Bola.com, Jakarta - Kesempatan kedua. Tampaknya frasa tersebut layak disematkan pada pelatih karismatik, Indra Sjafri. Ia kembali terpilih menangani Timnas Indonesia pada SEA Games 2023 di Kamboja.
Pelatih yang dianggap berjasa memoles talenta-talenta sepak bola terbaik Indonesia ini sebelumnya pernah menangani Timnas Indonesia U-22 pada SEA Games 2019. Egy Maulana Vikri, Osvaldo Haay, hingga Saddil Ramdani adalah nama-nama andalannya kala itu.
Indra Sjafri, seperti pelatih-pelatih lainnya, tentu dibebankan untuk memenangi emas SEA Games 2019. Namun, melihat hasil drawing, publik awalnya ragu Timnas Indonesia U-22 saat itu mampu minimal lolos ke semifinal.
Tergabung bersama Thailand dan Vietnam, Timnas Indonesia U-22 justru mampu tampil luar biasa dan lolos ke final. Sayang, pada final alias perebutan emas SEA Games 2019 Filipina, Indra Sjafri gagal mewujudkan ambisinya menjadi juara.
Kali ini, Indra Sjafri kembali mendapatkan mandat untuk menangani Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2023 Kamboja. Bola.com mengajak pembaca sekalian untuk mengulas kembali perjalanan Witan Sulaeman dkk. pada edisi 2019.
Tekad Akhiri Puasa Emas SEA Games 2019
Indra Sjafri menyambut antusias perhelatan SEA Games 2019. Pria asal Sumatra Barat itu bertekad untuk membawa pulang medali emas SEA Games yang belum lagi mampu diraih Indonesia sejak 1991.
"Ini event pertama saya pada multiajang. Jadi, saya baru punya pengalaman pertama mengikuti SEA Games," kata Indra Sjafri.
"Saya mendapatkan tugas untuk bisa memecah kebuntuan karena sejak 1991 Indonesia belum pernah lagi meraih medali emas. Atas izin Allah SWT, mudah-mudahan kami bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa Indonesia," tegas Indra Sjafri.
Timnas Indonesia U-22 saat itu berisikan 20 pemain untuk bertempur di SEA Games 2019. Evan Dimas dan Zulfiandi mengisi kuota pemain senior.
Timnas Indonesia U-22 berada di Grup B SEA Games 2019 bersama Vietnam, Thailand, Brunei Darussalam, Laos, dan Singapura. Bagaimana perjalanan Merah Putih?
Bermaterikan Generasi Emas
Indra Sjafri membawa salah satu generasi terbaik, jika bukan yang terbaik, ke SEA Games 2019. Nama-nama seperti Nadeo Arga Winata, Evan Dimas, Witan Sulaeman, hingga Saddil Ramdani jadi tumpuan.
Selain itu, ada pula Rachmat Irianto dan Asnawi Mangkualam yang hingga saat ini merupakan langganan Timnas Indonesia senior. Kecerdikan Indra Sjafri meracik materi pemain yang dibawanya mebuat Merah Putih kesulitan menebak seperti apa gaya permainan Andy Setyo cs.
Indra Sjafri kerap memainkan pola 4-3-3, memanfaatkan kecepatan di sisi lapangan. Firza Andika dan Asnawi jadi andalan di posisi bek, sementara di lini depan ada sosok Osvaldo dan Saddil.
Beberapa supersub juga seringkali jadi pembeda. Sani Rizki, Syahrian Abimanyu, Irkham Milla, hingga Feby Eka Putra acap kali dipercaya saat Timnas Indonesia U-23 mengalami kebuntuan.
Alhasil, Timnas Indonesia U-23 lolos ke semifinal dengan status runner-up di bawah Vietnam. Hebatnya, Garuda Muda mengalahkan Thailand pada laga perdana babak penyisihan alias babak grup.
Tancap Gas pada Fase Grup
Setelah mengalahkan Thailand, Timnas Indonesia U-22 makin percaya diri menatap laga berikutnya. Menghadapi Singapura, Osvaldo Haay dan Asnawi Mangkualam berhasil membawa timnya menang 2-0, sama ketika mengalahkan Thailand pada laga sebelumnya.
Laga berat kembali ditemui Timnas Indonesia U-22. Melawan Vietnam, Sani Rizki sebetulnya sukses membawa Garuda Muda memimpin lebih dulu pada menit 23'.
Akan tetapi, gol Nguyn Thanh Chung menit 64' dan Nguyen Hoang Duc pada injury time membuyarkan asa Timnas Indonesia U-22 untuk meraih kemenangan.
Tak Ingin tenggelam dengan penyesalan, Timnas Indonesia U-22 bangkit pada dua laga pemungkas. Brunei Darussalam dibantai 8-0, di mana Osvaldo mencetak tiga gol, dan Egy Maulana Vikri mencatatkan brace.
Menghadapi Laos pada laga pemungkas Grup B, Timnas Indonesia U-22 kembali menang. Osvaldo Haay dua kali mencetak gol untuk memberikan kemenangan penting 4-0.
Kehabisan Bensin pada Semifinal dan Final?
Berstatus runner-up Grup B mengharuskan Timnas Indonesia U-22 bersua Myanmar, tim yang di luar dugaan keluar sebagai juara Grup A di atas Filipina dan Malaysia. Menariknya, runner-up Grup A adalah Kamboja.
Hal ini membuat Timnas Indonesia U-22 tak boleh lengah karena Myanmar terbukti mampu tampil istimewa sepanjang fase grup. Benar saja, Myanmar bukan lawan mudah.
Gol pertama baru tercipta pada babak kedua melalui Evan Dimas. Egy kemudian menambah gol menit 71'. Skor 2-0 tampaknya cukup nyaman buat Timnas Indonesia. Benarkah demikian?
Myanmar tak mau menyerah begitu saja. Dua gol cepat menit 79' dan 80' membuat Timnas Indonesia U-22 terhenyak. Keunggulan 2-0 tak disangka-sangka lenyap hanya dalam hitungan detik.
Pertandingan berlanjut ke babak tambahan. Osvaldo Haay membawa Timnas Indonesia U-22 kembali memimpin menit 102', sebelum Evan Dimas memastikan kemenangan menjadi 4-2 menit 113'.
Bermain sampai babak tambahan tampaknya berimbas pada fisik Timnas Indonesia U-23. Kelalahan begitu terlihat saat final menghadapi Vietnam.
Kecepatan, akselerasi, hingga gaya permainan vertical tiki-taka yang jadi ciri khas Indra Sjafri tidak begitu terlihat. Vietnam memanfaatkan hal ini dan mengakhiri perjuangan Timnas Indonesia dengan kemenangan 3-0.
Baca Juga
Indra Sjafri Konfirmasi 2 Calon pemain Naturalisasi Timnas Indonesia U-20 Datang ke Jakarta pada 14 November 2024, Siapa Saja?
Hebring Euy! Timnas Indonesia Termasuk 9 Macan Benua Kuning di Semua Pentas Piala Asia, Bukti Efek Shin Tae-yong?
Timnas Indonesia U-20 Tetap Pede Meski Tergabung di Grup Berat Piala Asia U-20 2025