Bola.com, Jakarta - Piala Dunia U-20 2023 sudah ada di depan mata. Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumahnya pada 20 Mei hingga 11 Juni mendatang.
Indonesia terus mengebut persiapan dengan matang untuk menyambut perhelatan Piala Dunia U-20 2023. Sebanyak enam stadion di enam kota terus berbenah dan baru saja dicek oleh ketua PSSI sekaligus pantia penyelanggara, Erick Thohir.
Sebanyak 24 negara termasuk tuan rumah Indonesia juga sudah memastikan diri berkiprah di Piala Dunia U-20 2023. Untuk pengundian babak penyisihan grup akan dilakukan di Bali pada 31 Maret mendatang.
Berbicara Piala Dunia U-20, turnamen akbar kedua setelah Piala Dunia senior punya sejarah tidak kalah panjang. Turnamen ini mulai digelar pada tahun 1977. Yuk simak ulasan menarik dari Bola.com tentang historis dan perjalanan Piala Dunia U-20 berikut ini:
Pertama Digelar 46 Tahun Lalu
Piala Dunia U-20 tahun 2023 di Indonesia merupakan turnamen edisi ke-23 sejak pertama kali digelar pada tahun 1977 di Tunisia.
Sejak pertama kali diadakan pada tahun 1977, Piala Dunia U-20 sudah diikuti oleh sebanyak 76 negara yang mengirimkan tim nasionalnya. Gelaran ini pun sudah melahirkan para juara baru dan mencetak pemain kelas dunia.
Argentina sejauh ini menjadi pemegang gelar juara Piala Dunia U-20 terbanyak yakni enam gelar. Argentina pertama kali berhasil menjadi juara pada edisi kedua tahun 1979 yang diadakan di Jepang.
Sedangkan Ukraina adalah juara bertahan yang berhasil menjadi juara pada tahun 2019. Kini dalam menyambut Piala Dunia U-20 2023, seluruh tim nasional sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Daftar Pemenang Piala Dunia U-20
Daftar Juara Piala Dunia U-20 dari Masa ke Masa:
1977 - Uni Soviet
1979 - Argentina
1981 - Jerman Barat
1983 - Brasil
1985 - Brasil
1987 - Yugoslavia
1989 - Portugal
1991 - Portugal
1993 - Brasil
1995 - Argentina
1997 - Argentina
1999 - Spanyol
2001 – Argentina
2003 – Brasil
2005 – Argentina
2007 - Argentina
2009 - Ghana
2011 - Brasil
2013 - Perancis
2015 - Serbia
2017 - Inggris
2019 - Ukraina
2023 - ?
Kiprah Tim Merah Putih
Bagi Timnas Indonesia, ajang Piala Dunia U-20 bukan pertama kalinya berkiprah. Pada 1979, tim merah putih mendapat tiket ke Piala Dunia U-20 yang berlangsung di Tokyo, Jepang.
Timnas Indonesia tidak lolos melalui jalur kualifikasi, melainkan karena alasan politis. Kala itu, seharusnya juara dan runner-up Piala Asia Junior 1978, Korea Selatan (Korsel) dan Irak, yang berhak lolos, tapi ternyata nasib mujur menimpa Indonesia.
Irak mengundurkan diri, dan Korea Utara yang ditunjuk sebagai pengganti menolak untuk tampil. Indonesia yang gugur di perempat final Piala Asia Junior 1978 akhirnya yang terpilih mengikuti putaran final Piala Dunia U-20 1979.
Hasil undian Piala Dunia U-20 1979 menempatkan Indonesia bersama Argentina, Polandia, dan Yugoslavia di Grup B, yang kala itu tergolong sebagai grup neraka.
Pelatih Timnas Indonesia U-20 kala itu Sutjipto Suntoro dan anak buahnya harus meladeni Argentina yang dipimpin Diego Armando Maradona, sebagai favorit juara. Benar saja, pemain yang akhirnya menjadi legenda sepak bola Argentina itu memporakporandakan pertahanan Indonesia. Argentina menang 5-0 atas Indonesia pada 26 Agustus 1979.
Maradona memborong dua gol, sedangkan tiga gol Argentina lainnya disarangkan Ramon Diaz. Itu juga mengawal rentetan hasil buruk Indonesia lainnya di penyisihan grup Piala Dunia U-20.
Setelah kalah dari Argentina, kemudian Indonesia juga takluk enam gol tanpa balas dari Polandia di laga kedua. Selanjutnya, giliran Yugoslavia yang menghancurkan Indonesia 5-0 di pertandingan terakhir Grup B.
Akhirnya, Indonesia tersingkir di penyisihan grup Piala Dunia U-20 1979, karena selalu kalah, kebobolan 16 gol dan tidak mampu sekalipun mencetak gol.
Skuad Timnas Indonesia di Piala Dunia U-20 1979
- Kiper: Endang Tirtana (Warna Agung), Fachrizal (Perkesa 78)
- Belakang: Tommy Herru Latuperissa (PSMS Medan), Eddy Sudarnoto (Jayakarta), Imam Murtanto (Tidar Sakti), Didik Darmadi (Persis Solo), Nus Lengkoan (Indonesia Muda)
- Gelandang: Memed Permadi (Jayakarta), Budhi Tanoto (Tunas Jaya), Arief Hidayat (Jayakarta), Subangkit (Jaka Utama), Mundari Karya (Jaka Utama)
- Depan: Pepen Rubianto (Buana Putra), Bambang Nurdiansyah (Arseto), Bambang Irianto (Jayakarta), Syamsul Surjono (Indonesia Muda), David Sulaksmono (Jayakarta), Bambang Sunarto (Jaka Utama)