa jadi predator di kotak penalti lawan. Harapannya, tentu melebihi capaian Carlos Fortes.
Striker Arema yang awal musim ini pindah ke PSIS Semarang. Padahal Fortes tampil garang dengan Arema di Liga 1 2021/2022 dengan mencetak 20 gol.
Baru Cetak Gol di Pekan ke-4
Sinyal jika performa Camara mulai menurun terlihat di Liga 1. Karena jadi pemain penting di Piala Presiden dalam persiapan yang mepet, dia diharapkan bisa memberi efek luar biasa untuk lini depan Arema di Liga 1. Tapi realitanya tidak demikian.
Camara baru mencetak golnya di pekan ke-4. Waktu itu, Singo Edan menang 2-1 di kandang tim tangguh Bali United.
Harapan kepada Camara agar mencetak gol-gol penting di laga selanjutnya kembali muncul. Namun hal itu tak terjadi. Camara baru mencetak gol lagi ketika menghadapi Rans Nusantara di Malang pada 18 Agustus.
Setelah itu, Camara mencetak dua gol ketika Arema kalah dari Persebaya Surabaya 1 Oktober 2022 atau hanya hitungan jam sebelum Tragedi Kanjuruhan terjadi. Setelah itu, dia belum mampu menjebol gawang lawan lagi.
Bahkan ketika dapat kesempatan jadi eksekutor penalti melawan Rans Nusantara pada 8 Februari, dia gagal mencetak gol.
Jadi, baru tiga tim lawan yang gawangnya berhasil dirobek oleh Camara. Sebuah catatan yang buruk bagi penyerang asing alumni kasta tertinggi Liga Portugal.
Bersitegang dalam Latihan
Minim gol sepertinya membuat Camara kurang nyaman. Itu terbawa ke lapangan. Sebuah momen mengejutkan sempat terjadi dalam sesi latihan.
Belakangan, Camara jadi sosok yang pendiam. Dia jarang berbicara dengan rekannya. Padahal komunikasi sangat penting untuk mendapatkan chemistry.
Dalam sebuah sesi latihan 1 Februari 2023 di Lapangan Universitas Brawijaya Malang, Camara sempat bersitegang dengan bek yang baru didatangkan Arema dari PSMS Medan, Joko Susilo. Momennya terjadi begitu cepat.
Dalam situasi latihan game, Joko hendak membuang bola dengan kaki kirinya. Namun disaat bersamaan, Camara menghadangnya dengan cukup keras.
Benturan pun terjadi. Hal ini membuat Joko mempertanyakan tindakan Camara. Dua pemain sempat adu argumen. Tapi hanya hitungan detik. Lalu pemain lain datang dan melerai keduanya.
Dari informasi yang diterima Bola.com, Camara tidak terima karena Joko sering memberikan pressing ketat kepadanya dalam sesi latihan sebelumnya.
Sehingga dia ingin membalas dengan pressing ketat juga saat Joko menguasai bola. Sehari sebelum bersitegang dengan Joko, Camara sempat kurang suka dengan situasi latihan Arema.
Ketika sesi small game, beberapa pemain Arema sempat tertawa ketika ada momen lucu yang terjadi. Tapi Camara yang tidak mengerti bahasa Indonesia sepertinya salah paham.
Sehingga dia menyampaikan kepada rekannya agar tidak terlalu banyak tertawa. Itu disampaikannya dengan wajah yang serius.
Mulai Rentan Cedera
Musim ini, bisa dibilang Camara rentan cedera. Dia sudah melewatkan 7 pertandingan hanya sebagai penonton.
Rinciannya, dia absen dalam satu pertandingan karena cedera hamstring. Sedangkan 6 pertandingan lainnya dilewatkan karena cedera pangkal paha.
Rangkaian cedera itu disinyalir mengganggu peforma Camara. Karena kondisinya terus menurun. Dari informasi yang disampaikan pelatih Arema sebelumnya, Javier Roca, Camara tidak terbiasa berlatih di lapangan yang keras.
Jika dia terlalu lama latihan dengan lapangan yang keras, kondisi Camara bakal cepat habis.