Bola.com, Malang - Arema FC menunjuk nahkoda baru di sisa kompetisi BRI Liga 1 2022/2023. Joko 'Getuk' Susilo dapat mandat dari manajemen sebagai pelatih kepala.
Sedangkan pelatih sebelumnya, I Putu Gede Swisantoso turun pangkat sebagai asisten pelatih. Keputusan ini diambil lantaran Joko Susilo sudah mengantongi lisensi AFC Pro. Sehingga dia memenuhi regulasi sebagai pelatih kepala.
Sedangkan Putu Gede saat ini masih proses mendapatkan lisensi AFC Pro. Pertengahan bulan ini, dia harus meninggalkan Arema kurang lebih 13 hari untuk melanjutkan kursus kepelatihan di Turki.
Lantas, apa yang jadi pertimbangan Getuk menerima pinangan Arema? Dia mengaku punya hubungan yang baik dengan manajemen dan tim pelatih Arema.
Sempat Belasan Tahun Jadi Asisten Pelatih di Arema
Jadi saat mendapatkan tawaran dari Arema, Joko Susilo, pelatih 52 tahun ini tidak bisa menolaknya.
"Saat ini situasinya tidak lazim. Tapi, karena saya punya komunikasi dan hubungan baik dengan manajemen dan Putu Gede beserta staf kepelatihan. Itu yang membuat saya ada di dalam tim ini sekarang,” jelasnya.
Getuk sempat belasan tahun jadi asisten pelatih Arema. Setelah itu dia naik pangkat sebagai pelatih kepala musim 2017/2018. Namun saat jadi pelatih kepala, prestasinya kurang apik.
Musim 2017, dia menggantikan Aji Santoso di tengah musim. Getuk membawa Arema meraih 6 kemenangan, 6 kekalahan dan 5 kali imbang. Sehingga Arema finish di urutan 9 klasemen akhir.
Musim 2018, dia hanya bertahan dalam 9 pertandingan. Karena Arema ada di zona degradasi, posisinya dilengserkan.
Waktu itu, Getuk sedang melakukan regenerasi tim. Namun tidak berjalan mulus di awal musim. Terlalu banyak pemain muda membuat mental bertanding Arema runtuh. Sehingga dia harus angkat kaki dari Singo Edan.
Getuk Lebih Percaya Diri
Setelahnya, dia sempat jadi asisten pelatih di Timnas Indonesia pada 2019. Kemudian, Getuk sempat jadi pelatih kepala di Persik Kediri, PS Pati dan PSKC Cimahi.
Dirasa sudah lebih berpengalaman sebagai pelatih kepala, Getuk diminta kembali manajemen Arema. Terlihat jika dia lebih percaya diri saat ini. Meskipun Arema sekarang berbeda dengan tim yang ditanganinya beberapa tahun silam.
Saat ini, Singo Edan harus bermain sebagai tim musafir hingga akhir musim. Karena mereka menjalani sanksi komdis PSSI akibat Tragedi Kanjuruhan.
"Saya sudah mengalami beberapa fase di Arema. Dengan kebersamaan, kami bisa mengatasi semua ini. Situasi yang tidak mudah. Bagi saya, ini jadi sebuah pertarungan dan tantangan tersendiri,” tegasnya.
Prioritaskan Hasil Akhir Ketimbang Karakter Bermain
Biasanya, ketika mantan pemain dan pelatih diminta kembali, manajemen memberikan tugas mengembalikan karakter tim. Getuk mengaku hal itu juga dibebankan kepadanya. Namun saat ini, dia punya pandangan berbeda.
"Untuk mengembalikan karakter, itu proses. Tapi, sekarang fokus di sisa pertandingan dulu. Harus selesaikan kompetisi dengan hasil yang baik," kata Getuk.
"Setelah itu membuat Arema ke jalurnya. Seperti mengembalikan ciri khas dan karakter bermainnya,” sambungnya.