Merespons Wacana Pembatasan Pemain Naturalisasi di BRI Liga 1 Musim Depan, Beto: Tolong Hargai Kami!

oleh Ana Dewi diperbarui 08 Mar 2023, 05:15 WIB
Pemain naturalisasi milik Madura United, Beto Goncalves. (Dok. Madura United)

Bola.com, Yogyakarta - Sarasehan sepak bola nasional yang digelar PSSI di Surabaya pada Sabtu (4/3/2023) menghasilkan sejumlah keputusan penting. Selain membahas jadwal kompetisi musim depan, satu poin dari agenda itu bicara mengenai pembatasan pemain naturalisasi bagi klub Liga 1.

Adapun dalam regulasi baru tersebut nantinya tiap klub tidak boleh memiliki lebih dari dua pemain naturalisasi. Kebijakan pembatasan kuota pemain ini pun mendapat beragam respons dari sejumlah pemain naturalisasi yang pernah membela Timnas Indonesia.

Advertisement

Beberapa di antaranya seperti Diego Michiels, Marc Klok, Ezra Walian, Stefano Lilipaly, Victor Igbonefo, Ilija Spasojevic, Herman Dzumafo, hingga Beto Goncalves.

Keresahan terkait wacana pembatasan pemain naturalisasi, disuarakan para pemain lewat akun media sosial masing-masing pada Senin (6/3/2023). Mereka yang telah dinaturalisasi sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) merasa didiskriminasi dan diperlakukan tidak adil.

Dihubungi Bola.com, Beto Goncalves mengaku tidak setuju dengan rencana pembatasan pemain naturalisasi di kompetisi Liga 1 musim 2023/2024. Menurutnya, wacana tersebut melukai hati para pemain naturalisasi.

"Itu menurut saya kurang baik. Saya pikir itu enggak hormat dengan kami yang sudah lama di Indonesia dan sudah proses sangat lama untuk menjadi WNI, untuk tinggalin negara dan pindah ke Indonesia sudah 17 tahun jauh dari keluarga," ujar Beto Goncalves Selasa (7/3/2023) siang.

"Untuk sekarang mereka bilang kami bukan WNI, tapi naturalisasi. Kalau di KTP ini enggak ada naturalisasi, di KTP adalah warga negara Indonesia. Itu saja," sambung striker Madura United tersebut.

2 dari 5 halaman

Tolong, Hargai Pemain Naturalisasi!

Madura United - Beto Goncalves (Bola.com/Adreanus Titus)

Penyerang berusia 42 tahun itu meminta supaya federasi sepak bola Indonesia alias PSSI menghargai para pemain yang rela meninggalkan negara asal demi menjadi bagian dari Indonesia.

Terlebih lagi, lanjut Beto, saat memutuskan untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), ia sepenuhnya ingin mengabdi kepada negara yang dicintainya. Apalagi untuk bisa menjadi WNI tidak dilalui Beto dengan mudah. Banyak tahapan yang harus dia jalani.

"Jadi apa yang sudah kami buat dengan Timnas Indonesia, untuk sepak bola Indonesia, dan berapa kali top scorer, ini semua seperti tidak dihargai," keluhnya.

"Sekarang orang naturalisasi juga mereka ada pilihan. Mereka meninggalkan negara asal, memilih pilih Indonesia, memiliki istri Indonesia, anak Indonesia. Jadi kami butuh kerja di Indonesia, tetapi sekarang ada batas," lanjut Beto.

3 dari 5 halaman

Kenapa Ada Batasan?

Timnas Indonesia - Gonzales, Beto Goncalves, Spasojevic (Bola.com/Adreanus Titus)

Satu hal yang pasti, rencana pembatasan pemain naturalisasi membuat Beto geleng-geleng kepala. Dia mempertanyakan dari mana ide awal itu bisa muncul.

Beto berharap wacana ini bisa dikaji ulang sebelum nantinya diimplementasikan.

"Ketika kami main di Timnas Indonesia enggak ada yang bilang naturalisasi di sana adanya lokal. Namun, sekarang waktu main di kompetisi jadi ada naturalisasi dan dibatasi kuota. Enggak enak begitu karena kami sudah berusaha untuk dapat WNI," tegasnya.

"Kami kerja lama untuk jadi WNI di sini. Saya merasa hanya butuh dihargai saja. Kami enggak ada beda. Warga negara Indonesia itu jadi pemain lokal, enggak ada naturalisasi. Saya pikir kami semua sama," pungkasnya.

 

4 dari 5 halaman

Erick Thohir Buka Suara

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir (kanan) memberikan keterangan di samping Wakil Ketua Umum PSSI, Ratu Tisha pada konferensi pers Keputusan Bersama Sarasehan Sepak Bola Indonesia yang berlangsung di GBK Arena, Jakarta, Minggu (05/03/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Soal kegaduhan yang terjadi, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, pun akhirnya angkat bicara. Menteri BUMN itu secara tegas membantah adanya diskriminasi terhadap pemain naturalisasi.

"Saya rasa enggak ada yang didiskriminasi kok. Kalau ada klub mengukurkan naturalisasi sebagai jalan singkat prestasi, itu yang kita harus atur," papar Erick Thohir.

"Mengapa pembatasan naturalisasi kami dorong, supaya jangan tiba-tiba sebelas orang yang bermain, isinya lima pemain asing ditambah enam pemain naturalisasi."

"Artinya apa kalau begitu? Bukan orang kita semua. Itupun kalau pemain naturalisasinya bermain untuk Timnas Indonesia. Makanya kami bikin batasan," lanjutnya.

Tak hanya Liga 1, regulasi Liga 2 juga ikut berubah. Kalau biasanya kompetisi kasta kedua itu tidak mengenal pemain asing, maka mulai musim depan kondisinya akan berbeda.

5 dari 5 halaman

Persaingan di BRI Liga 1 saat Ini